Jalan Layang Djuanda Jadi Pemecah Kepadatan Lalu lintas Sidoarjo-Surabaya
Pengoperasian jalan strategis penghubung Bandar Udara Juanda dengan Surabaya dan Sidoarjo tersebut bertujuan mendukung kelancaran arus lalu lintas selama masa libur sekolah, Natal, dan perayaan Tahun Baru 2024.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Proyek strategis nasional jalan layang Djuanda atau Aloha di Sidoarjo, Jawa Timur, mulai di uji coba secara fungsional. Pengoperasian jalan strategis penghubung Bandar Udara Juanda dengan Surabaya dan Sidoarjo tersebut bertujuan mendukung kelancaran arus lalu lintas selama masa libur sekolah, Natal, dan perayaan Tahun Baru 2024.
Uji coba fungsional jalan layang atau flyover Djuanda yang berada di kawasan Aloha, Kecamatan Gedangan, dimulai Jumat (15/12/2023) pagi sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Uji coba hanya dilakukan sehari, itu pun hanya sampai pukul 20.00 waktu setempat. Setelah itu, jalan akan ditutup kembali.
”Sehari setelah uji coba, jalan akan mulai dioperasikan secara fungsional, yakni pada 16-21 Desember 2023. Fungsionalisasi jalan layang dilakukan mulai pukul 04.00 hingga 20.00 waktu setempat,” ujar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.4 Provinsi Jatim ruas Surabaya-Waru-Sidoarjo, I Made Gede Widhiyasa.
Made menambahkan, untuk mendukung kelancaran lalu lintas saat libur Natal dan Tahun Baru 2024, fungsionalisasi jalan layang Djuanda akan diperpanjang hingga 2 Januari 2024. Penerapan sistem buka-tutup tersebut terpaksa dilakukan karena masih ada pekerjaan minor yang dilaksanakan pada malam hari. Salah satunya pemasangan ornamen dan instalasi pagar pengaman.
Menurut Made, persiapan uji coba dan fungsionalisasi jalan layang Djuanda selama masa libur Natal dan Tahun Baru telah dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan instansi terkait, terutama Ditlantas Polda Jatim, BPTD Jawa Timur, dan beberapa pihak lainnya. Beberapa petugas akan ditempatkan di titik-titik yang diperkirakan berpotensi mengalami kemacetan untuk menjaga kelancaran arus lalu lintas.
Jalan layang Djuanda rencananya ditutup kembali setelah 2 Januari 2024 atau masa libur Tahun Baru selesai. Pengoperasian jalan secara penuh akan dilakukan setelah seluruh pekerjaan selesai. Adapun sesuai dengan rencana serah terima pertama pekerjaan dilakukan pada tanggal 23 April 2024.
”Terkait perkembangan pekerjaan fisik, pembangunan fly over Djuanda hingga 11 Desember 2023 ini telah mencapai 95,21 persen. Capaian itu melampaui target awal sebesar 83,351 persen. Artinya ada percepatan 11,85 persen,” kata Made.
Jalan layang Djuanda memiliki total panjang jembatan 858 meter yang terbagi dalam dua ruas. Ruas pertama yakni Fly Over (FO) A membentang dari Sidoarjo menuju Juanda sepanjang 435 meter dan FO B (Juanda–Surabaya) sepanjang 423 meter. FO Djuanda memiliki lebar jembatan 9 meter yang terdiri dari dua lajur dengan lebar masing-masing 3,5 meter. Selain itu, dilengkapi dengan bahu jalan dan parapet sebagai pelindung.
Pengoperasian secara fungsional jalan layang Djuanda disambut hangat oleh masyarakat. Salah satunya Luluk Mariati (46) warga Gedangan. Hampir setiap hari, dia berhadapan dengan kemacetan di jalan raya Aloha karena pekerjaan perbaikan jalan dan penyelesaian pembangunan jalan layang.
”Hampir setiap hari Jalan Aloha selalu macet. Dengan dioperasikannya jalan layang ini semoga kemacetannya berkurang bahkan bisa lancar supaya warga bisa beraktivitas secara maksimal,” kata Luluk.
Selain pengoperasian jalan layang, upaya mengurai kemacetan di jalan nasional Waru-Aloha-Gedangan-Buduran dilakukan dengan pembangunan jalan paralel (frontage road) sepanjang 9 kilometer. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menargetkan pembangunan jalan paralel menembus Surabaya pada 2024. Saat ini proyek pengerjaan memasuki segmen ruas Delta Sari-Waru di Sidoarjo.
Hampir setiap hari jalan Aloha selalu macet. Dengan dioperasikannya jalan layang ini semoga kemacetannya berkurang bahkan bisa lancar supaya warga bisa beraktivitas secara maksimal.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan pembangunan jalan paralel segmen Delta Sari-Waru ditarget tuntas akhir 2023. Setelah itu pekerjaan dilanjutkan pada tahun anggaran 2024 hingga selesai. Kehadiran dua infrastruktur jalan, yakni jalan paralel dan jalan layang dipastikan akan menambah jumlah ruas jalan di Sidoarjo.
”Penambahan ruas jalan ini untuk menjawab persoalan terkait peningkatan jumlah kendaraan yang terjadi setiap tahun, meskipun masih belum mampu mengimbangi,” ujar Muhdlor.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Kabupaten Sidoarjo Dwi Eko Saptono mengatakan pengerjaan tahun ini fokus pada segmen di Perumahan Delta Sari hingga pabrik paku di Kecamatan Waru. Target akhir tahun ini pemasangan jembatan.
”Selanjutnya akan dilakukan pelapisan fondasi agregat semen kelas A/CBT mulai deltasari hingga PT Genta,” kata Dwi.
Setelah itu akan dilanjutkan dengan pekerjaan pengaspalan, pemasangan fondasi batu kali, dan pengurukan pada segmen jalan di Kecamatan Buduran sepanjang 140 meter.