Anies Tawarkan Dua Solusi Soal Kenaikan Harga Pangan
Anies Baswedan optimistis ada cara mengatasi kenaikan harga pangan yang kerap terjadi. Ia pun menawarkan dua solusi untuk mengatasi.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Calon presiden RI nomor urut 1, Anies Baswedan, menyoroti kenaikan harga pangan yang kerap terjadi. Ia mengusulkan dua solusi seusai menyerap aspirasi para pedagang di Pasar Angso Duo, Jambi, Kamis (14/12/2023).
Anis tiba di Jambi pukul 09.00 WIB dalam kunjungan kampanyenya. Mendarat di Bandara Sultan Thaha sekitar pukul 10.00, ia bertolak menuju Pasar Angso Duo.
Anies yang mengenakan kaus oblong berwarna hitam berkeliling pasar dan menjumpai para pedagang. Selain bersalaman dan berfoto, ia pun menanyakan keluhan pedagang.
Sebagian pedagang rupanya lebih banyak mempersoalkan kenaikan harga pangan yang terus terjadi belakangan. ”Beras, cabai, semuanya tadi saya juga lihat ikan, ayam itu setiap akhir tahun, puasa, dan Lebaran naik. Tapi, itu sebenarnya bisa diantisipasi kenapa karena tiap tahun ada akhir tahun, tiap tahun ada Lebaran, tiap tahun ada Ramadhan,” kata Anies.
Terkait itu, Anies menawarkan perlunya penambahan produksi untuk memperkuat suplai di pasar. ”Seharusnya produksinya ditambah, ” ucapnya.
Selain itu, ia pun menawarkan pedagang membentuk koperasi agar mudah mendapatkan pembiayaan kala mengalami kesulitan keuangan. Ia menjanjikan akan membantu pedagang lewat koperasi simpan-pinjam. ”Dan kami usul supaya membuat koperasi di sini, bikin koperasi. Kalau bapak ibu bikin koperasi, nanti kita bisa memberikan pemodalnya lewat koperasi,” katanya.
Ia menjelaskan lebih lanjut alasan perlunya koperasi dibentuk untuk mewadahi kebutuhan para pedagang pasar. ”Kalau ibu, bapak sendiri-sendiri pinjam, maka satu orang. Tapi, kalau 2.000 pedagang, satu koperasi jadi besar dapatnya,” ucapnya. Dengan demikian, kalau koperasinya berkembang, keuntungan bersama dapat dibagi-bagi kepada para pedagang sendiri.
Keuntungan lainnya, kata Anies, dengan bergabung dalam koperasi, para pedagang tidak lagi terikat dengan harus membayar bunga yang besar kepada rentenir.
Kalau bapak ibu bikin koperasi, nanti kita bisa memberikan pemodalnya lewat koperasi.
Pedagang di pasar itu, Ambarita, mengeluhkan soal kenaikan harga bahan-bahan makanan yang tak sebanding dengan penghasilannya sehari-hari. ”Terutama harga cabai naiknya gila-gilaan,” katanya. Awal pekan ini, harga cabai menyentuh 100.000 per kilogram. Baru Kamis ini, harganya turun menjadi 50.000.
Menurut dia, pemerintah harus punya manajemen pencegahan atau antisipasi agar harga bahan-bahan makanan bisa stabil. Hal senada dikemukakan Ida, pedagang cabai. Fluktuasi harga yang kerap terjadi memerngaruhi daya beli masyarakat. ”Kalau harganya tiba-tiba naik tajam, pembeli biasanya tahan diri. Dampaknya ke kami yang berdagang, makin tipis penghasilannya,” ujarnya.