Tahun ini, Sekolah dan Perkantoran di Makassar Gunakan Tenaga Surya
Berbagai langkah dilakukan untuk mengurangi emisi karbon. Di Kota Makassar, listrik tenaga surya akan dimanfaatkan.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Tahun ini, secara bertahap Pemerintah Kota Makassar akan menerapkan penggunaan listrik tenaga surya di sekolah-sekolah, puskesmas, dan perkantoran. Cara ini ditempuh sebagai upaya mengurangi emisi karbon.
Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto mengatakan hal ini dalam Rapat Koordinasi Khusus 2024 Pemkot Makassar, Senin (26/2/2024). Rapat koordinasi khusus ini rutin digelar Pemkot Makassar di awal tahun untuk mendapatkan masukan terkait inovasi dan pelayanan publik.
Selain seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan pemerintahan hingga tingkat kelurahan, rapat juga dihadiri berbagai kalangan, seperti akademisi, praktisi, dan lembaga swadaya masyarakat.
“Tahun ini sudah kami putuskan bahwa semua sekolah, puskesmas, dan perkantoran akan menggunakan listrik tenaga matahari. Sudah ada beberapa percontohan di sekolah. Harapannya ini menjadi upaya pengurangan emisi karbon dan efek rumah kaca,” katanya.
Dia mengatakan, anggaran untuk proyek ini sudah ada. Sumber dananya berasal dari sejumlah proyek yang batal dilaksanakan.
“Ada anggaran dari proyek lain sebesar Rp 400 miliar. Jadi 200 miliar akan digunakan untuk proyek tenaga surya. Ini meliputi pengadaan barang dan fasilitas serta pelatihan untuk perwakilan sekolah dan perkantoran yang nantinya akan memanfaatkan solar energy ini,” katanya.
Belajar dari kemarau panjang yang berbuntut pemadaman bergilir tahun lalu, Ramdhan mengatakan, proyek ini tak hanya membantu memenuhi kebutuhan listrik tapi juga menjaga agar fasilitas sekolah tak rusak akibat listrik yang tak stabil dari PLN.
Dalam catatan Kompas, kemarau panjang tahun lalu yang berdampak pada pemadaman bergilir membuat banyak perangkat elektronik di sekolah dan perkantoran rusak. Tak hanya itu, kebakaran juga marak, termasuk yang menimpa sekolah.
Selain pemanfaatan energi matahari, saat ini Kantor Pemerintah Kota Makassar yang sedang direnovasi juga sudah dikonstruksi dengan konsep bangunan hijau.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar Ferdi Mochtar mengatakan, selain tenaga surya, berbagai upaya lain juga dilakukan. Pengelolaan sampah untuk energi listrik hingga ruang terbuka hijau adalah di antaranya.
Proyek ini tak hanya membantu memenuhi kebutuhan listrik tapi juga menjaga agar fasilitas sekolah tak rusak akibat listrik yang tak stabil dari PLN.
“Sejak tahun lalu, kami sudah menanam 7.000-an bibit pohon. Kami berharap semua tumbuh. Kami juga berupaya meningkatkan ruang terbuka hijau dengan memperbanyak penanaman pohon bahkan dengan memanfaatkan median dan sisi jalan,” katanya.
President Director of Shanghai SUS Environment Co. Ltd Long Jisheng, yang menjadi salah satu pembicara, mengatakan, di tengah pertumbuhan kota, sampah bisa dimanfaatkan untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.
“Produksi sampah kota umumnya tumbuh hingga 70 persen sejak 2016. Namun, langkah penanganannya tidak seimbang. Salah satu yang yang terbaik adalah memanfaatkan sampah sebagai sumber energi. Cara ini bukan hanya mengurangi sampah, melainkan juga efek rumah kaca,” katanya.
Dia mencontohkan China, Eropa, dan Jepang yang sudah memaksimalkan penanganan sampah mereka dan hasilnya adalah kota yang bersih dan bisa mengurangi emisi karbon.