Surabaya Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 Saat Natal dan Tahun Baru
Surabaya, Jawa Timur, turut mewaspadai potensi peningkatan kasus Covid-19 pada masa Natal dan Tahun Baru 2024.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, mewaspadai potensi peningkatan kasus Covid-19 dalam masa Natal dan Tahun Baru yang bersamaan dengan libur sekolah. Jajaran aparatur disiapkan untuk mengawasi mobilitas masyarakat di obyek wisata dan ruang publik untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.
”Kami amati dan awasi potensi kasusnya. Jika harus ada aturan seperti sebelumnya, akan dikeluarkan termasuk pembatasan,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam jumpa pers akhir pekan di Balai Kota Surabaya, Sabtu (9/12/2023) petang.
Jumpa pers untuk menjawab semua pertanyaan tentang isu atau peristiwa yang sepekan ini dibicarakan oleh warga, yakni banjir, layanan administrasi, perizinan, dan rencana pengembangan angkutan umum.
Eri melanjutkan, kewaspadaan akan Covid-19 kembali ditingkatkan karena peningkatan kasus di Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Dari catatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), tercatat setidaknya 160 kasus Covid-19 kurun Oktober-November 2023. Di Malaysia, temuan sudah tembus 3.700 kasus, sedangkan di Singapura meroket hingga lebih dari 22.000 kasus.
Di Indonesia, terutama Jakarta, kenaikan kasus mirip dengan yang terjadi di negara tetangga. Kenaikan akibat mutasi virus subvarian Eris atau EG.5 dan EG.2. Di sisi lain, kalangan warga tes PCR secara mandiri karena mendengar kasus Mycoplasma pneumoniae sudah terdeteksi di Jakarta. Kewaspadaan seperti ini kemungkinan besar juga terjadi di Surabaya.
”Untuk pencegahan, yang terbaik kembali dengan perilaku seperti saat pandemi lalu,” kata Eri. Yang dimaksud ialah memakai masker, menjaga kebersihan diri, dan menjaga jarak dengan orang-orang berpotensi sakit untuk menekan penularan.
Menurut Eri, saat Natal dan Tahun Baru, diyakini obyek wisata dan ruang publik di ibu kota Jatim akan dipenuhi oleh warga atau wisatawan dari luar daerah. Jika dalam masa libur Natal dan Tahun Baru terjadi kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan, ada kemungkinan pembatasan aktivitas akan ditempuh seperti saat pandemi menyerang.
”Jika tidak terjadi kenaikan kasus Covid-19, di obyek wisata kami tempatkan petugas untuk mengamankan aktivitas masyarakat,” ujar Eri. Penempatan aparatur di obyek wisata dan ruang publik merupakan kebijakan biasa untuk memastikan mobilitas masyarakat selamat, aman, dan tertib.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina telah menyosialisasikan kembali mitigasi terhadap potensi kenaikan Covid-19 melalui puskesmas, Kader Surabaya Hebat, dan pengurus RT/RW. Kesadaran untuk tetap waspada terhadap potensi serangan wabah perlu dipelihara.
Untuk pencegahan, yang terbaik kembali dengan perilaku seperti saat pandemi lalu.
Misalnya, kalangan warga Surabaya yang baru bepergian dari Malaysia dan Singapura atau negara-negara yang sedang mengalami masalah Covid-19 agar memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Jika mengalami gejala Covid-19, yakni batuk kering, pilek, demam tinggi, sulit menelan, penurunan kemampuan membau dan mencecap, agar menjalani tes PCR lalu karantina mandiri.
”Kami siap untuk kembali menempuh 3T (tracing, testing, treatment),” kata Nanik. Sosialisasi protokol kesehatan akan digencarkan lagi. Fasilitas publik yang sebelumnya dipakai sebagai tempat darurat penanganan pasien Covid-19 akan ditengok kembali dan segera disiapkan jika diperlukan sebagai pendukung rumah sakit.
Sementara itu, mobilitas masyarakat pengguna sarana PT Kereta Api Indonesia (Persero) dari Surabaya terlihat meninggi. Daerah Operasi 8 Surabaya mencatat penjualan tiket sampai dengan Sabtu petang sudah lebih dari 126.800 tiket. Jumlah itu 30 persen dari kapasitas 422.676 tiket yang disediakan selama masa libur Natal dan Tahun Baru, yakni 21 Desember 2023 sampai 7 Januari 2024.
Manajer Humas Daop 8 Surabaya Luqman Arif mengatakan, untuk angkutan Natal dan Tahun Baru, dioperasikan 44 KA reguler dan 6 KA tambahan. Tujuan favorit penumpang dari Surabaya antara lain Surakarta, Yogyakarta, Semarang, dan Bandung. Untuk tujuan di Jatim, Madiun, Malang, Jember, dan Banyuwangi. ”Pengoperasian enam KA tambahan untuk mengakomodasi kenaikan permintaan dari masyarakat,” ujarnya.
Masih tentang kesiapan angkutan Natal dan Tahun Baru, menurut Koordinator Satuan Pelaksana Terminal Purabaya Ahmad Badik, telah dilaksanakan inspeksi keselamatan lalu lintas angkutan jalan (RAMP check) pada bus-bus antarkota dalam provinsi dan antarprovinsi. Belum terjadi lonjakan penumpang keberangkatan atau kedatangan di terminal dalam wilayah Desa Bungurasih, Kabupaten Sidoarjo, itu.
Direktur Lalu Lintas Polda Jatim Komisaris Besar Komarudin mengatakan, berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi, pergerakan warga selama Natal dan Tahun Baru diprediksi 107,63 juta orang atau 39,8 persen dari populasi Indonesia.
Jumlah ini naik 143,6 persen dibandingkan dengan momentum Natal dan Tahun Baru tahun sebelumnya. Puncak arus mudik atau keberangkatan terjadi pada 23 Desember dan 30 Desember. Puncak arus balik atau kedatangan diprediksi terjadi pada 2 Januari 2024.
Tujuan mudik terbanyak ialah Jatim dengan 26 persen, lalu Jateng dengan 21 persen, dan Jabar dengan 15 persen. Moda terbanyak yang akan dipakai untuk mudik ialah mobil pribadi lalu bus. ”Peningkatan mobilitas ini kemungkinan besar akan terjadi di obyek-obyek wisata sehingga kami mewaspadai potensi kemacetan dan kecelakaan di sana,” kata Komarudin.