logo Kompas.id
NusantaraPemilu di 10 Desa di Demak...
Iklan

Pemilu di 10 Desa di Demak Ditunda karena Banjir, 27.000 Pemilih Terdampak

Pemungutan suara di 10 desa di Demak ditunda karena banjir. Sebanyak 27.669 pemilih terpaksa mengikuti pemilu susulan.

Oleh
KRISTI DWI UTAMI
· 3 menit baca
Warga berada di tengah banjir yang merendam rumah mereka hingga mencapai atap setelah jebolnya tanggul Sungai Wulan di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (12/2/2024).
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Warga berada di tengah banjir yang merendam rumah mereka hingga mencapai atap setelah jebolnya tanggul Sungai Wulan di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (12/2/2024).

DEMAK, KOMPAS — Sebanyak 27.669 calon pemilih di 10 desa di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, dipastikan tidak bisa mengikuti pemungutan suara Pemilu 2024 pada Rabu (14/2/2024). Pemungutan suara di wilayah itu ditunda lantaran banjir masih menggenangi 10 desa tersebut hingga Selasa (13/2/2024) malam.

Ketua Komisi Pemilihan Umum Demak Siti Ulfaat mengatakan, sebanyak 27.669 pemilih itu merupakan warga di Desa Wonoketingal, Cangkring Rembang, Cangkring, Undaan Kidul, Undaan Lor, Ngemplik Wetan, Wonorejo, Karanganyar, Ketanjung, dan Jatirejo. Dari jumlah tersebut, sebanyak 13.888 merupakan pemilih laki-laki dan sebanyak 13.781 merupakan pemilih perempuan.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

”Mereka merupakan pemilih di 114 tempat pemungutan suara. Di Wonoketingal ada 19 TPS, di Cangkring Rembang ada 9 TPS, di Cangkring ada 15 TPS, di Undaan Kidul ada 9 TPS, dan di Undaan Lor ada 7 TPS. Sementara itu, di Ngemplik Wetan ada 8 TPS, di Wonorejo ada 18 TPS, di Karanganyar ada 19 TPS, di Ketanjung ada 4 TPS, dan di Jatirejo ada 6 TPS,” tutur Ulfaat saat dihubungi, Selasa malam.

Keputusan terkait penundaan pemungutan suara untuk Desa Wonoketingal, Cangkring Rembang, Cangkring, Undaan Kidul, Undaan Lor, Ngemplik Wetan, Wonorejo, Karanganyar, dan Ketanjung tertuang dalam Surat Keputusan KPU Demak Nomor 782 Tahun 2024. Adapun keputusan penundaan pemungutan suara untuk Desa Jatirejo dituangkan dalam Surat Keputusan KPU Demak Nomor 783 Tahun 2024.

Baca juga: TPS Terendam, 10 Desa di Demak Diusulkan Pemilu Susulan

Rumah warga yang masih terendam banjir sedalam 150 sentimeter-200 sentimeter akibat dari jebolnya tanggul Sungai Wulan beberapa hari lalu di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (12/2/2024).
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Rumah warga yang masih terendam banjir sedalam 150 sentimeter-200 sentimeter akibat dari jebolnya tanggul Sungai Wulan beberapa hari lalu di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (12/2/2024).

”Alasan penundaannya karena TPS-TPS tersebut rata-rata terendam dengan ketinggian air mencapai 3 meter. Selain itu, posisi para pemilih dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) tersebar sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan relokasi,” ucap Ulfaat.

Ketua KPU Jateng Handi Tri Ujiono mengatakan, sesuai regulasi yang ada, penundaan pemungutan suara boleh dilakukan dengan catatan memenuhi syarat-syarat tertentu. Sebanyak 10 desa itu memenuhi syarat penundaan karena alasan dilanda bencana alam.

Baca juga: Ratusan TPS di Demak Terendam Banjir, KPU Buka Peluang Penundaan Pemungutan Suara

Menurut Handi, daerah-daerah yang tidak bisa melakukan pemungutan suara pada 14 Februari diharuskan melakukan pemungutan suara susulan paling lama 10 hari setelah tanggal pemilu. Hal itu sesuai aturan yang telah ditentukan.

Iklan

”Dalam aturannya, penundaan harus dilakukan paling lama 10 hari setelahnya. Jika mengacu aturan itu, berarti (pemungutan suara susulan) akan dilakukan maksimal 24 Februari 2024,” ujar Handi.

Beberapa hari ini, warga terpaksa tinggal di tenda pengungsian setelah banjir merendam rumah mereka di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (12/2/2024).
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Beberapa hari ini, warga terpaksa tinggal di tenda pengungsian setelah banjir merendam rumah mereka di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (12/2/2024).

Sebelumnya, para korban banjir juga menginginkan agar pemungutan suara di wilayahnya ditunda. Hal itu karena kebanyakan dari mereka tidak sempat membawa kartu tanda penduduk (KTP) yang harus dibawa untuk memilih.

”Saya cuma bawa badan sama apa yang melekat (di badan) saja, tidak sempat berpikir mau membawa KTP. Bahkan, mungkin KTP saya sudah hilang terbawa banjir,” kata Wahyuni (52), warga Desa Ketanjung, saat ditemui, Senin.

Baca juga: Puluhan Ribu Warga Mengungsi akibat Banjir Demak, Perbaikan Tanggul Dikebut

Alasan penundaannya karena TPS-TPS tersebut rata-rata terendam dengan ketinggian air mencapai 3 meter.

Anik (25), pengungsi lain yang merupakan warga Desa Karanganyar, juga mengharapkan penundaan pemungutan suara. Pemungutan suara diharapkan bisa dilakukan setelah banjir surut.

”Situasinya sedang begini, tidak sempat memikirkan pemilu. Yang ada di pikiran kami adalah bagaimana supaya banjirnya ini cepat surut dan kami bisa kembali ke rumah,” katanya.

Petugas menggunakan alat berat untuk memperbaiki tanggul Sungai Wulan yang jebol sepanjang 35 meter hingga menyebabkan banjir beberapa hari lalu, di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (12/2/2024).
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Petugas menggunakan alat berat untuk memperbaiki tanggul Sungai Wulan yang jebol sepanjang 35 meter hingga menyebabkan banjir beberapa hari lalu, di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (12/2/2024).

Hingga Selasa malam, banjir di sejumlah wilayah di Demak belum juga surut. Wilayah yang masih terendam antara lain di 12 desa di Kecamatan Karanganyar dan 7 desa di Kecamatan Gajah.

”Jumlah jiwa terdampak sebanyak 84.270 orang dan yang mengungsi sebanyak 22.860 orang. Pengungsi tersebar di 75 titik pengungsian di Kabupaten Demak dan Kabupaten Kudus, Jateng,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Demak Agus Nugroho.

Menurut Agus, para pengungsi memerlukan bantuan berupa makanan, makanan pendamping ASI, air mineral, tikar, selimut, obat-obatan, dan peralatan mandi. Selain itu, para pengungsi juga membutuhkan pakaian dalam, pampers anak dan dewasa, pembalut wanita, lotion antinyamuk, serta sandal.

”Bantuan berupa karung, bambu, dan alat berat juga diperlukan,” tutur Agus.

Editor:
HARIS FIRDAUS
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000