Keterisian Trans Semanggi Suroboyo Tertinggi di Indonesia
Dengan keterisian 70,6 persen, kinerja Trans Semanggi Suroboyo menjadi yang terbaik di antara pengoperasian Teman Bus dengan skema pembelian layanan atau ”buy the service” di 10 kota besar di Indonesia.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
Bus Trans Semanggi Suroboyo yang diluncurkan di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, pada 29 Desember 2021.
SURABAYA, KOMPAS — Keterisian bus Trans Semanggi Suroboyo sepanjang 2022 rata-rata 70,6 persen. Angka itu menjadi yang tertinggi di antara kota-kota yang mengoperasikan Teman Bus, angkutan umum dengan skema pembelian layanan atau buy the service dari Kementerian Perhubungan.
Trans Semanggi Suroboyo secara resmi beroperasi sejak 1 Februari 2022 dengan tarif Rp 6.000 per penumpang dan dibayarkan secara non-tunai. Bus-bus berkapasitas sampai 50 penumpang (mayoritas berdiri) ini melayani koridor 2 (Lidah Wetan-Karang Menjangan-Kejawan Putih Tambak) sepanjang 45,7 kilometer (km). PT Seduluran Bus menjadi operator layanan dengan mengoperasikan 32 bus.
Berdasarkan survei kinerja dari Kementerian Perhubungan, Selasa (14/2/2023), Trans Semanggi Suroboyo telah mengangkut hampir 890.000 penumpang kurun 1 Februari-31 Desember 2022. Keterisian terendah terjadi di bulan perdana pengoperasian atau Februari dengan lebih dari 51.000 penumpang (47,8 persen).
Adapun pengangkutan tertinggi terjadi pada Oktober dengan lebih dari 112.000 penumpang (95,9 persen). Rata-rata keterisian penumpang 70,6 persen. Selama 11 bulan itu, Trans Semanggi Suroboyo telah menempuh lebih dari 1,176 juta kilometer layanan.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Petugas mencoba moda pembayaran dengan elektronik armada Teman Bus Trans Semanggi Suroboyo, Kota Surabaya, Rabu (29/12/2021).
Keterisian yang 70,6 persen itu menjadikan kinerja Trans Semanggi Suroboyo yang terbaik di antara pengoperasian Teman Bus di 10 kota besar di Indonesia. Di bawah itu adalah Solo dengan 65,9 persen, Banyumas (63,6 persen), Banjarmasin (60,5 persen), Medan (51,5 persen), Makassar (45,7 persen), Denpasar (37,8 persen), Bandung (32,9 persen), Yogyakarta (27,2 persen), dan Palembang (24,5 persen).
”Keterisian cukup tinggi di atas 70 persen masih bisa ditingkatkan dengan penyempurnaan layanan dan prasarana serta sarana,” kata Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno, Selasa (14/2/2023).
Sejumlah kendala peningkatan layanan Trans Semanggi Suroboyo, terutama lokasi keberangkatan, yakni stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) Pertamina di Jalan Raya Lidah Wetan, cuma mampu menampung maksimal 2 bus. Namun, SPBU ini masih menjadi opsi terbaik di sepanjang Jalan Raya Lidah Wetan yang menuju wilayah Menganti, Gresik.
Kendala lainnya, koridor 2 itu merupakan jaringan jalan dengan intensitas lalu lintas yang tinggi. Selain itu, sebagian jalan terpakai untuk parkir kendaraan. Akibatnya, bus-bus terjebak kepadatan hingga kemacetan sehingga sulit untuk menjamin ketepatan waktu layanan. Situasi ini bisa diatasi dengan penerapan jalur khusus bus atau busway.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tundjung Iswandaru mengatakan, Trans Semanggi Suroboyo merupakan salah satu dari penyediaan layanan bus kota di Surabaya, ibu kota Jatim. Selain itu, layanan yang juga termasuk dalam skema Teman Bus adalah bus listrik dengan operator Perum Damri yang melayani koridor 3 atau Terminal Purabaya-MERR-Kenjeran Park.
Namun, sejak awal tahun 2023, layanan bus listrik Perum Damri itu terhenti karena masih dalam evaluasi pengoperasian dan pembaruan kontrak. Situasi serupa sempat terjadi pada Trans Semanggi Suroboyo yang layanannya terhenti selama Januari 2022. Sejak empat pekan terakhir, layanan bus listrik koridor 3 digantikan oleh sebagian bus dari Trans Semanggi Suroboyo (koridor 2) sampai evaluasi dan pembaruan kontrak terselesaikan.
”Selain itu, di Surabaya terlebih dahulu ada layanan Suroboyo Bus yang dalam penanganan pemerintah kota,” kata Tundjung. Untuk meningkatkan layanan Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo, pemerintah akan mulai mengoperasikan angkutan pengumpan (feeder) berupa minibus dari perkampungan ke halte-halte persinggahan bus-bus dari dua layanan tadi.
Meski angkutan pengumpan berada dalam kendali pemerintah kota, menurut Tundjung, sebagian rute Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo beririsan atau terintegrasi untuk perpindahan penumpang. ”Feeder itu menggantikan sebagian angkutan kota dengan trayek yang tidak akan beririsan dengan layanan bus,” ujarnya.