Perempuan Muda Diduga Meloncat dari Lantai 12 di Universitas Brawijaya Malang
Seorang perempuan diduga menjatuhkan diri dari lantai 12 di salah satu gedung di Universitas Brawijaya. Dari keterangan orangtua kepada polisi, korban telah mengundurkan diri dari kampus itu sejak 2019 lantaran depresi.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Seorang perempuan muda ditemukan tewas di balkon lantai 4 Gedung F Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Kamis (14/12/2023). Ia diduga sengaja melompat dari lantai 12 gedung tersebut.
Informasi yang dikumpulkan dari lapangan, peristiwa ini diketahui saat beberapa mahasiswa yang tengah mengerjakan ujian akhir semester mendengar suara benda jatuh. Setelah dicek, ternyata ada sesosok perempuan dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
Beberapa mahasiswa mengaku tidak mengenal korban. ”Bener, tadi di sana posisinya (sambil menunjuk ke lokasi). Saat peristiwa terjadi saya belum berangkat. Saya dengar kabar dari mulut ke mulut,” ucap salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer yang enggan disebut namanya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Malang Komisaris Danang Yudanto mengungkapkan, dari hasil olah tempat kejadian perkara yang dilakukan tim Inafis dan keterangan saksi, diduga korban sengaja melompat dari lantai 12.
Hal ini didukung, antara lain, dengan ditemukannya beberapa barang milik korban di lantai 12. Selain itu juga ada luka bekas sayatan pada pergelangan tangan kiri korban yang diduga dilakukan beberapa hari lalu. ”Sebelum peristiwa terjadi sudah ada niatan dari korban untuk mengakhiri hidup,” katanya.
Menurut Danang, korban yang masih dirahasiakan identitasnya itu terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Matematika dan IPA Universitas Brawijaya. Namun, korban telah mengundurkan diri lantaran merasa mempunyai penyakit yang mengganggu kehidupannya.
Hal itu diceritakan orangtua korban kepada polisi. ”Orangtua korban menyatakan anaknya sudah mengundurkan diri dari Universitas Brawijaya tahun 2019 karena depresi sehingga tidak lagi kuliah di Brawijaya,” ujar Danang.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Divisi Informasi dan Kehumasan Universitas Brawijaya Zulfaidah Penata Gama membenarkan adanya peristiwa ini. Namun, pihaknya belum memiliki banyak informasi terkait peristiwa tersebut.
Pihaknya juga belum mendapat informasi mengenai identitas korban, apakah benar mahasiswa Universitas Brawijaya atau bukan. Sejauh ini, yang diterima pihak kampus baru foto dari peristiwa itu.
”Memang ada orang yang ditemukan (meninggal) di bawah, di Fakultas Ilmu Komputer, namun kami tidak bisa memberikan informasi terkait siapa atau bagaimana kronologinya karena saat ini sedang diselidiki oleh pihak kepolisian,” ujarnya.
Menurut Zulfaidah, hingga kini pihaknya masih menunggu informasi dari pihak kepolisian. Pihaknya pun tengah menelusuri apakah yang bersangkutan merupakan mahasiswa setempat. Dua pekan terakhir, lingkungan akademik di Brawijaya memang tengah menyelenggarakan ujian akhir semester.
Orangtua korban menyatakan anaknya sudah mengundurkan diri dari Universitas Brawijaya tahun 2019 karena depresi sehingga tidak lagi kuliah di Brawijaya.
Sementara itu, masih terkait dugaan bunuh diri, Kamis sore, tim Laboratorium Forensik Kepolisian Daerah Jawa Timur melakukan olah TKP di rumah keluarga yang bunuh diri di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Kegiatan ini dilakukan untuk mempertegas dan memperjelas identifikasi terkait kematian WE (44) yang berprofesi sebagai guru SD serta istrinya, S (40), dan anak bungsunya, ARE (12). Ketiganya meninggal pada Selasa (12/12/2023). Polisi menduga kuat faktor ekonomi, yakni beban utang, menjadi penyebab peristiwa itu.