Terjadi 39 Bencana di Jabar dalam Sepekan Terakhir
Terjadi 39 bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem di wilayah Jawa Barat selama sepekan terakhir.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi memicu bencana di Jawa Barat. Dalam sepekan terakhir, terjadi 39 banjir, longsor, dan puting beliung di 14 kota/kabupaten.
Hadi Rahmat Hardjasasmita selaku Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jawa Barat di Bandung mengatakan, 39 kejadian bencana hidrometeorologi terjadi di 14 kota/kabupaten antara 16 dan 22 Januari 2024. Kejadian terbanyak di Kabupaten Sukabumi dengan 13 peristiwa.
Ia memaparkan 39 bencana hidrometeorologi ini meliputi 19 puting beliung, 16 longsor, dan 4 banjir. Sebanyak 299 warga terdampak akibat kejadian-kejadian itu.
”Selain itu, ada 94 rumah rusak dengan rincian sebanyak 45 rusak ringan, 35 rusak sedang, dan 14 rusak berat,” ujar Hadi.
Hadi menuturkan, bencana bisa jadi terus bertambah. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebut, cuaca ekstrem masih akan terjadi selama tiga hari ke depan di Jabar.
”Warga yang bermukim di daerah perbukitan dan dekat sungai harus mewaspadai banjir serta longsor,” ujarnya.
Akan tetapi, ia mengakui bencana tidak hanya fenomena perubahan iklim. Bencana ikut dipicu aktivitas alih fungsi lahan. Salah satu pendorongnya adalah meningkatnya jumlah penduduk.
Prakirawan Stasiun Klimatologi Jabar, Asri Rachmawati, memperkirakan, puncak musim hujan untuk 27 kabupaten dan kota di Jabar terjadi pada akhir Januari dan Februari. Pemicunya, di antaranya, suhu muka laut di sekitar perairan Indonesia relatif hangat.
”Dengan suhu permukaan laut yang hangat, mengindikasikan potensi penambahan uap air ke wilayah Indonesia, termasuk Jabar. Masyarakat di daerah rawan bencana harus waspada apabila terjadi hujan selama berhari-hari,” ucap Asri.
Haris Laksana, petani cabai dan kentang di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, mengaku, cuaca ekstrem berdampak pada masa tanam hingga panen. Hal ini dipicu hujan yang terjadi sejak awal tahun.
”Tanah yang tergenang air tak bisa ditanami benih cabai ataupun benih tanaman lainnya. Kondisi tanah yang lembap juga berdampak tanaman rawan terserang penyakit, seperti jamur pada kentang,” ujarnya.