Diresmikan Presiden, MNP Jadi Gerbang Logistik di Timur Indonesia
Dengan lapangan kontainer berkapasitas 2,5 juta TEUs, Makassar New Port menjadi pelabuhan terbesar kedua di Indonesia.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meresmikan pelabuhan peti kemas Makassar New Port. Dengan lapangan kontainer berkapasitas 2,5 juta TEUs, pelabuhan ini menjadi pintu gerbang logistik dan penopang pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia.
Peresmian dilakukan di lokasi Makassar New Port (MNP) di Kecamatan Tallo, Makassar, Kamis (22/2/2024). Presiden antara lain didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Tohir, Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Turut hadir Direktur Utama PT Pelindo Arif Suhartono dan Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto.
”Hingga 10 tahun lalu, biaya logistik pelabuhan kita mencapai 24 persen. Padahal, negara lain berkisar 9-12 persen Karena apa? Tidak terintegrasinya antara pelabuhan dan kawasan industri, tidak terintegritasinya antara pelabuhan dan pabrik-pabrik yang berada jauh dari pelabuhan. Sekarang sudah turun di angka 14 persen. Sudah turun banyak, tapi masih sedikit lebih tinggi dari negara lain. Maka, ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama ke depan,” kata Presiden.
Presiden mengatakan, pembangunan terminal peti kemas terbesar kedua setelah Tanjung Priok ini menelan investasi Rp 5,4 triliun. Pelabuhan peti kemas ini tidak hanya menekan biaya operasional, tapi juga mempersingkat waktu tunggu kapal.
”Kalau dulu masa tunggu kapal bisa 5-7 hari, sekarang menjadi tiga hari. Ini sangat baik, tidak kalah dari pelabuhan-pelabuhan di negara lain. Kalau di pelabuhan peti kemas lama kapasitasnya 750.000 TEUs, sekarang di pelabuhan baru sudah 2,5 juta TEUs. Inilah kekuatan, potensi yang terus kita perbaiki sehingga daya saing kita menjadi lebih baik dari negara-negara lain,” katanya.
Presiden mengingatkan persaingan antarnegara sekarang ini sungguh sangat ketat. Persaingan produk-produk yang dihasilkan di Indonesia dan produk-produk yang dihasilkan negara-negara lain juga bersaing sangat ketat. ”Siapa yang memiliki efisiensi yang baik itulah yang memenangi pertandingan. Itulah yang akan memenangi persaingan,” tambah Presiden.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Tohir mengatakan, sejak merger, PT Pelindo masuk dalam 20 besar dengan kategori salah satu pelabuhan terbaik di dunia. ”Kami tata 122 pelabuhan di Indonesia. Semua terintegrasi dengan Jakarta. Nantinya MNP dipastikan menjadi gerbang dunia untuk kawasan timur Indonesia. Profit sekarang Rp 3,9 triliun. Investasi mandiri senilai Rp 5,4 triliun dan secara bertahap akan bertambah hingga Rp 10 triliun,” katanya.
Kalau dulu masa tunggu kapal bisa 5-7 hari, sekarang menjadi tiga hari.
Pelabuhan peti kemas MNP dibangun dalam tiga tahap, yakni 1A, 1B, dan 1C. Proyek tahap 1A telah rampung dan digunakan sejak 2018. Setelah peresmian tahap 1A, proyek tahap 1B dan 1C dikerjakan. Proyek tahap 1B dan 1C inilah yang diresmikan Presiden.
Direktur Utama PT Pelindo Arif Suhartono mengatakan, kehadiran MNP akan menopang perusahaan pelayaran, terutama yang bergerak dalam bidang pengiriman barang. Terlebih saat ini MNP sudah melayani ekspor langsung ke sejumlah negara.
”Dengan kedalaman yang dimiliki, yakni -16 meter LWS (low water springs), dermaga MNP sudah bisa disandari kapal dengan bobot besar atau post panamax yang biasa digunakan untuk pelayaran langsung ke luar negeri,” katanya.
Dia menambahkan, Pelindo masih akan terus mengucurkan anggaran investasi hingga total mencapai Rp 10 triliun untuk pengadaan peralatan bongkar muat, dan penambahan fasilitas. Selain itu, pengembangan MNP tahap 1D yang akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan pasar.
Adapun fasilitas yang saat ini telah ada di megaproyek MNP ialah 6 container crane (CC), 16 ruber tyred gantry (RTG), 2 reach stacker (RS), 15 terminal tractor, dan 1 forklift 2 ton.