logo Kompas.id
OpiniKampanye Pemilu yang...
Iklan

Kampanye Pemilu yang Berkualitas

Demokrasi yang berkualitas membutuhkan kampanye capres dengan ide dan pemikiran untuk menyelesaikan masalah berbangsa.

Oleh
ASRINALDI A
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VNMOHUt6NvxIEjyoCrVwhvTfiMI=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F13%2Fc3d00e38-a892-49d4-baa9-1c2a5bb930d6_jpg.jpg

Kampanye Pemilu 2024 yang dilaksanakan hingga 10 Februari 2024 sebenarnya sesuatu yang dinanti oleh masyarakat politik. Paling tidak mereka ingin tahu bagaimana gagasan-pasangan calon presiden dalam menyikapi kompleksitas persoalan bangsa Indonesia.

Ide dan pemikiran capres tentang Indonesia ke depan adalah cerminan kepemimpinan seperti apa yang akan mereka jalankan. Apalagi setiap capres memiliki pengalaman yang berbeda-beda dalam penyelenggaraan pemerintahan. Oleh karena itu, kampanye yang mereka lakukan menjadi pedoman bagi pemilih untuk menentukan pasangan mana yang layak mereka pilih sebagai presiden mendatang.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Kampanye adalah bentuk komunikasi politik yang dilakukan capres kepada publik dengan menyampaikan ide dan pemikiran serta citra diri mereka sebagai pertimbangan bagi masyarakat untuk meyakinkan konstituennya. Jarang diketahui, kampanye juga mengandung makna dilakukannya proses pendidikan politik yang dapat dipelajari oleh masyarakat dari ide dan pemikiran capres apa yang logis dan masuk akal yang akan mereka kerjakan kalau terpilih. Mestinya dalam masyarakat yang politiknya rasional, mereka sangat menunggu ide dan pemikiran yang disampaikan capres ke publik.

Baca juga: Kampanye Pemilu Berkeadaban

Sayangnya, tidak semua capres tertarik dengan kampanye ini. Selain ketidaksiapan mereka dengan materi kampanye yang terkait dengan isu-isu yang berkembang dalam masyarakat, juga ketidakmampuan mereka beretorika sebagai cara mereka berkomunikasi dengan publik. Kecenderungan capres seperti ini mesti diketahui oleh masyarakat agar mereka sadar dengan kapasitas pemimpin yang akan dipilih.

Di sisi lain, juga masih banyak pemilih yang tidak tertarik dengan kampanye ini karena rendahnya pendidikan politik yang mereka miliki. Walaupun begitu, tentu capres yang berkualitas akan selalu meningkatkan pendidikan politik kepada pemilihnya melalui kampanye yang dilakukan. Ide dan pemikiran yang disampaikan capres dalam kampanye inilah yang dapat menstimulasi pemahaman pemilihnya.

Calon presiden Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo (kanan ke kiri) mengikuti debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum di kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023).
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Calon presiden Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo (kanan ke kiri) mengikuti debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum di kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Bagi-bagi hadiah

Bahkan, munculnya budaya politik yang partisipatif bermula dari adanya kampanye yang berkualitas yang disertai dengan ide dan pemikiran capres yang menarik bagi publik untuk didiskusikan. Kampanye pemilu dengan ide dan pemikiran mendorong masyarakat untuk lebih mengenal capresnya. Tidak jarang masyarakat berusaha mengkritisi ide dan pemikiran yang capres dengan nilai dan kepercayaannya terhadap politik.

Fenomena yang tidak berubah dari kampanye presiden yang sejak reformasi kita lakukan adalah bagi-bagi hadiah kepada pemilih. Ada kelompok masyarakat karena ketidaktahuannya, maka mereka cenderung lebih senang menerima hadiah dari capres yang melakukan kampanye. Kondisi ini sangat memengaruhi kualitas pemilu yang dihasilkan. Apalagi, capres sengaja memilih cara ini karena tidak ada ide dan pemikiran mereka bagaimana membangun bangsa ini ke depan.

Iklan

Dapat dibayangkan kekritisan seperti apa yang akan terbentuk dalam pikiran masyarakat kalau capres hanya berkampanye dengan membagi-bagi hadiah saja.

Sepatutnya pemahaman masyarakat yang telanjur tahu bahwa kampanye pemilu itu adalah bagi-bagi uang, cendera mata, buku dan sejenisnya harus diperbaiki melalui ide serta pemikiran dari capres. Hanya dengan cara mengampanyekan ide dan pemikiran inilah yang dapat meningkatkan kualitas masyarakat kita berpolitik.

Demokrasi yang berkualitas membutuhkan kampanye capres dengan ide dan pemikirannya bagaimana menyelesaikan masalah berbangsa dan bernegara. Begitu juga tahu bagaimana menempatkan ide dan pemikirannya di mata masyarakat internasional. Apalagi sebagai negara demokrasi terbesar di dunia, pemilu Indonesia juga mendapat perhatian masyarakat internasional. Karena itu, kewibawaan bangsa ini juga ditentukan sejauh mana ide dan pemikiran capresnya ikut serta membahas bagaimana kondisi politik internasional dan menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi.

https://cdn-assetd.kompas.id/5UqXqb5e6h-A1Kx5QSGDgu9cLz0=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F28%2Ff0228bc5-3caa-4058-b2ad-fa842d2039e6_jpg.jpg

Membentuk efikasi politik

Tentu kalau menginginkan adanya partisipasi aktif warga negara dalam pemilu, ide dan pemikiran capres inilah yang menjadi ukurannya. Kualitas ide dan pemikiran capres dalam kampanye ini perlu ditingkatkan dari waktu ke waktu sehingga pada hari pemungutan suara individu dengan mudah menentukan pilihannya kepada capres tertentu.

Demokrasi prosedural yang dilakukan melalui pemilu tidak mengajarkan kampanye dengan hanya bagi-bagi hadiah atau makanan kepada masyarakat. Kampanye seperti ini jelas ”pembodohan” kepada masyarakat yang menganggap bahwa capres sebagai malaikat penolong hidup mereka.

Kampanye pemilu yang berkualitas secara tidak langsung mendidik individu untuk kritis memikirkan bagaimana pilihan politik itu dibuat. Inilah alasannya mengapa pemilih harus mengikuti kampanye capres untuk mengetahui apa ide dan pemikiran untuk pemilih dan bukan membutakan masyarakat dengan bagi-bagi hadiah apalagi uang.

Kampanye berkualitas akan menghasilkan efikasi politik internal individu warga negara. Bandura dalam Self-efficacy in changing society (1992) menjelaskan efikasi politik internal individu warga negara ini menjadi dasar pembentukan keyakinan diri bahwa kontribusi mereka dapat memengaruhi kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Sebab, pada akhirnya capres yang dipilih akan membentuk pemerintahan yang akan melaksanakan ide dan pemikiran yang mereka sampaikan dalam kampanye.

Dapat dibayangkan kekritisan seperti apa yang akan terbentuk dalam pikiran masyarakat kalau capres hanya berkampanye dengan membagi-bagi hadiah saja. Masyarakat yang kritis akan mendorong presiden terpilih mewujudkan ide dan pemikiran untuk masyarakat sesuai dengan kampanye pemilu yang dilakukan. Begitulah demokrasi bekerja sehingga apa yang menjadi tujuan bernegara dapat diwujudkan sesuai dengan komitmen presiden terpilih.

Baca juga: Kampanye Pilpres Lebih Menarik Perhatian Masyarakat

Sudah saatnya demokrasi prosedural ini mulai diselenggarakan dengan cerdas dengan melibatkan semua elemen yang ada. Mestinya setelah lima pemilu dilakukan sejak bangsa ini mengalami transisi ke demokrasi tahun 1998, banyak pembelajaran demokrasi yang harusnya diambil oleh capres dan masyarakat dalam pelaksanaan setiap pemilu.

Jangan lagi capres dan tim pemenangannya terjebak dengan cara-cara kampanye yang dengan sengaja memobilisasi dukungan dengan janji hadiah atau uang. Kampanye yang hanya bagi-bagi hadiah adalah ”pembodohan” kepada masyarakat dan menjadikan mereka hanya sebagai obyek politik setiap pemilu dilaksanakan. Inilah yang membuat demokrasi prosedural kita menjadi rutinitas saja tanpa mampu membuat perubahan kualitas hidup masyarakat menjadi lebih baik.

Asrinaldi A, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Andalas

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000