Banjir di Sumsel Meluas, Lima Kabupaten/Kota Terdampak
Selain faktor curah hujan tinggi, risiko banjir di Sumsel turut dipicu banyak area resapan air yang beralih fungsi.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Setelah melanda Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, banjir juga terjadi di sejumlah kabupaten/kota di provinsi itu. Dengan curah hujan tinggi hingga akhir Januari, sejumlah instansi terkait bersiaga untuk meminimalisasi dampak banjir yang berpotensi berulang dan semakin meluas.
Berdasarkan data lokasi banjir dari Pemerintah Provinsi Sumsel, Sabtu (13/1/2024), ada lima kabupaten/kota yang mengalami banjir. Selain Musi Rawas Utara, banjir terjadi di Kabupaten Muara Enim, Musi Banyuasin, Penukal Abab Lematang Ilir, (PALI), dan Kota Prabumulih.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Kompas, banjir Musi Rawas Utara yang melanda enam kecamatan belum surut dengan tinggi muka air 1-2 meter sejak Rabu (10/1/2024). Banjir sempat surut pada Jumat (12/1/2024), tetapi tinggi muka air kembali meningkat pada Sabtu pagi.
Di Musi Banyuasin, banjir melanda sejumlah desa di Kecamatan Sungai Keruh sejak lima hari lalu. Banjir mengalami fluktuasi, sempat surut dan kembali meningkat pada Sabtu pagi. Ketinggian banjir bervariasi, dari 20-50 sentimeter (cm) di wilayah yang jauh dari sungai hingga lebih kurang 1 meter di bantaran sungai.
Selain dua kabupaten yang sudah banjir sejak beberapa hari lalu, banjir juga melanda Muara Enim dan Prabumulih sejak Sabtu pagi. Di Muara Enim, banjir terjadi di Kecamatan Gunung Megang dan Kecamatan Benakat dengan tinggi muka air 50 cm-1 meter.
Banjir Prabumulih melanda sejumlah desa di Kecamatan Prabumulih Timur, Prabumulih Barat, dan Prabumulih Selatan, dengan tinggi muka air 50 cm-1 meter. Menurut warga Prabumulih, Bambang (49), banjir kali ini merupakan yang terparah lebih kurang dalam 25 tahun terakhir.
”Ada daerah yang tidak pernah kebanjiran, kini justru kebanjiran. Salah satunya di Simpang Empat Patih Galung dengan ketinggian muka air sekitar 80 cm. Bahkan, lintasan rel kereta api di sekiar jalanan tersebut juga tergenang,” ujar Bambang.
Sementara itu, dari pantauan lapangan pada Sabtu pagi, genangan air juga sempat muncul di sejumlah wilayah Palembang, seperti kawasan Kecamatan Sako, Kecamatan Kalidoni, dan Kecamatan Ilir Barat, dengan tinggi muka air sekitar 30 cm. Namun, genangan itu berlahan surut pada sore hari.
Sebagian besar surut
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel M Iqbal Alisyahbana mengatakan, dari lima kabupaten/kota yang dilanda banjir, hanya Prabumulih yang baru saja mengalami banjir. Di empat kabupaten lain, banjir terjadi sejak beberapa hari lalu.
”Banjir di PALI dan Muara Enim itu terjadi lebih dahulu dan sudah berangsur surut. Banjir di Musi Rawas Utara terjadi berbarengan dengan yang di Musi Banyuasin. Sejauh ini, banjir di dua kabupaten itu masih terjadi. Untuk di Prabumulih, banjir baru terjadi pada Sabtu pagi,” kata Iqbal.
Dari lima wilayah itu, kata Iqbal, lokasi yang terdampak banjir paling parah adalah Musi Rawas Utara. Di kabupaten itu, sebagian besar wilayah yang terkena banjir masih tergenang dengan tinggi muka air yang sama dengan hari-hari sebelumnya, yakni 1-2 meter.
Di sebagian tempat di Musi Rawas Utara, banjir sempat surut pada Jumat malam. Namun, air berangsur naik lagi pada Sabtu pagi karena turun hujan. ”Untuk empat kabupaten lain, karakternya berupa banjir akibat luapan sungai. Biasanya, banjir itu cepat surut kalau hujan berhenti,” tutur Iqbal.
Iqbal menambahkan, walau banjir di sebagian wilayah mulai surut, bencana itu bisa berulang dan meluas ke daerah yang rawan. Oleh karena itu, BPBD Sumsel meminta pemerintah kabupaten/kota yang rawan banjir menyiapkan stok sembako.
Hal itu sebagai antisipasi jika harus ada warga yang mengungsi akibat banjir. BPBD Sumsel pun akan mendistribusikan tambahan perahu karet untuk mempercepat evakuasi.
Dari data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumsel, puncak musim hujan di Sumsel terjadi pada Desember dan Januari. Artinya, hingga akhir Januari, potensi banjir tetap ada seiring tingginya curah hujan.
Daerah-daerah yang rawan itu meliputi Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, Lahat, Pagar Alam, Empat Lawang, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, PALI, Muara Enim, Prabumulih, dan Musi Banyuasin. ”Risiko banjir semakin tinggi karena banyak area resapan air yang beralih fungsi,” ungkap Iqbal.
Penjabat Gubernur Sumsel Agus Fatoni menuturkan, pemerintah telah mengirimkan bantuan dan tim evakuasi ke lokasi-lokasi terdampak banjir. Di sisi lain, Agus berharap penanganan banjir di Sumsel bisa dilakukan secara komprehensif bersama intansi terkait.
”Perlu kerja sama untuk menangani banjir, mulai dari pencegahan, penanganan saat bencana terjadi, hingga pascabencana tersebut. Kami sendiri terus melakukan koordinasi lewat rapat-rapat terkait pencegahan,” ujar Agus.