Berlibur di Lombok, Sembalun hingga Air Terjun Jadi Favorit
Kawasan Sembalun dan sejumlah air terjun menjadi favorit wisatawan yang berlibur di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada libur panjang akhir tahun 2023.
LOMBOK TIMUR, KOMPAS — Geliat wisata mulai terasa memasuki periode libur panjang Natal dan Tahun Baru di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Wisatawan, baik lokal, domestik, maupun mancanegara, mulai menyerbu berbagai destinasi wisata di pulau tersebut untuk berlibur, seperti kawasan Sembalun dan sejumlah air terjun.
Pantauan Kompas, Jumat (22/12/2023), salah satu kawasan yang dikunjungi adalah Sembalun, Lombok Timur. Sembalun adalah kawasan yang berada di kaki Gunung Rinjani.
Tidak hanya wisatawan yang akan mendaki gunung api setinggi 3.726 meter di atas permukaan laut itu, Sembalun juga cukup ramai oleh wisatawan yang tidak mendaki atau hanya kunjungan sehari.
Di Sembalun yang bercuaca dingin hingga belasan derajat celsius, wisatawan melakukan berbagai aktivitas. Misalnya, bersantai di Taman Wisata Pusuk Sembalun untuk melihat lanskap Sembalun dari atas ketinggian. Selain itu, mereka juga ke kedai-kedai kopi atau kedai pinggir sawah dengan pemandangan deretan perbukitan hijau atau Gunung Rinjani. Ada juga yang mengunjungi kebun stroberi hingga menjajal bukit-bukit sekitar Sembalun.
Bukit yang cukup ramai dikunjungi di Sembalun adalah Bukit Selong. Bukit ini berada di Desa Sembalun Lawang, sekitar 2,4 kilometer dari Resor Taman Nasional Gunung Rinjani.
Akses ke lokasi tidak begitu bagus karena melewati jalan berbatu. Tetapi, hal itu tidak menghalangi wisatawan ke bukit di sisi utara Sembalun itu. Sejak pukul 06.00, wisatawan sudah tiba di Bukit Selong.
Begitu tiba, wisatawan harus membayar tiket Rp 5.000 orang untuk lokal atau Rp 10.000 untuk mancanegara. Dari gerbang, wisatawan tinggal naik ke puncak melewati tangga semen sekitar 10 menit. Tetapi, tangga tidak sampai ke puncak. Pengunjung harus mendaki lagi sekitar dua menit melewati jalur tanah menuju puncak bukit yang berada di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut itu.
Dari puncak, wisatawan bisa melihat sekaligus berfoto dengan latar belakang Bukit Pegasingan di sisi utara atau permukiman warga hingga deretan perbukitan yang menyambung hingga Rinjani di sisi selatan.
Baca juga: Puncak Mudik Natal, Ribuan Personel Bersiaga di Bali
”Bukit Selong ini salah satu favorit. Jadi, kami pasti memasukkannya ke dalam paket perjalanan yang ditawarkan ke wisatawan,” kata Dino (39) dari Lombok Keren Tour and Travel.
Dino pagi itu membawa satu rombongan wisatawan asal Malaysia. Menurut Dino, selain ke Sembalun, rombongan tersebut juga mengunjungi Mandalika dan Gili. ”Sirkuit Mandalika wajib masuk dalam paket wisata karena sekarang jadi ikon Lombok,” kata Dino.
Sirkuit Mandalika wajib masuk dalam paket wisata karena sekarang jadi ikon Lombok.
Dino mengatakan, geliat wisata di Lombok sudah semakin baik setelah lesu akibat pandemi, terutama di akhir tahun. Wisatawan dari Malaysia termasuk yang mendominasi. ”Tanggal 27 nanti bawa (wisatawan Malaysia) lagi. Kami sampai tanggal 2 Januari sudah ada tamu,” kata Dino.
Sri Tanti (50), pengelola Bukit Selong, mengatakan, hampir setiap hari ada pengunjung. Tetapi, paling ramai di akhir pekan. Terutama di momen libur panjang Natal dan Tahun Baru.
”Kalau di hari biasa, bisa sampai Rp 500.000. Sementara kalau akhir pekan bisa sampai Rp 1 juta. Kalau di tahun baru, bisa sampai Rp 3 juta,” kata Sri Tanti.
Sawah dan masjid kuno
Selain daerah ketinggian, wisatawan juga mengunjungi obyek wisata di perdesaan. Seperti ke areal persawahan hingga air terjun.
Mia Lee asal Australia dan wisatawan mancanegara lain, misalnya, mengikuti paket wisata mengunjungi areal sawah di Dusun Tempasan, Desa Pringgasela, Lombok Timur.
Saat tiba, mereka terlebih dahulu berkumpul di Aranka Tempasan Lodge, salah satu penginapan di kawasan itu. Mereka terlihat antusias saat mencoba berbagai kudapan lokal dan minuman tradisional. Mereka juga antusias saat turun ke sawah.
Baca juga: Okupansi Hotel Saat Libur Natal dan Tahun Baru Membaik
”Saya sangat terkesan karena baru sekali ini ke sawah. Juga mencoba makanan seperti singkong dan minuman dari serai. Ditambah lagi warganya yang ramah,” kata Mia yang berlibur di Lombok selama empat hari.
Tidak hanya di Lombok Timur, areal persawahan di Lombok Utara seperti di Bayan juga menjadi sasaran wisatawan.
Raden Riki Darmawan (24) dari Kelompok Sadar Wisata Bayan Eco Tourism mengatakan, sawah adalah salah satu favorit wisatawan saat ke Bayan selain Air Terjun Senaru dan Masjid Kuno.
”Biasanya wisatawan ke air terjun dulu baru ke Masjid Kuno dan sawah, atau sebaliknya. Di hari biasa paling sekitar sepuluh orang. Tetapi, di akhir pekan seperti momen libur panjang ini, bisa lebih dari 100 orang. Kalau yang ke sawah, banyak yang mancanegara,” kata Raden.
Menurut Raden, untuk akhir tahun ini, wisatawan mancanegara banyak datang dari Asia Tenggara dan Eropa. Pengunjung tidak membayar tiket saat ke Masjid Kuno yang berusia sekitar 500 tahun itu, tetapi bisa menyumbang seikhlasnya. Hanya saja, mereka harus menyewa kain Rp 10.000 yang dikenakan saat masuk ke area masjid.
Kemah dan air terjun
Selain kunjungan sehari di kawasan wisata seperti Mia, ada juga yang berkemah. Misalnya di area berkemah yang disediakan Aranka Tempasan Lodge dengan pemandangan lanskap Rinjani.
Muhammad Rian (30) yang berkemah bersama istri dan anak mengatakan, awalnya mereka berencana kemah di kawasan pesisir. Tapi, karena membawa anak kecil, akhirnya pindah ke area yang lebih tinggi.
Pengelola tempat berkemah sebenarnya menawarkan paket yang terdiri dari tenda dan sarapan. Tetapi, Rian memilih menyewa tenda di luar dan membawa sendiri makanan.
Menurut Rian yang sehari-hari menjadi guru di Lombok Utara, ia dan keluarganya memang biasa mengisi libur dengan berkemah. Termasuk pada libur panjang kali ini.
Baca juga: Nyiru Jaja Bejangkongan Pemersatu Warga Pringgasela Selatan
”Tetapi kami sengaja berkemah lebih awal. Sebelum tahun baru. Kalau sudah dekat tahun baru, di sini pasti ramai,” kata Rian.
Air terjun juga menjadi pilihan warga. Misalnya, Air Terjun Goa Kopong di Pringgasela Selatan. Selama libur, air terjun ini hampir setiap hari dikunjungi wisatawan, terutama dari Lombok Timur.
”Sekarang sedang liburan sekolah. Jadi bersama teman-teman ke sini. Selain dekat, tempatnya adem. Apalagi ada kolam untuk berenang,” kata Zulkifli (16), pengunjung asal Masbagik.
Berdampak
Geliat wisata pada libur panjang ini secara langsung berdampak pada sektor akomodasi, termasuk masyarakat di destinasi wisata.
Resepsionis Hotel dan Restauran Nusantara Sembalun, Yunia (22), mengatakan, sejak dua hari terakhir, 20 kamar mereka penuh. Selain lokal, tamu mereka juga berasal dari Pulau Jawa.
”Dampak liburan memang sudah mulai terasa. Jadi sekarang sudah mulai ramai. Nanti untuk tahun baru juga sudah penuh,” kata Yunia.
Yunia mengatakan, mereka tidak punya persiapan khusus. Hanya saja, mereka menambah dua personel dari cabang hotel di Mataram.
Iqbal Abdul (25), pengelola Aranka Tempasan Lodge, menambahkan, untuk Natal, 11 kamar mereka juga telah penuh. Begitu juga untuk malam tahun baru nanti. ”Bagi yang tidak dapat kamar, kami ada area berkemah. Bisa membawa tenda sendiri atau dari kami,” kata Iqbal.
Sementara menurut Satria Maulana Kusuma (21) yang berjualan makanan di obyek wisata Goa Kopong, Pringgasela Selatan, pada hari biasa bisa mendapatkan Rp 500.000-Rp 600.000. Tetapi, setelah memasuki musim liburan, terutama di akhir pekan, bisa tembus hingga Rp 1,3 juta.