Tiba di Kepulauan Selayar, Laskar Rempah Telusuri Jejak Peradaban Masa Lalu
Tim Muhibah Budaya Jalur Rempah tiba di Kepulauan Selayar untuk menyusuri jejak peradaban jalur rempah di kepulauan itu.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
SELAYAR, KOMPAS — Rombongan Muhibah Budaya Jalur Rempah yang berlayar dengan KRI Dewaruci telah sampai di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Kegiatan yang diadakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi itu akan menelusuri jejak peradaban jalur rempah di Kepulauan Selayar yang pernah jaya pada masa lampau.
KRI Dewaruci sandar di dermaga Pelabuhan Rauf Rahman Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Selasa (28/11/2023) sekitar pukul 09.00. Sebelumnya, sejak Jumat (24/11/2023) siang, rombongan berjumlah 46 orang dan puluhan kru kapal ini bertolak dari Dermaga Madura, Pangkalan Komando Armada II, Surabaya.
Dari 46 anggota rombongan itu, sebanyak 25 di antaranya merupakan anak muda dari berbagai wilayah Indonesia yang disebut sebagai Laskar Rempah. Untuk mengikuti kegiatan ini, mereka diseleksi dari total 535 pendaftar. Adapun 21 orang lainnya terdiri atas rombongan Kemendikbudristek, peneliti, influencer, dan jurnalis.
Kedatangan rombongan yang dipimpin Komandan KRI Dewaruci Letnan Kolonel Laut (P) Sugeng Hariyanto itu disambut Wakil Bupati Kepulauan Selayar Saiful Arif, Koordinator Kelompok Kerja Diplomasi Budaya Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek Yusmawati, serta sejumlah pejabat.
”Selamat datang di Kabupaten Kepulauan Selayar yang besok (Rabu, 29/11/2023) akan memperingati hari ulang tahun ke-418,” kata Saiful Arif dalam sambutannya, Selasa.
Selama berada di Kepulauan Selayar hingga 1 Desember 2023, rombongan Muhibah Budaya Jalur Rempah akan menyusuri jejak peradaban jalur rempah di daerah yang terkenal sebagai produsen kelapa ini. Selain itu, mereka juga akan mengikuti Festival Kelapa dan Budaya Maritim Selayar yang diadakan Pemkab Kepulauan Selayar.
Selain pameran produk kelapa, seminar, serta berbagai pertunjukan dan ritual, festival juga akan menyuguhkan acara minum kelapa bersama. ”Panitia menyiapkan 4.180 butir kelapa muda untuk memecahkan rekor Muri bertepatan dengan hari jadi Selayar ke-418,” ujar Saiful.
Yusmawati mengatakan, Muhibah Budaya Jalur Rempah tahun ini merupakan kegiatan yang kedua. Tahun lalu, rombongan Muhibah Budaya Jalur Rempah berlayar ke enam titik di wilayah Indonesia timur, yaitu Surabaya, Makassar, Baubau-Buton, Ternate-Tidore, Banda, dan Kupang.
”Di Selayar, kami akan menyusuri jejak peradaban yang pernah ada dalam jalur rempah dibantu sang legenda, KRI Dewaruci, yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya nasional. Meskipun usianya sudah tua, kapal ini masih mampu melayari pulau-pulau di Indonesia. Suatu kebanggaan bagi kami,” kata Yusmawati.
Menurut Yusmawati, jalur rempah bukan sekadar rangkaian pulau-pulau yang tersebar di lautan Nusantara. Di jalur itu juga tersimpan kisah perjalanan bangsa Indonesia yang sangat penting.
Muhibah Budaya Jalur Rempah pun diharapkan bisa menghidupkan kembali semangat kebersamaan dan pertukaran budaya yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Indonesia sebagai bangsa maritim.
Di Selayar, kami akan menyusuri jejak peradaban yang pernah ada dalam jalur rempah.
Fauziah Kumalasari (25), salah satu Laskar Rempah, mengatakan, dirinya banyak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman selama empat hari berlayar di KRI Dewaruci.
”Perjalanan ini membuat saya belajar soal kesabaran. Selain itu, juga membuat saya lebih menghargai sejarah dan menghargai apa pun yang orang lakukan,” kata perempuan asal Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tersebut.