Gempa Susulan Berulang Ancam Makin Banyak Bangunan Rusak
Tiga kali gempa susulan terjadi di Kabupaten Sumedang. Menambah daftar jumlah bangunan rusak yang kini mencapai 464 unit.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Gempa-gempa dangkal susulan terus berlanjut di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Sebanyak 464 rumah warga di tujuh kecamatan mengalami kerusakan.
Pascagempa bumi di Sumedang pada Minggu dengan kekuatan magnitudo 4,8. terjadi lagi tiga gempa bumi susulan. ”Ketiga gempa bumi ini dengan kedalaman dangkal,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Virga Librian, Selasa (2/1/2024).
Virga memaparkan, tiga gempa bumi susulan terjadi pada Minggu hingga Senin malam. Gempa susulan pertama terjadi dengan magnitudo 2,9 pada kedalaman 7 kilometer.
Adapun gempa susulan kedua dengan magnitudo 2,4 berkedalaman 5 km. Gempa susulan ketiga dengan magnitudo 4,5 pada kedalaman 10 km.
”Sebenarnya gempa di Sumedang dengan kekuatan kecil karena di bawah magnitudo 6. Akan tetapi, gempa ini bisa berdampak menyebabkan kerusakan bagi bangunan yang dibangun di bawah standar,” papar Virga.
Ia mengungkapkan, Sumedang berada di tengah impitan dua sesar yang bisa memicu terjadinya gempa bumi. Dua sesar ini adalah Sesar Baribis segmen Tampomas dan Sesar Cileunyi-Tanjungsari.
Dari data BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, terjadi tujuh kali gempa bumi dari Agustus 2023 hingga 1 Januari 2024. Gempa dengan kekuatan terbesar terjadi pada 31 Desember 2023 dengan magnitudo 4,8.
”Kami belum dapat menentukan sumber gempa di Sumedang berasal dari Sesar Baribis segmen Tampomas atau Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Saat ini tim kami telah berada di Sumedang untuk melakukan survei dan pemantauan via drone,” tambahnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung Irwan Meilano dalam rilis di laman resmi ITB mengatakan, pihaknya bersama beberapa lembaga terkait lainnya akan mencari parameter dari sumber-sumber gempa baru. Hal ini untuk mengidentifikasi lebih detail mengenai gempa yang terjadi di Sumedang.
”Belajar dari gempa yang terjadi di Sumedang, kami akan mencari parameter yang lebih detail. Kemungkinan nanti akan dimasukkan ke sumber-sumber gempa baru yang terjadi di Indonesia,” tuturnya.
Kondisi geografis wilayah di Sumedang dan sekitarnya yang memiliki banyak penduduk dan telah dipadati bangunan. Hal ini berpotensi menimbulkan banyak kerusakan saat terjadi bencana.
Menurut Irwan, kekuatan gempa tidak terlalu besar, tetapi dapat menimbulkan dampak kerusakan yang signifikan. Selain itu, lanjutnya, karakteristik lapisan tanah di Jawa Barat yang mempunyai berbagai produk vulkanik dapat meningkatkan guncangan gempa.
”Kondisi geografis wilayah di Sumedang dan sekitarnya yang memiliki banyak penduduk dan telah dipadati bangunan. Hal ini dapat berpotensi menimbulkan banyak kerusakan saat terjadi bencana,” ucap Irwan.
Terus bertambah
Hadi Rahmat Hardjasasmita selaku Pranata Humas Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat mengatakan, jumlah rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa di Sumedang terus bertambah. Sudah 464 unit rumah warga di tujuh kecamatan yang mengalami kerusakan.
Adapun jumlah warga yang mengungsi mencapai 548 jiwa. Mereka tersebar di empat lokasi, yakni Kampung Babakan Hurip, Tegalsari, Cipadung, Cipadung, dan Krapyak.
”Sebanyak 464 unit rumah yang rusak meliputi 303 unit rumah rusak ringan, 92 unit rumah rusak sedang, dan 69 unit rumah rusak berat. Jumlah warga yang terdampak sekitar 1.000 jiwa,” tutur Hadi.
Ia menambahkan, BPBD Jabar telah menyalurkan bantuan 100 paket sembako, 50 dus air mineral, dan mendirikan enam tenda. ”Sementara BNPB mengirim bantuan uang tunai Rp 350 juta, 1.500 porsi makanan siap saji, dan 500 paket sembako,” tutur Hadi.