Mahasiswa Banyumas Demo Kritisi Demokrasi Indonesia
Aliansi Mahasiswa Banyumas Raya menggelar demonstrasi di Alun-alun Purwokerto untuk mengkritisi kondisi demokrasi.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Sekitar 200 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Banyumas Raya menggelar demonstrasi di Alun-alun Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (19/2/2024) sore. Di tengah guyuran hujan deras, mereka membakar ban bekas dan mengkritisi demokrasi Indonesia terkini.
Para mahasiswa prihatin terhadap kondisi demokrasi Indonesia. ”Kita melihat rezim saat ini telah menutup demokrasi di Indonesia. Kita juga melihat pemilu sudah diolah oleh rezim Jokowi. Kita melihat anak dari Jokowi ternyata naik dan kita tahu Jokowi tidak akan tinggal diam,” kata Muhamad Hildan Maulana sebagai Pimpinan Korlap Aliansi Banyumas Raya, Senin.
Hildan mengatakan, sebagai mahasiswa, isu demokrasi penting diangkat dan mahasiswa mempunyai niat baik untuk memperbaiki demokrasi Indonesia. ”Kita hendak menyampaikan aspirasi kepada masyarakat di Banyumas, terlebih mungkin kepada aparat yang ada di sini yang telah seenaknya digunakan untuk melindungi serta melanggengkan kekuasan,” tutur Hildan.
Menurut Hildan, ke depan pihaknya akan terus mengonsolidasikan gerakan-gerakan aspirasi ini dengan lebih banyak mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan guna menggelar aksi yang lebih besar. Kali ini aksi diikuti oleh mahasiswa-mahasiswi, antara lain, dari UIN Saizu (Saifuddin Zuhri) Purwokerto, Amikom Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, dan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.
Aksi dimulai sekitar pukul 15.30 dan berakhir sekitar pukul 17.00. Di tengah guyuran hujan yang deras, mereka membakar ban bekas dan berorasi. Beberapa mahasiswa membacakan puisi-puisi Widji Thukul. Peserta aksi juga membawa spanduk bertuliskan ”Selamatkan Demokrasi, Adili Rezim Jokowi”.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Banyumas Ajun Komisaris Besar Hendri Yulianto menyebutkan, total personel kepolisian yang dikerahkan untuk pengamanan aksi sebanyak 585 orang. Tim kepolisian sudah bersiaga di sekitar alun-alun mulai Senin siang.
Di Purwokerto, aksi serupa yang menyerukan keprihatinan terhadap kondisi demokrasi di Indonesia pernah digelar oleh sivitas akademika Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.
Pada 7 Februari lalu, guru besar, dosen, mahasiswa, dan alumni Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto menggelar aksi ”Laskar Poetra Soedirman Menggugat”. Mereka menyerukan keprihatinan atas kondisi demokrasi saat ini dan mengecam pejabat negara yang bertindak tidak netral.