Tiga Hari Tidak Surut, Banjir Melumpuhkan Musi Rawas Utara
Banjir di Musi Rawas Utara dianggap terparah dalam 20 tahun terakhir. Perlu analisis lintas sektor agar tidak terulang.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Banjir yang terjadi sejak Rabu (10/1/2024) pagi di Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, belum juga surut hingga Kamis (12/1/2024) malam. Banjir setinggi satu-dua meter itu pun melumpuhkan aktivitas masyarakat di sana karena banyak rumah, fasilitas umum, dan lahan bekerja yang terendam.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Musi Rawas Utara, Kamis pukul 02.00, banjir itu menyebabkan sejumlah kerusakan, antara lain, dua rumah hanyut, delapan rumah rusak berat, 229 rumah rusak ringan, dan tujuh jembatan putus. Selain itu, 3.990 rumah, 40 fasilitas kesehatan, 31 sekolah, pasar, kantor kecamatan, dan 126,65 kilometer akses jalan di lima kecamatan terendam.
Sejumlah lahan bekerja pun masih terendam, seperti 694 hektar sawah, 14 hektar kebun jagung, enam kolam perikanan, kandang-kandang untuk total 24.925 ekor ternak, dan 9,7 kilometer saluran irigasi di dua kecamatan. Secara keseluruhan, dampak banjir itu terjadi di enam kecamatan, yakni Rupit, Ulu Rawas, Rawas Ulu, Rawas Ilir, Karang Jaya, dan Karang Dapo.
Kepala Pelaksana BPBD Sumsel M Iqbal Alisyahbana mengatakan, dari pantauannya seusai memberikan bantuan untuk masyarakat, ketinggian banjir mengalami pasang-surut. Ada sebagian wilayah yang ketinggian banjir justru naik dari sekitar satu meter menjadi dua meter, terutama di bantaran sungai. Di sebagian wilayah lain, banjir berangsur surut.
Banjir di Rawas Ulu membuat warga terisolasi karena debit air dan level muka air banjir masih tinggi. ”Itu membuat tim penanggulangan bencana sulit untuk ke sana. Sebaliknya, warga di sana pun sulit untuk keluar,” ujar Iqbal saat dihubungi dari Palembang, Kamis malam.
Mengungsi
Situasi itu, lanjut Iqbal, membuat sejumlah warga mengungsi, ada yang ke rumah kerabat atau tetangga yang memiliki rumah panggung cukup tinggi dan ada yang ke pinggiran jalan. Namun, karena status pengungsi yang tidak permanen atau pergi-pulang, BPBD belum bisa mendata secara akurat warga yang mengungsi. ”Warga yang mengungsi banyak, tetapi mereka tidak menetap,” katanya.
Warga yang mengungsi banyak tetapi mereka tidak menetap.
Untuk meminimalisasi dampak banjir, BPBD Sumsel mendistribusikan bantuan dari Pemprov Sumsel pada Kamis, dengan rincian satu ton beras, 600 paket sembako, sejumlah obat-obatan dan peralatan medis, serta satu unit mobil klinik. ”Mobil klinik itu beroperasi mobile ke lokasi warga membutuhkan,” kata Iqbal.
Sejauh ini, Iqbal menuturkan, pihaknya tidak bisa memprediksi kapan banjir surut. Itu karena hujan masih terus terjadi walau dengan intensitas ringan dan sedang. Karena itu, BPBD belum mencabut status darurat untuk banjir tersebut.
”Kawasan Musi Rawas Utara ini tempat bertemu dua sungai cukup besar, yaitu Sungai Rupit dan Sungai Rawas. Itu menyebabkan potensi banjir bisa terjadi akibat hujan di wilayah hulu dan hilir sungai,” tuturnya.
Koordinator Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumsel Wandayantolis menyampaikan, hingga akhir Januari, curah hujan di sekitar Musi Rawas Utara masih sedang hingga lebat. Hal itu membuat potensi banjir dan longsor meningkat seiring tingginya curah hujan. ”Puncak musim hujan di Sumsel, termasuk di Musi Rawas pada Desember dan Januari,” ujarnya.
Di sisi lain, selama musim kemarau panjang kemarin, daya ikat tanah menjadi berkurang di lokasi resapan air di hulu-hulu sungai. Saat hujan datang tiba dengan intensitas tinggi, potensi banjir dan longsor menjadi lebih besar. Mengenai info BPBD Musi Rawas Utara yang menyatakan banjir kali ini sebagai terparah dalam 20 tahun terakhir, Wanda menyebutkan, penyebabnya harus dianalisis lebih lanjut.
”Banjir dipicu oleh banyak faktor, seperti hujan, sistem drainase, pasang-surut laut, dan daya dukung lingkungan. Jadi, banjir di Musi Rawas Utara perlu dianalisis dengan lintas sektor supaya kejadian serupa tidak terulang ataupun dampaknya bisa diminimalisasi,” kata Wanda.