Jelang Hari Raya, Harga Sembako di Jakarta Merangkak Naik
Harga sejumlah bahan pokok naik jelang hari raya Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek. Kondisi ini dikeluhkan warga.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harga sejumlah komoditas bahan pokok mengalami kenaikan jelang Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek. Kondisi ini dikeluhkan oleh masyarakat dan dikhawatirkan dapat menggerus daya beli masyarakat.
Farhan (30), penjual bahan pokok di Pasar Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (7/2/2024), menuturkan, sejak dua minggu lalu, harga sejumlah bahan pokok naik secara bertahap.
Harga bahan pokok yang naik, antara lain, beras medium yang saat ini seharga Rp 13.000 per kilogram (kg), naik Rp 1.000 dibandingkan dua minggu lalu. Selain itu, harga gula pasir juga naik dari Rp 17.000 per kg menjadi Rp 17.500 per kg.
Harga telur ayam naik dari Rp 26.000 per kg pada dua minggu lalu menjadi Rp 28.000 per kg. Kenaikan harga juga terjadi pada minyak goreng, dari Rp 15.000 per kg menjadi Rp 16.000 per kg. Yang paling tinggi adalah harga sagu dari Rp 9.000 per kg menjadi Rp 12.000 per kg.
Farhan menuturkan, kenaikan ini membuat konsumen membatasi pembelian. Akibat kenaikan harga, sebagian besar konsumen memilih untuk membeli barang dengan kuantitas yang lebih sedikit.
”Mereka yang biasanya membeli beras seliter sehari sekarang dikurangi menjadi setengah liter saja,” ucap Farhan.
Dia menilai harga sembako akan kembali menurun setelah hari raya meski penurunan harga tidak sebanding kenaikannya. ”Saya pun tidak berani mengambil untung begitu besar karena melihat juga dari daya beli masyarakat,” kata Farhan.
Kenaikan harga tidak hanya terjadi di Jakarta. Rita Panggabean (45), warga Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, juga merasakan kenaikan harga pokok kian mencekik. ”Kenaikannya memang perlahan, tetapi cukup memberatkan,” kata ibu empat anak ini.
Untuk menyiasati anggaran agar sesuai dengan kebutuhan, dia menghemat pengeluaran. ”Anak saya sudah ada yang kuliah, sedangkan gaji suami saya kurang dari Rp 5 juta per bulan. Kencangkan tali pinggang jadi pilihan,” kata Rita.
Bantuan dermawan
Di tengah kondisi sulit, beragam bantuan dari para dermawan mengalir untuk membantu para kaum papa. Seperti yang dilakukan para dermawan keturunan Tionghoa untuk warga kurang mampu dalam menyambut Tahun Baru Imlek, Sabtu (3/2/2024). Hari itu mereka membagikan 4.000 paket sembako dan angpao di Buddhis Center Association, Jakarta Utara.
Mereka yang biasanya membeli beras seliter sehari sekarang dikurangi menjadi setengah liter saja.
Presiden Asosiasi Buddhist Center Indonesia Mahanayaka Chaokun Hui Siong menuturkan, kegiatan ini sudah rutin digelar tiap tahun. ”Kami menggelarnya sejak 20 tahun terakhir,” katanya.
Meski demikian, memang karena harga sembako sedang tinggi, jumlahnya dibatasi. ”Sebelum Covid-19, jumlah parsel mencapai 6.000 paket, tetapi sekarang berkurang jadi 4.000 paket,” katanya. Chaokun berharap kondisi ini tidak menyurutkan semangat warga untuk bersukacita pada hari raya.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, di Jakarta, Jumat (1/12/2023), memperkirakan, kenaikan harga pangan ini akan terus berlanjut sampai Februari 2024. Fenomena ini dikhawatirkan dapat menggerus daya beli sebagian masyarakat.
”Melihat neraca pangan yang disampaikan Badan Pangan Nasional, kalau hanya mengandalkan konsumsi dan produksi dalam negeri, defisit kita itu maksimal sampai Januari atau Februari 2024. Kita memang sudah impor 1,7 juta ton beras bulan lalu, tetapi harga belum turun signifikan,” ujarnya.
Di sisi lain, pangan hortikultura, seperti cabai dan bawang, mulai terancam panennya karena saat ini sudah mulai masuk periode musim hujan. ”Begitu masuk musim hujan, produk hortikultura itu rata-rata tidak bisa berbunga, tidak maksimal panennya, dan akibatnya harga akan terus naik sampai tahun depan,” kata Tauhid (Kompas.id, 2/12/2023).
Program sembako murah
Melihat fenomena ini, Pemerintah Provinsi DKI terus berupaya menjaga inflasi dan memastikan ketersediaan bahan pangan, jangkauan distribusi, hingga komunikasi efektif dalam berkoordinasi dengan lintas sektor. Salah satunya melalui distribusi sembako murah.
”Kita harus sering berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk saling bersinergi dalam menyukseskan program sembako murah ini,” ucap Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Untuk memperluas jangkauan, ungkap Heru, pihaknya juga terus menggandeng pihak swasta untuk dalam penyediaan sembako murah ini. Yang tak kalah penting adalah memperbanyak variasi komoditas pada program sembako murah di wilayah Jakarta.