Jalan Terjal Masyarakat Sungai Telang Usir Tambang Liar
Tambang emas liar disebut-sebut sebagai penyebab banjir terparah di Sungai Telang, Kabupaten Bungo,
Banjir yang terjadi sejak Desember 2023 hingga kini merupakan yang terparah dialami masyarakat Dusun Sungai Telang, Kecamatan Bathin III Ulu, Kabupaten Bungo, Jambi. Masyarakat meyakini bencana itu sangat terkait dampak aktivitas tambang emas liar yang tak kunjung berhenti.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyetop aktivitas tambang emas ilegal di dusun. Awalnya, masyarakat mengusir pekerja tambang, mengultimatum, menyurati aparat, hingga berdemo agar pekerja tambang liar diusir dari lokasi. Tak mempan, masyarakat menggelar sujud doa bersama minta bantuan kepada Sang Pencipta Alam. Hingga kini, petambang liar tak kapok meski dusun itu dilanda bencana.
Banjir menggenangi desa itu sejak akhir Desember 2023. Batang (sungai) Bungo yang membelah desa meluap sehingga air masuk ke permukiman warga. Merendam hasil panen. Ternak warga pun kehilangan sumber pakan. Aktivitas perekonomian lumpuh di dusun itu.
Menurut warga, banjir kali ini merupakan yang terparah. Biasanya Batang Bungo mampu menampung limpahan air akibat curah hujan tinggi. Namun, beda halnya pada tahun ini. Batang Bungo meluap hingga merendam jalan, jembatan, dan menutup semua akses. Kuat dugaan, penyebab banjir salah satunya kerusakan alam dari aktivitas tambang emas ilegal di Batang Sabiang. Sungai ini merupakan hulu Batang Bungo.
Baca juga: Sempat Digiring Keluar, Petambang Emas Ilegal Kembali Merambah Sungai Limun
Aktivitas ilegal ini dimulai pertengahan tahun 2022. Suatu pagi masyarakat kaget warna air sungai berubah keruh. Air sungai selama ini menjadi sandaran kehidupan, mulai dari sumber air minum, mandi, hingga cuci.
”Warna sungai yang dulunya bak cermin berubah menjadi keruh seperti kopi susu. Rupanya ada kegiatan tambang emas di hulu,” kata Anthoni, warga Desa Sungai Telang, Senin (22/1/2024).
Gerakan masyarakat
Pada akhir 2022, kelompok pemuda dan masyarakat menelusuri lokasi-lokasi yang ditambang. Aktivitas itu masif karena menggunakan alat berat mengeruk hulu Batang Bungo. Masyarakat lalu menuntut agar alat berat keluar dari dusun.
”Kami beri surat teguran kepada pembawa alat, pemilik alat, ataupun oknum pemerintahan dusun yang terlibat,” kata Sofwan, Sekretaris Dusun Sungai Telang.
Warna sungai yang dulunya bak cermin berubah menjadi keruh seperti kopi susu. Rupanya, ada kegiatan tambang emas di hulu.
November 2022, masyarakat menggelar aksi di depan Kantor Rio Dusun Sungai Telang. Aksi itu bertepatan dengan musyawarah rencana pembangunan dusun.
Namun, kondisi sungai masih saja keruh. Masyarakat akhirnya kembali lagi mengecek ke arah hulu. Lagi-lagi ditemui ada alat berat yang bekerja mengeruk sungai untuk mencari emas. Akhirnya dilakukan operasi bersama oleh masyarakat dan perangkat dusun.
Baca juga: Silau Emas yang Memutus Persaudaraan di Hulu Batanghari
Ironisnya, setelah beraksi, para pemuda dusun bertubi-tubi mendapat ancaman. Upaya masyarakat tak berhenti sampai di situ. Mereka melapor kepada aparat penegak hukum. Dari operasi aparat, sejumlah pekerja tambang ditangkap.
”Beberapa orang tertangkap. Tapi tidak berlangsung lama, tambang liar kembali berulang dua minggu kemudian,” kata Saripudin (26), Ketua Pemuda Dusun Sungai Telang.
Meskipun demikian, alat berat masih keluar masuk Dusun Sungai Telang sepanjang tahun 2023. Begitu sulit dihadang oleh masyarakat, hingga puncaknya terjadilah banjir bandang akhir pada Desember lalu.
Hampir menyerah dengan perjuangan yang dilakukan, pemuda dan masyarakat Dusun Sungai Telang akhirnya menggelar doa bersama. Kala itu Wakil Bupati Bungo Safrudin Dwi Aprianto meminta agar para pihak berkomitmen menyetop tambang liar.
”Komitmen semua pihak untuk bersama-sama menjaga lingkungan. Kami harap lingkungan kita asri dan tidak ada aktivititas tambang emas tanpa izin yang berdampak pada perusakan lingkungan,” katanya.
Baca juga: Kejar Para Pemodal Kejahatan Lingkungan di Jambi
Banjir di Dusun Sungai Telang berangsur menyusut. Meski muka air sudah rendah dari daratan, warna airnya masih keruh. Spanduk larangan tambang ilegal yang dipasang oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan Bungo tidak dihiraukan para pekerja tambang. Perjuangan masyarakat tak kunjung menemui titik akhir. Bencana alam yang datang ke dusun tidak membuat jera para pelaku untuk berhenti merusak alam.