Mulai 19 Februari 2024, Candi Borobudur Kembali Buka Rombongan Pelajar
Struktur bangunan Candi Borobudur kini dibuka untuk kunjungan pelajar, mulai dari TK hingga SMA.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pengelola Candi Borobudur kembali membuka kunjungan bagi rombongan pelajar mulai 19 Februari 2024. Cara ini diharapkan bisa memantik kepedulian generasi muda melestarikan bangunan hingga nilai-nilai penting dari candi-candi, khususnya di Borobudur dan sekitarnya.
Sebelum kunjungan itu kembali dibuka, pengelola candi menggelar simulasi atau kajian lapangan terbuka pada Senin (12/2/2024). Pesertanya 124 pelajar dari SMPN 2 Dukun dan SMPN 2 Magelang.
”Setelah simulasi, pemesanan tiket pelajar dibuka pada Selasa besok. Dengan syarat pemesanan H-7, kunjungan pelajar dimulai 19 Februari,” kata General Manager Taman Wisata Candi Borobudur Jamaludin Mawardi, Senin.
Kunjungan ke struktur Candi Borobudur ini nantinya akan secara khusus dibuka setiap hari Senin. Harga tiket untuk pelajar ditetapkan Rp 50.000 per orang.
Dengan harga tersebut, pelajar akan didampingi pemandu naik ke struktur candi mengenakan sandal upanat. Ada 20 pemandu yang disiapkan untuk pelajar.
Namun, Jamaludin mengatakan, ada beberapa kebijakan berbeda yang ditetapkan bagi pelajar. Salah satunya, pelajar harus mengembalikan sandal upanat. Padahal, wisatawan umum bisa membawanya pulang.
”Karena akan ada kunjungan anak-anak TK, kami menyediakan sandal upanat ukuran kecil,” ujarnya. Saat ini, ada 20 kelompok perajin dilibatkan membuat 100 pasang sandal per hari.
”Untuk pelajar, per sesi dibuka sesuai jumlah pesanan tiket saja. Reservasi untuk 400 pelajar pun bisa kami layani,” ujarnya.
Rute perjalanan pelajar juga tidak sama. Sebelum naik ke bangunan candi, mereka harus memulai kunjungan di Museum Borobudur. Subkoordinator Warisan Dunia Borobudur Museum dan Cagar Budaya Wiwit Kasiyati mengatakan, bakal ada edukasi tentang candi sebelum naik ke tubuh bangunan bersejarah itu.
”Penjelasannya tentang batuan lepas dari Candi Borobudur yang ada di halaman museum serta beberapa teknik konservasi batuan candi,” kata Wiwit.
Selain itu, ada perbedaan dalam penyampaian kisah selama kunjungan. Jika wisatawan reguler bisa memilih tujuh tema cerita yang ditawarkan, pelajar akan mendapat kisah sejarah umum tentang Candi Borobudur.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang Slamet Achmad Husein mengatakan, dengan pembukaan kunjungan ini, pihaknya akan mendorong sekolah-sekolah untuk berkunjung ke candi-candi. Dia berharap, anak muda semakin peduli terhadap beragam nilai besar candi.
”Tidak hanya ke Candi Borobudur, kami juga akan berupaya mendorong sekolah untuk melakukan kegiatan ke luar, kunjungan ke candi-candi lain di Kabupaten Magelang, seperti Candi Mendut dan Pawon,” ujarnya.