Menjelang Ramadhan, Harga Sejumlah Bahan Pokok di Bandung Melonjak
Harga cabai, beras, dan sejumlah bahan pokok lain di Bandung melonjak menjelang Ramadhan. Pasar murah disiapkan.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sekitar sebulan menjelang Ramadhan, harga sejumlah bahan pokok di Kota Bandung, Jawa Barat, melonjak. Penyelenggaraan pasar murah pada akhir Februari ini diharapkan bisa membantu warga memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kembali menstabilkan harga.
Lonjakan harga bahan pokok tersebut ditemukan dalam inspeksi mendadak (sidak) Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) di sejumlah pasar di Bandung. Dalam keterangan tertulis yang diterima pada Minggu (11/2/2024), Ketua KPPU M Fanshurullah Asa memaparkan, ada tujuh jenis komoditas yang mengalami kenaikan harga menjelang Ramadhan.
Cabai merah keriting mengalami kenaikan harga paling signifikan. Berdasarkan hasil sidak di Pasar Cihapit, Bandung, harga rata-rata komoditas ini mencapai Rp 150.000 per kilogram (kg), selisih Rp 95.000 dari harga eceran tertinggi (HET) cabai merah keriting sebesar Rp 55.000 per kg.
Harga cabai rawit merah juga mengalami kenaikan dalam beberapa pekan terakhir. Lonjakan yang terjadi mencapai dua kali lipat lebih dari HET cabai rawit merah sebesar Rp 57.000 per kg. Dalam temuan sidak KPPU, harga rata-rata komoditas ini menyentuh Rp 130.000 per kg.
”Sejak akhir tahun lalu terdapat beberapa komoditas pangan yang terus mengalami kenaikan harga dan berada di atas HET di Jawa Barat. Sidak ini dilakukan untuk menekan para pelaku usaha agar berhati-hati dalam menentukan harga komoditas pangan kepada masyarakat,” ujar Fanshurullah.
Yadi (45), salah satu pedagang di Pasar Cihapit, mengeluhkan harga cabai yang melonjak dalam sepekan terakhir. Dia berujar, kenaikan harga cabai merah kemungkinan terus terjadi hingga Ramadhan karena tren serupa sudah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Tidak hanya cabai merah keriting dan cabai rawit, sejumlah bahan pokok lainnya seperti gula hingga telur ayam ras juga mengalami kenaikan harga. Yadi mencontohkan, harga telur saat ini Rp 28.000 per kg atau naik sekitar Rp 1.000 dari pekan sebelumnya.
Sidak ini dilakukan untuk menekan para pelaku usaha agar berhati-hati dalam menentukan harga komoditas pangan kepada masyarakat.
Akibat kenaikan harga ini, Yadi terpaksa mengurangi suplai dagangannya. Cabai merah keriting yang biasanya tersedia hingga 5 kg per hari, pada pekan ini dia hanya menyediakan 3 kg dalam satu hari.
”Kenaikan harga seperti ini memang sering terjadi jelang bulan puasa (Ramadhan). Tetapi, kali ini kenaikannya cukup parah. Pembeli juga tidak sebanyak biasanya,” kata Yadi.
Pasar murah
Kenaikan harga bahan pokok menjelang Ramadhan ini diantisipasi Pemerintah Kota Bandung dengan mengadakan pasar murah. Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengawasan Kemetrologian Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Meiwan Kartiwa mengatakan, kenaikan harga sejumlah komoditas ini telah menjadi perhatian pemerintah.
Salah satu yang komoditas yang harganya naik dan menjadi perhatian pemerintah adalah beras. Menurut Meiwan, harga beras premium di pasar tradisional menyentuh Rp 15.000 per kg, lebih tinggi dari HET komoditas ini yang sebesar Rp 13.900 per kg. Namun, beras premium di pasar retail masih dalam rentang HET atau paling tinggi Rp 69.500 per 5 kilogram.
”Kalau di pasar tradisional, memang harganya lebih tinggi. Beras memang ada kenaikan sekitar dua minggu terakhir. Mudah-mudahan seiring datangnya beras dari luar hingga bantuan sosial yang ada, harga beras tidak semakin tinggi,” ujarnya.
Meiwan menambahkan, Pemkot Bandung juga bakal mengadakan operasi pasar beras dan pasar murah menjelang Ramadhan. Kegiatan ini diharapkan bisa membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok dalam menghadapi bulan suci ini.
”Nanti akan ada dua kali pasar murah yang diadakan di 30 kecamatan. Pada 19-23 Februari akan ada di 15 kecamatan, lalu sisanya bakal diadakan pada 26 Februari hingga 1 Maret 2024,” ucapnya.