Cuaca Buruk, Dua Penerbangan Tujuan Solo Alihkan Pendaratan ke Semarang
Cuaca buruk menyebabkan pendaratan dua pesawat tujuan Solo dialihkan demi keselamatan penumpang.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
BOYOLALI, KOMPAS — Hujan deras menyebabkan dua penerbangan tujuan Bandara Adi Soemarmo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mengalihkan pendaratannya ke Semarang, Selasa (5/3/2024). Keputusan itu diambil pilot demi keselamatan para penumpang.
Dua pesawat yang mengalihkan pendaratannya itu ialah Lion Air nomor penerbangan JT 925 dengan rute Denpasar-Solo dan Batik Air dengan nomor penerbangan ID 7368 rute Jakarta-Solo. Menurut jadwal, JT 925 akan mendarat di Bandara Adi Soemarmo pukul 16.25 WIB, sedangkan ID 7368 mendarat pukul 16.50.
”Kedua penerbangan itu dialihkan ke Bandara Ahmad Yani di Semarang. Dua-duanya juga sudah mendarat,” kata General Manager Bandara PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo, Erick Rofiq Nurdin, saat dihubungi, Selasa petang.
Erick menjelaskan, derasnya hujan yang terjadi di wilayah bandara mendorong masing-masing pilot untuk mengambil keputusan tersebut. Pihaknya tak menyangkal jika cuaca beberapa waktu terakhir sulit diprediksi. Ia menilai, keputusan pilot untuk mengalihkan pendaratan itu sudah tepat.
”Cuaca di sini memang tidak pasti. Kadang-kadang hujan deras lalu berhenti. Tetapi, nanti beberapa saat kemudian hujan deras lagi. Jadi, kami tidak menyalahkan pilot untuk mengambil keputusan tersebut,” kata Erick.
Menurut rencana, lanjut Erick, dua penerbangan itu nantinya tetap mendarat di Bandara Adi Soemarmo. Saat ini, para penumpang kedua pesawat itu tengah menunggu membaiknya cuaca di area tujuan mereka. Namun, belum bisa dipastikan kapan pesawat akan melanjutkan penerbangannya.
Untuk sementara, para penumpang bertahan di Semarang. Setelah Bandara Adi Soemarmo dinyatakan aman cuacanya, nanti pesawat itu akan diterbangkan lagi menuju tujuan semula.
Dihubungi secara terpisah, Corporate Communication Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro membenarkan adanya pengalihan pendaratan tersebut. Alasan diambilnya keputusan itu adalah untuk mengutamakan keselamatan penumpang. Koordinasi dengan bandara ataupun pengatur lalu lintas udara sudah dilakukan sebelum keputusan itu diambil.
”Cuaca yang kurang baik itu menyebabkan jarak pandang pendek sehingga tidak memenuhi kualifikasi persyaratan keselamatan penerbangan. Untuk memastikan keselamatan penerbangan, dua penerbangan itu dialihkan ke bandar udara alternatif,” kata Danang.
Dalam peristiwa ini, ungkap Danang, bandara alternatif yang dipilih adalah Bandara Ahmad Yani, Semarang. Bandara itu dijadikan pilihan karena lokasinya yang paling dekat dengan tujuan penerbangan semula. Ditegaskannya pula bahwa pengalihan pendaratan itu bukan pendaratan darurat.
”Untuk sementara, para penumpang bertahan di Semarang. Setelah Bandara Adi Soemarmo dinyatakan aman cuacanya, nanti pesawat itu akan diterbangkan lagi menuju tujuan semula,” kata Danang.
Salah seorang penumpang JD 7368, Widi Sahib Nugroho, tak menampik soal cuaca buruk yang ditemuinya dalam penerbangan menuju ke Bandara Adi Soemarmo. Ia menyaksikan awan cukup tebal dari jendela. Bahkan, sempat terasa guncangan pula saat ia berada di dalam pesawat.
Widi mengapresiasi langkah pilot yang sigap dalam mengambil keputusan. Itu menunjukkan keselamatan dan kenyamanan penumpang menjadi hal yang diutamakan.
”Sekalipun tiba di Solo menjadi terlambat, tetapi lebih baik untuk penerbangan ini,” kata Widi, yang juga alumnus Jurusan Manajemen Transportasi Udara Institut Transportasi dan Logistik, lewat pesan singkat.