Liburan ke Palangkaraya, Wajib Icip Lele Borneo dan Rotan
Kota Palangkaraya di Kalimantan Tengah bisa jadi pilihan tempat liburan di akhir tahun. Saat jalan-jalan ke Kota Cantik, ada dua kuliner yang wajib dicicip, yaitu ikan lais bakar dengan kandas dan sayur rotan.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·4 menit baca
Kota Palangkaraya dikelilingi oleh tiga sungai, yakni Sungai Kahayan, Sungai Rungan, dan Sungai Sebangau. Sungai itu pun menjadi surganya ikan air tawar. Dari ikan nila, ikan patin, toman, hingga ikan lais atau si lele Borneo. Di sanalah pelancong dapat berburu kuliner olahan ikan saat liburan.
Salah satu tempat legendaris untuk menikmati ikan lais dengan masakan khas Dayak ada di Resto Tjilik Riwut. Restoran ini terletak Jalan Jenderal Sudirman Nomor 1, Palangka, sekitar 500 meter dari Jembatan Kahayan, yang menjadi ikon Kota Palangkaraya.
Dari Jembatan Kahayan, pengunjung bisa melewati Taman Pasuk Kameloh dan patung Soekarno. Dari jauh, pelancong akan melihat papan nama resto itu. Nyaris tak ada penduduk kota yang tidak tahu tempat ini.
Tidak hanya karena restorannya, tetapi juga karena kawasan ini merupakan tempat bersejarah. Di sana Tjilik Riwut, pahlawan nasional asal Kalteng, pernah tinggal.
Resto ini terbagi jadi dua tempat, di dalam dan di luar ruangan. Pengunjung bisa memilih lokasinya, termasuk aneka menu. Salah satunya adalah ikan lais bakar. Ikan berjuluk lele Borneo ini digoreng terlebih dahulu lalu dibumbui dan dibakar. Jadi, teksturnya tidak terlalu lembek dan lebih crispy.
Tanpa sambal, ikan bakar ini terasa tak lengkap. Untuk itu, restoran menyajikan kandas, sambal tradisional Dayak. Ada beberapa pilihan kandas, seperti kandas serai, kandas potok, dan kandas umbut rotan. Biasanya pilihan utama jatuh pada kandas sarai atau serai.
Berbeda dengan sambal, kandas tak hanya berisi cabai. Kandas serai, misalnya, berbahan suwiran daging ikan, daun serai, dan kelakai (sayur pakis). Cara membuatnya, ikan terlebih dahulu direbus atau digoreng, sedangkan sayuran dibersihkan, lalu direndam air panas. Lalu, bahan itu ditumbuk jadi satu.
Kandas dan ikan bakar jadi paket lengkap yang dijamin bisa menambah nafsu makan. ”Misinya memang ingin mengenalkan masakan khas Dayak,” ucap Kameloh Ida Lestari (66), anak keempat Tjilik Riwut, di Palangkaraya, Kamis (6/12/2023).
Rotan muda adalah makanan andalan leluhur Dayak di Kalteng
Di tempat ini, ikan lais bakar harganya Rp 38.500 per porsi, sedangkan kandas sarai Rp 11.000 per porsi. Orang yang datang ke Palangkaraya hanya bisa menemukan masakan khas Dayak di warung-warung tertentu.
Masakan khas Dayak berikutnya adalah juhu umbut rotan atau sayur rotan muda. Tak banyak yang tahu jika rotan jadi salah satu kuliner wajib di Kalteng. Bahkan, mungkin masih ada yang belum paham jika rotan bisa dikonsumsi. Rotan muda adalah makanan andalan leluhur Dayak di Kalteng.
Rasanya memang pahit, tetapi di Resto Tjilik Riwut, juhu rotan dimasak dengan kuah kuning lengkap dengan kepala ikan patin. Dijamin rasa pahit rotan muda kian samar dengan sedapnya daging ikan patin.
”Kuah kuningnya itu bikin rotan muda yang pahit jadi enak dimakan,” ujar Heidi (32), salah satu pengunjung.
Di tempat ini, pengunjung bisa menikmati makanan khas Dayak sambil mengurai kenangan sejarah Kalimantan Tengah. Resto Tjilik Riwut memiliki area Galeri Tjilik Riwut, atau museum untuk mengenang kiprah Tjilik Riwut (1918-1987), sang pahlawan nasional. Tempat itu juga sudah menjadi bangunan cagar budaya oleh pemerintah.
Rumah ini dibangun pada tahun 1959 saat Tjilik Riwut masih menjadi gubernur. Sejak 11 tahun lalu, rumah itu kemudian jadi restoran. Jika ingin menikmati masakan Dayak, bisa datang ke tempat ini mulai pukul 10.00 sampai 22.00 malam.
Ada foto-foto beliau saat masih menjadi tentara, menjadi jurnalis, dan saat mengemban tugas sebagai Gubernur Kalteng pada periode 1958-1967. Bahkan, kamera dan catatan-catatan di kertas miliknya bisa dilihat di galeri tersebut.
Kuliner pilihan lainnya ada di Kedai Abah Idak Jalan Kinibalu, Kota Palangkaraya, Kalteng. Kedai ini hanya 500 meter dari Bundaran Besar Kota Palangkaraya.
Kedai ini membuat berbagai makanan khas Chinese dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Nuansa tempat ini sangat sederhana, tetapi yang terpenting bersih dan nyaman.
Jadi, untuk anak muda yang mau ngopi sambil makan nasi hainan ayam char siu, tempat ini bisa jadi rekomendasi. Harga kopinya mulai dari Rp 8.000 sampai Rp 16.000 per gelas, sedangkan sepiring nasi hainan khas Tionghoa hanya Rp 35.000 per porsi.
Tempat yang baru dibangun lebih kurang satu tahun ini jadi tren baru tempat nongkrong anak muda di Palangkaraya. Selain nasi hainan yang umami, kopi arabika dan robustanya juga patut dicoba. Tidak seperti restoran Chinese kebanyakan, di kedai ini semua makanan halal. Silakan mengunjunginya pada pukul 09.00 sampai 18.00 WIB.
Nah, dua kuliner itu wajib dicoba jika kaki sudah menginjak tanah Dayak di Palangkaraya. Selamat menikmati kuliner Kota Cantik, Kota Palangkaraya.