Book Talk Purwokerto, Berbagi Inspirasi Melalui Buku
Melalui acara Book Talk Purwokerto, para penyuka buku di Purwokerto, Banyumas, saling berbagi dan menginspirasi.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·4 menit baca
Di tengah guyuran hujan lebat, Minggu (28/1/2024) sore, sekitar 30 orang duduk bersila di kafé Coffee at Home. Sebuah rak buku besar menjadi latar bagi ”panggung” sederhana berupa karpet merah berbentuk lingkaran.
Di kafe yang berlokasi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tersebut, sejumlah peserta yang disebut book talker bergantian bercerita tentang buku yang mereka baca.
Salah satu yang bercerita sore itu adalah Indri Lestari (27). Dia berbagi hasil pembacaannya terhadap buku kumpulan cerita pendek berjudul Manifesto Flora karya Cyntha Hariadi.
”Buku ini berisi 23 cerpen. Kalau ditarik benang merahnya, semua cerpen menceritakan soal duka. Cyntha bercerita tentang disfungsi keluarga, rasa kehilangan, dan pemaknaan tubuh,” tutur Indri dalam acara bernama Book Talk Purwokerto itu.
Indri lalu berkisah tentang cerpen favoritnya dengan tokoh gadis remaja bernama Flora yang berusia 14 tahun. ”Dia adalah gadis yang hidup dalam keluarga broken home,” katanya.
Indri juga bercerita tentang cerpen berjudul ”Mohon Tinggalkan Aku Sendiri”. Cerpen itu berkisah tentang surat dari seorang ayah untuk tiga orang anaknya setelah sang istri meninggal.
Menurut Indri, cerpen tersebut terasa sangat personal bagi dirinya karena membuatnya membayangkan bagaimana jika ayahnya berada dalam situasi seperti itu.
”Saya jadi berkaca, oh seperti ini perasaan seorang ayah ketika sudah jauh dari keluarga, betapa kesepiannya dia, dan betapa dia tidak mau merepotkan keluarganya,” tutur perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai content writer perusahaan properti di Purwokerto itu.
Bagi Indri, membaca dan menulis merupakan sarana refleksi sekaligus mengenali diri sendiri. Dia juga menganggap aktivitas itu sebagai kesempatan healing atau penyembuhan diri saat sedih atau kesepian.
Lulusan Sastra Inggris Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, itu memang gemar membaca sejak kecil. Itulah kenapa, dia merasa cocok saat mengikuti acara Book Talk Purwokerto.
”Saya sudah dua kali ikut book talk. Senang menemukan teman-teman yang sefrekuensi. Lewat acara ini kami bisa diskusi tentang buku,” ujar Indri.
Selain Indri, sejumlah peserta Book Talk Purwokerto juga berkisah tentang beberapa buku yang mereka baca. Beberapa di antara mereka mengulas buku fiksi, seperti novel Namaku Alam karya Leila S. Chudori dan novel Malam Seribu Jahanam karya Intan Paramaditha.
Namun, ada pula yang mengisahkan pembacaannya atas buku nonfiksi, misalnya Kanker: Biografi Suatu Penyakit karya Siddhartha Mukherjee. Sementara itu, penulis Nasirun Purwokartun membahas buku Babad Banyumas yang dia terjemahkan.
Setelah ulasan dari beberapa book talker, para peserta dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari enam orang. Mereka kemudian mendapat giliran untuk membahas buku yang telah mereka baca.
Suasana riuh-rendah pun terpancar dari kelompok-kelompok kecil itu. Para peserta saling bertanya dan bahkan ada yang tertarik meminjam buku satu sama lain.
Inisiator Book Talk Purwokerto, Demas Adi Wicaksono, menyampaikan, kegiatan itu dimulai pada Juni 2023 dan digelar sebulan sekali. Para peserta kegiatan itu beragam, misalnya mahasiswa, guru, pekerja swasta, pengusaha, dan sebagainya.
”Ini kesempatan berkumpul untuk sharing tentang buku yang dibaca. Selama ini, antusiasme membaca di masyarakat kita masih kurang. Jadi, misi kegiatan ini adalah biar teman-teman makin senang membaca,” tutur Demas, yang sehari-hari bekerja sebagai guru bahasa Inggris.
Demas menambahkan, kegiatan Book Talk Purwokerto diharapkan bisa membangun jejaring pembelajaran dengan buku sebagai medianya. ”Kita sharing (berbagi), cerita-cerita, terus akhirnya mendapat insight (wawasan), teman belajar baru, dan learning resource (sumber belajar) yang baru juga,” paparnya.
Selain di kafé Coffee at Home, Book Talk Purwokerto juga pernah digelar di hotel dan coworking space di Purwokerto. Demas menyebut, siapa pun boleh bergabung dengan kegiatan itu. Hal ini seusai dengan slogan kegiatan itu, yakni ”Read, Talk, Inspire”.
Misi kegiatan ini adalah biar teman-teman makin senang membaca.
Pemilik Coffee at Home, Hikmandari (59), mengatakan, di kafenya terdapat sekitar 1.600 judul buku yang bisa dibaca dan dipinjam siapa pun. ”Buku dikumpulkan mungkin sejak tahun 2000. Sebetulnya saya mau berbagi buku, tapi karena saya suka kopi, jadi saya tambahi kopi,” tuturnya.
Oleh karena itu, Hikmandari mengaku mendukung penyelenggaraan Book Talk Purwokerto. Kegiatan positif itu pun diharapkan bisa terus digelar untuk meningkatkan minat baca masyarakat Purwokerto.