Warga Keluhkan Harga Beras Medium di Medan yang Tembus Rp 16.000 Per Kg
Kenaikan harga beras memicu keresahan warga di Medan. Apalagi, harga beras medium naik hingga Rp 16.000 per kg.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Harga beras medium di sejumlah pasar di Kota Medan, Sumatera Utara, naik menjadi Rp 15.000 hingga Rp 16.000 per kilogram. Harga itu naik Rp 2.000 dalam dua minggu terakhir. Warga mengeluhkan kenaikan harga beras yang juga berbarengan dengan kenaikan harga kebutuhan pokok lain, seperti cabai merah dan telur.
Pantauan Kompas di Pasar Petisah dan Pasar Pringgan, Medan, harga beras medium berkisar Rp 15.000 hingga Rp 16.000 per kilogram. ”Semua pembeli mengeluhkan harga beras yang naik tinggi. Padahal, stok beras masih banyak. Enggak tahu kenapa harganya naik,” kata Elhawati (45), pedagang beras di Pasar Petisah, Jumat (16/2/2024).
Elhawati mengatakan, pada akhir Januari 2024, harga beras medium masih Rp 13.000 sampai Rp 14.000 per kg. Harga beras lalu merangkak naik hingga tembus Rp 16.000 per kg.
Pedagang lain di Pasar Petisah, Mei (50), mengatakan, banyak pelanggannya yang mengeluhkan kenaikan harga beras yang tidak terkendali. Keluhan itu disampaikan konsumen rumah tangga ataupun pemilik usaha rumah makan. Apalagi, ia menuturkan, dalam dua pekan ini sudah tiga kali harga beras naik.
Mei menambahkan, selama beberapa waktu terakhir petugas dari Bulog Sumut sudah tiga kali datang ke tokonya menawarkan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
”Semoga saya bisa mendapat beras Bulog itu agar bisa menjual beras dengan harga yang lebih murah. Biasanya kalau beras dari Bulog sudah masuk, harga beras umum juga ikut turun,” kata Mei.
Romana Simorangkir (35), pembeli di Pasar Pringgan, mengeluhkan harga beras dan kebutuhan pokok lainnya yang naik tidak terkendali. ”Harga bahan pokok naik terus. Bukan hanya beras, melainkan juga cabai merah, bawang merah, telur, dan daging ayam juga naik. Pendapatan kami segitu-segituaja, tapi harga bahan pokok naik terus,” katanya.
Bahan pokok yang harganya naik antara lain cabai merah yang naik dari Rp 40.000 menjadi Rp 65.000 per kg. Harga cabai rawit juga meroket hingga Rp 80.000 dari sebelumnya Rp 40.0000 per kg.
Romana berharap, pemerintah bisa mengendalikan harga bahan pokok. Apalagi, penghasilan di rumah tangganya hanya dari sang suami yang bekerja sebagai karyawan perusahaan dengan gaji sesuai upah minimum Kota Medan, yakni Rp 3,76 juta. ”Kalau penghasilan sesuai UMK, pasti menjerit kalau harga-harga naik begini,” katanya.
Pengendalian harga
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Sumut Arif Mandu mengatakan, pihaknya terus melakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga beras. Sepanjang Januari sampai Februari 2024, sebanyak 12.049 ton beras SPHP telah disalurkan Bulog Sumut. Stok beras Bulog Sumut juga aman, yakni 20.758 ton yang tersebar di delapan gudang.
”Operasi pasar jalan terus. Kami bekerja sama dengan 53 pasar untuk menyalurkan beras SPHP, termasuk pasar modern. Kami juga menggelar pasar murah bersama pemerintah daerah seperti yang kami lakukan hari ini di Kabupaten Batu Bara,” kata Arif.
Pendapatan kami segitu-segitu aja, tapi harga bahan pokok naik terus.
Pantauan Bulog, kata Arif, harga beras medium di pasar-pasar di Sumut rata-rata Rp 13.000 sampai Rp 14.000 per kg. Dengan operasi pasar, harga beras medium di pasar diharapkan lebih terkendali mendekati harga eceran tertinggi SPHP, yakni Rp 11.500 per kg.
Meskipun ada kenaikan harga, Arif mengatakan, harga beras di Sumut masih relatif aman dan terkendali dibandingkan dengan daerah lain. Hal itu karena Sumut merupakan daerah surplus beras. ”Pada Februari ini juga sudah mulai panen, tetapi belum begitu luas. Mudah-mudahan dengan panen harga beras akan lebih terkendali,” katanya.
Menurut data Badan Pusat Statistik, konsumsi beras Sumut pada tahun 2022 sebesar 155.517 ton per bulan. Sementara produksinya rata-rata 206.552 ton. Surplus beras dari Sumut kemudian dikirim ke banyak daerah.