Dentuman dari Markas Penjinak Bahan Peledak
Ledakan dari Detasemen Gegana Polda Jatim di Jalan Gresik, Surabaya, mengagetkan dan membangkitkan pengalaman traumatis.
Hartati (38) tengah menyiapkan kopi tatkala terdengar tiga kali suara dentuman. Suara yang menggelegar itu membuatnya refleks berlari menjauhi kompor sambil menunduk dan menutup telinga.
”Hampir copot jantungku, Mas,” katanya, Senin (4/3/2024).
Dentuman itu terjadi pukul 10.20 WIB, tak jauh dari Sentra Wisata Kuliner Krembangan, tempatnya mengelola usaha kopi. Suara dentuman terkeras ialah yang terakhir, mengguncang para pengunjung di pusat jajan yang terletak di sebelah barat kompleks Detasemen Gegana Satuan Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah Jawa Timur, Jalan Gresik Nomor 39, Surabaya.
Saat ledakan terjadi, Hartati refleks berlari menjauhi kompor. Rupanya, suara itu dari sisa bahan peledak di gudang sementara markas Gegana. Kepulan asap putih dan biru dari gudang tampak dari tempatnya berdiri. Jalan Gresik depan detasemen dipenuhi serpihan material. ”Terus ada petugas minta kami menjauh dulu,” kata Hartati.
Baca juga: Ledakan di Kantor Brimob Polda Jatim Diduga karena Sisa Bahan Peledak
Persis di seberang Detasemen Gegana ialah Markas Komando Distrik Militer 0830/Surabaya Utara. Kedua kompleks terpisah oleh Jalan Gresik, ruas arteri bukan tol penghubung Surabaya dan Gresik. Ledakan memecahkan kaca dinding dan plafon teras markas tentara itu.
Kalau letusan ban, kok, nyaring banget, terus sampai terasa bergetar seperti gempa bumi.
Ledakan juga mengakibatkan kerusakan minor, terutama pada kaca rumah, toko, kedai, atau kios yang tidak tahan guncangan. Misalnya, kaca meja etalase kios SWK Krembangan ada yang pecah. Selain itu, kaca rumah dan warung di Jalan Ikan Trowani samping Kodim. ”Warung yang kacanya pecah langsung tutup, orangnya pulang,” ujar Hartati.
Ari Wibowo (45), warga, mengatakan sedang berada di suatu warung di Jalan Ikan Trowani saat terdengar tiga kali ledakan. Ia dan kalangan warga penasaran karena dentuman amat keras. Mereka cukup akrab dengan suara ledakan, tetapi kategori lemah. Dentuman kecil dari Jalan Gresik biasanya karena letusan ban mobil, bus, atau truk yang sedang melintas.
”Kalau letusan ban, kok, nyaring banget, terus sampai terasa bergetar seperti gempa bumi,” kata Ari.
Setelah itu, ia dan warga melihat kepulan asap dan jatuhan material di Jalan Gresik depan Detasemen Gegana. Mereka kemudian diperingatkan oleh petugas agar menjauh karena dentuman berasal dari bahan peledak di Detasemen Gegana.
”Jalan sempat ditutup, arus lalu lintas dialihkan selama lokasi disterilkan,” kata Ari. Warga kemudian kembali setelah Jalan Gresik dibuka dan dapat dilintasi secara normal. Petugas kemudian menutupi bangunan dan lokasi ledakan dengan terpal dan membatasi akses dengan memasang pita kuning sampai di tepi bahu Jalan Gresik.
Baca juga: Sejumlah Bangunan Rusak akibat Ledakan di Markas Brimob Polda Jatim
Ledakan mengakibatkan dua anggota Gegana terluka dan dibawa ke RS Bhayangkara HS Samsoeri Mertojoso Polda Jatim. Korban diduga anggota yang sedang berjaga di pos dekat gudang yang meledak. Namun, menurut Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Imam Sugianto, ledakan tidak menimbulkan korban jiwa. Maksudnya, tidak berdampak fatal atau kematian terhadap anggota.
”Sementara tidak ada korban jiwa, kecuali kerugian materiil, yakni kantor dan satu mobil berisi perlengkapan untuk peledakan dan penjinakan bom,” kata Imam.
Imam melanjutkan, ia telah memerintahkan penyelidikan internal untuk mengetahui penyebab ledakan. Selain itu, anggota mendata dampak ledakan ke wilayah sekitar Detasemen Gegana. Dari penyelidikan sementara, ledakan berasal dari sisa bahan peledak, mortir, atau amunisi yang disimpan oleh anggota Detasemen Gegana di gudang sementara.
Bahan peledak disita dari masyarakat. Gegana berencana memusnahkan bahan peledak hasil sitaan itu. Namun, sebelum pemusnahan, tiba-tiba terjadi ledakan. Pemicu atau sebab ledakan, menurut Imam, masih dalam penyelidikan.
Imam mengakui, Polda Jatim belum memiliki gudang penyimpanan bahan peledak yang standar. Oleh Gegana, bahan peledak, terutama hasil sitaan, disimpan di markas. Polda Jatim dalam rencana untuk membangun gudang dimaksud. ”Ini kecelakaan, kategori low explosive. Diduga dari sisa-sisa bahan peledak,” ujarnya.
Baca juga: Menyikapi Teror Bom, Meyakini Peristiwa Iman
Selepas pukul 13.00, saat hujan turun dan kalangan wartawan menunggu di SWK Krembangan, terdengar sekali dentuman. Wartawan terkejut dan ada yang berteriak karena mungkin panik dan khawatir ledakan susulan. Ternyata suara letupan itu dari trafo listrik yang meledak.
Ledakan sebenarnya pengalaman traumatis bagi kalangan wartawan yang bertugas saat terjadi teror bom pada 13-14 Mei 2018 di Surabaya dan Sidoarjo. Teror terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jemaat Sawahan, dan gerbang Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya. Ledakan bom juga terjadi di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo.
Mengapa traumatis? Ledakan bom di Surabaya dan Sidoarjo itu mengakibatkan kematian 28 jiwa, kebanyakan umat gereja dan pelaku teror bom dari tiga keluarga. Melihat dampak kerusakan teror bom dan terutama nasib para korban dan keluarga, itu sulit dilupakan.