PT KAI Daop 5 Purwokerto Waspadai 28 Titik Rawan Bencana
Sebanyak 68 petugas disiagakan untuk mengawasi jalur rel di wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto yang memiliki 28 titik rawan bencana.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 5 Purwokerto mewaspadai 28 titik rawan bencana alam seperti longsor, banjir, dan amblesan. Sebagai antisipasi, 68 personel pengawas rel disiagakan untuk menjamin keselamatan perjalanan kereta api.
”KAI sudah memetakan daerah yang memerlukan perhatian khusus yang rawan gangguan alam seperti longsoran, amblesan, ataupun banjir dan menyiapkan petugas ekstra untuk patroli dan inspeksi setiap hari,” kata Manajer Humas Daop 5 Purwokerto Feni Novida Saragih, di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (7/12/2023).
Feni mengatakan, 28 daerah yang memerlukan perhatian khusus karena kerawanan gangguan alam seperti longsoran, amblesan, dan banjir itu tersebar di beberapa titik seperti di petak Prupuk-Linggapura, Banjar-Langen, Gandrungmangun-Kawunganten, Kawunganten-Jeruklegi, dan Lebeng-Maos.
”Di titik-titik tersebut juga sudah disiapkan alat material untuk siaga untuk penanganan jika sewaktu-waktu terjadi force majeure gangguan alam,” katanya.
Seperti diketahui, awal pekan ini, pada Senin dini hari, sebuah tebing longsor dan menimbun rel di Gununglurah, Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah. Butuh waktu sekitar 20 jam untuk membersihkan material longsor. Akibatnya, sedikitnya 26 kereta dialihkan memutar lewat jalur utara dan ada 20 kereta yang terlambat pada Senin (4/12/2023) dan Selasa (5/12/2023).
Secara terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyumas Budi Nugroho mengatakan, sesuai dengan prakiraan cuaca, awal musim hujan sudah tiba pada dasarian terakhir bulan November. Oleh karena itu, Desember ini merupakan musim hujan. Hal itu berpotensi memicu bencana hidrometeorologi.
”Masyarakat diminta waspada, mengenali tanda-tanda alam, serta mengingat kesejarahan bencana di wilayah masing-masing,” katanya.
Budi juga mengimbau masyarakat untuk mengedepankan upaya pencegahan bencana seperti tidak membuang sampah sembarangan dan membersihkan saluran air.
”Juga tingkatkan fungsi siskamling untuk patroli kewilayahan serta deteksi dini dan lapor cepat jika terjadi kebencanaan. Jika terdapat potensi tanah longsor dan membahayakan, sebaiknya mengungsi ke tempat saudara atau tetangga yang aman,” kata Budi.
Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Yoga Sambodo, dalam prospek cuaca ekstrem di wilayah Jawa Tengah tiga hari ke depan, yaitu 7-9 Desember 2023, mengatakan, ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir/kilat dan angin kencang di beberapa wilayah di Jateng.
Faktor itu antara lain hangatnya suhu muka laut di wilayah perairan Jawa Tengah (Laut Jawa), labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal yang diamati di Jateng, serta aktifnya gelombang Rosby di sekitar Laut Jawa.
”BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, dan angin kencang”, tulis Yoga.