Pembeli Oplos Beras untuk Jaga Rasa dan Harga Lebih Terjangkau
Harga beras medium di Purwokerto, Banyumas, mencapai Rp 16.000 per kg. Pedagang dan pembeli mengeluhkan harga itu.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·4 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Harga beras medium di Pasar Manis dan Pasar Wage, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, berkisar Rp 15.000-Rp 16.000 per kilogram. Para pedagang dan pembeli mengeluhkan harga yang tinggi. Kenaikan harga ini dinilai melebihi masa menjelang Lebaran. Warga terpaksa mengoplos beras yang berharga lebih murah dan standar yang dibelinya supaya tetap mendapatkan cita rasa yang diinginkan, tetapi dengan lebih ekonomis.
”Wong wadon susah bagi duit. Bisa tuku beras, ora bisa tuku lawuh (Perempuan sulit membagi uang. Bisa beli beras, tapi tidak bisa membeli lauk-pauk),” ujar Har (63), salah satu pembeli beras di Pasar Manis, Purwokerto, Selasa (13/2/2024).
Keluhan Har terlontar ketika mendengar harga beras yang melonjak tinggi. Jika biasanya dengan harga Rp 15.000- Rp 16.000 dirinya bisa mendapatkan beras premium 1 kilogram, kini dengan harga Rp 16.000, dia hanya bisa mendapatkan 1 kilogram beras medium.
Setelah memilih dan bertanya-tanya kepada penjual, akhirnya Har memutuskan untuk membeli 7 kilogram beras medium jenis IR64 dengan harga Rp 16.000 per kilogram dengan 3 kilogram beras mentik susu dengan harga Rp 18.000 per kilogram.
”Kalau IR saja, saat dingin itu keras menurut saya. Jadi dikasih mentik susu yang lembek, jadi agak lemes. Saya juga ada cucu. Kalau nasi terlalu pera (keras), kasihan,” katanya.
Iyan (30), pedagang bahan pokok di Pasar Manis, menyampaikan, harga beras terus meroket sejak dua bulan lalu. Jika biasanya harga beras medium sekitar Rp 10.000 per kilogram, kini sudah mencapai Rp 16.000 per kilogram. Beras premium yang harganya Rp 14.000-Rp 15.000 per kilogram, kini sudah mencapai Rp 18.000 per kilogram.
”Banyak yang mengeluh. Ada uang, tapi tidak ada barang. Petani belum ada yang panen. Hari ini harga setinggi ini, bagaimana besok saat Lebaran,” kata Iyan.
Hal serupa disampaikan Hadelan (58), pedagang bahan pokok di Pasar Manis. Dirinya menjual beras medium alokasi dari Perum Bulog dengan harga Rp 13.000 per kilogram. Beras ini dinilai terbatas karena hanya dipasok dua kali dalam sepekan dan sekali pengiriman hanya mendapat 20 kantong beras masing-masing berbobot 5 kilogram.
Beras medium non-Bulog, kata Hadelan, sudah dijual dengan harga Rp 15.000 per kilogram. Adapun beras premium seperti pandang wangi dan mentik susu dijual di atas Rp 17.000 per kilogram. ”Saya paling ambil untung Rp 500 sampai Rp 1.000 per kilogram. Kalau mau dinaikkan lagi, pembelinya susah,” ujarnya.
Jadi ini puncak tertinggi di paceklik dan stok di masyarakat sangat berkurang sehingga menyebabkan harga tinggi.
Di Pasar Wage Purwokerto, beras medium IR64 juga dijual dengan harga Rp 15.000-Rp 15.500 per kilogram.
”Ini sudah tidak naik lagi, tapi ganti harga. Harga ini lebih tinggi dibandingkan dengan masa Lebaran. Pasokannya agak lama. Biasanya kalau pesan langsung dikirim, sekarang harus menunggu 1-2 hari,” kata Eko Prasetyo (36), pedagang di Pasar Wage.
Hal serupa juga disampaikan Sri Budi (48), pedagang bahan pokok di Pasar Wage. Dengan harga beras medium mencapai Rp 15.500 per kilogram, profit atau keuntungan pedagang kian berkurang.
”Semoga harga beras segera turun. Ini adalah bahan pokok. Orang itu sudah ayem (merasa lega dan aman) kalau sudah punya beras,” kata Budi.
Supriyati (53), pembeli beras di Pasar Wage, juga berharap harga bisa segera turun. ”Kalau bisa, harganya di bawah Rp 12.500 atau Rp 10.000 per kilogram,” ujarnya.
Pemimpin Cabang Bulog Banyumas, Jawa Tengah, Rasiwan mengatakan, kondisi saat ini memang sedang puncaknya paceklik akibat dampak El Nino dan perkiraan panen baru Maret-April.
”Seharusnya Oktober-Maret ini sudah mulai panen, tapi karena mundurnya masa tanam. Jadi ini puncak tertinggi di paceklik dan stok di masyarakat sangat berkurang, sangat sedikit sehingga menyebabkan harga tinggi,” kata Rasiwan.
Kendati demikian, lanjut Rasiwan, stok beras di Bulog masih cukup selama satu bulan dan akan terus dipasok pada bulan-bulan berikutnya. ”Saat ini stok di posisi 7.300 ton dan masih ada pemasukan sekitar 2.500 ton. Jadi nanti totalnya sampai 9.000 ton,” katanya.
Menurut Rasiwan, di Banyumas Raya, Bulog sudah memasok bantuan pangan alokasi Januari yang sudah selesai didistribusikan pada 6 Februari 2024. Adapun untuk alokasi Februari ini belum disalurkan karena masih off mulai 8-14 Februari akibat pemilu.
”Nanti setelah pemilu akan kembali lanjutkan penyaluran bahan pangan alokasi Februari,” ucapnya.
Rasiwan juga mengatakan, pihaknya menjual beras stabilisasi pasokan dan harga pangan dengan harga eceran tertinggi Rp 10.900 per kilogram juga memastikan distribusi beras setiap Senin, Rabu, dan Jumat, ke semua jaringan seperti rumah pangan kita Bulog dan pasar tradisional. Selain itu, Bulog juga akan mengambil alih kios Bahan Pokok Purwokerto Mart (Bawor Mart ) milik Pemkab Banyumas yang diluncurkan September 2023, tapi malah tutup dan tidak beroperasi karena ketiadaan barang.
”Bawor Mart itu tidak aktif dan akan diambil alih Bulog untuk dieksekusi menjadi jaringan Bulog langsung. Nanti Kamis akan buka,” kata Rasiwan.