Ratusan Ribu Keluarga Miskin di Sumbar Terima Bantuan Beras 10 Kg
Bulog Sumbar menyalurkan bantuan beras 10 kg selama 6 bulan. Bantuan ini diharapkan bisa mengurangi beban warga.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Sebanyak 393.913 keluarga miskin di Sumatera Barat menjadi penerima bantuan beras dari pemerintah selama periode Januari-Juni 2024. Bantuan beras sebanyak 10 kilogram per keluarga setiap bulan itu diharapkan bisa mengurangi beban pengeluaran warga di tengah tingginya harga bahan pokok.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Sumbar Sri Muniati mengatakan, Bulog mendapatkan penugasan pemerintah menyalurkan bantuan beras dari Badan Pangan Nasional (Bapanas). Bantuan diserahkan untuk alokasi selama enam bulan yang dibagi atas dua tahap, yaitu Januari-Maret dan April-Juni.
”Apabila tidak ada kondisi khusus, bantuan pangan beras diberikan setiap bulan sekali sebanyak 10 kg,” kata Sri di sela-sela peluncuran penyaluran bantuan cadangan pangan pemerintah di kantor Camat Pauh, Kota Padang, Senin (29/1/2024). Pada acara ini, ada 48 keluarga yang menjadi perwakilan penerima bantuan.
Menurut Sri, Bulog Sumbar sebelumnya sudah menyalurkan bantuan serupa di tiga daerah lain, yaitu Agam, Bukittinggi, dan Pasaman. Pada Senin ini, Bulog Sumbar menyalurkan bantuan untuk Padang dan Pesisir Selatan. Di Padang, Bulog menyalurkan 459,08 ton beras untuk 45.908 keluarga penerima manfaat.
”Jumlah itu meliputi 11 kecamatan dimulai hari ini di Kecamatan Pauh, terus ke seluruh kecamatan. Kami jadwalkan selesai 6 Februari 2024 sehingga sebelum pemilu, masyarakat di Kota Padang yang membutuhkan dan terdampak atas kenaikan harga beras sudah mendapatkan,” ujar Sri.
Sri melanjutkan, penerima bantuan beras dari pemerintah itu merupakan keluarga tidak mampu. Bulog mendapatkan data penerima dari Bapanas yang bersumber dari data Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) milik Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Adapun tujuan dari program bantuan pangan ini, kata Sri, untuk membantu mengurangi beban biaya belanja bahan pokok penerima dan menangani kemiskinan ekstrem. Selain itu, bantuan ini juga diharapkan bisa berkontribusi mengurangi tekanan harga beras dan mengendalikan laju inflasi.
”Sehingga kalau terjadi kenaikan harga beras atau laju inflasi, keluarga penerima manfaat atau masyarakat yang berada di garis kemiskinan ini bisa sedikit dilindungi dari dampak inflasi,” katanya.
Kaminar (49), penerima bantuan beras asal Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Padang, mengatakan, beras 10 kg yang disalurkan pemerintah dapat sedikit membantu kebutuhan keluarganya. Apalagi, saat ini harga beras dan kebutuhan pokok lainnya sedang melambung. ”Bisalah meringkankan beban keluarga,” katanya.
Bagi Kaminar, beras 10 kg itu bisa mencukupi seperempat dari kebutuhan beras bulanan keluarganya. Dia pun merasa sangat bersyukur karena penghasilan keluarganya tidak seberapa. Suami Kaminar bekerja sebagai buruh bangunan, sedangkan ia menjadi petugas kebersihan di masjid. Padahal, ada lima anak yang mesti dihidupi.
Sehingga kalau terjadi kenaikan harga beras atau laju inflasi, keluarga penerima manfaat atau masyarakat yang berada di garis kemiskinan ini bisa sedikit dilindungi dari dampak inflasi.