Ketidakpuasan terhadap Pemilu Cukup Berhenti di Elite Parpol
Ketidakpuasan terhadap pemilu masih ada. Namun, hal ini diharapkan dibiarkan sebagai urusan parpol saja.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Rasa ketidakpuasan terhadap pelaksanaan Pemilu 2024, hingga saat ini masih terus ada dan terus diteriakkan oleh kalangan elite partai politik. Di tengah situasi tersebut, segenap masyarakat tetap diminta untuk bersama-sama menjaga agar isu ketidakpuasan tersebut tidak kemudian merambat, berdampak lebih besar ke hal-hal lain.
”Ketidakpuasan terhadap hasil politik adalah hal yang biasa dialami elite parpol. Di luar itu, tugas kita semua adalah menjaga agar situasi tetap kondusif, menjaga agar cerita ketidakpuasan itu merembet ke mana-mana,” ujar Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, saat memberikan sambutan dalam acara pasar murah di Kantor Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Rabu (28/2/2024).
Suara-suara ketidakpuasan tersebut, antara lain, muncul dari seruan, protes, tuduhan dari elite parpol tentang adanya kecurangan-kecurangan dalam tahapan pemilu.
Adapun, Nana menyebutkan, pihaknya meyakini, semua tahapan Pemilu 2024 sudah berlangsung baik dan sesuai aturan. Masyarakat pun juga sudah bisa menerimanya, termasuk menerima hasil penghitungan suara sementara dari pemilihan presiden, yang saat ini masih terus berlangsung.
Dia mengingatkan, pemungutan suara yang sudah berlangsung pada 14 Februari lalu, barulah sebatas agenda pemilihan pertama. Masyarakat pun diminta untuk segera bersiap-siap melangsungkan agenda kedua, yaitu agenda pemilihan kepala daerah, pemilihan gubernur dan juga pemilihan bupati/wali kota.
Senada dengan Nana, Penjabat Bupati Magelang Sepyo Achanto menuturkan, warga diharapkan tidak ikut-ikutan, turut terlarut dengan suara ketidakpuasan terhadap pemilu yang diserukan oleh kalangan elite parpol.
”Ketidakpuasan terhadap pemilu biarlah berhenti menjadi masalah, persoalan di kalangan elite parpol saja,” ujarnya.
Segenap masyarakat di Kabupaten Magelang, termasuk mereka yang terlibat dalam pelaksanaan pemilu, juga diminta untuk senantiasa menjunjung tinggi sportivitas, dan menerima apa pun hasil pemilu.
”Dalam demokrasi, perbedaan adalah keniscayaan. Namun, kebersamaan dengan terus menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan haruslah tetap menjadi pegangan utama kita,” ujarnya.
Di tengah semua perbedaan respons terhadap perhitungan suara sementara pilpres, dia pun meminta segenap warga Kabupaten Magelang bersama-sama menjaga agar situasi tetap kondusif.
Sepyo menuturkan, tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilu semula ditargetkan mencapai 86 persen. Namun, dia pun sangat senang karena tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Magelang ternyata mampu mencapai 89 persen.
”Tingginya angka partisipasi pemilih menandakan bahwa warga Kabupaten Magelang sudah cukup melek politik,” ujarnya.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Magelang Ahmad Rofiq mengatakan, mulai Rabu ini, Kabupaten Magelang mulai melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara dari Pemilu 2024.
Rapat pleno akan berlangsung selama empat hari, di mana rekapitulasi hasil penghitungan suara per kecamatan akan berlangsung selama tiga hari dan satu hari terakhir akan menjadi hari penetapan hasil pemungutan suara se-Kabupaten Magelang.