Badak Jantan Lahir Lagi di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas
Kabar gembira bagi dunia konservasi badak sumatera kembali terdengar. Seekor anak badak berjenis kelamin jantan lahir di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas, Lampung, Sabtu (25/11/2023).
Oleh
VINA OKTAVIA
·4 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Satu ekor badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) jantan lahir di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas, Lampung, Sabtu (25/11/2023). Bayi itu hasil perkawinan betina Delilah dan jantan Harapan.
”Kita bersyukur atas kelahiran kelima di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK) dan kedua di tahun 2023. Ini menegaskan komitmen Indonesia dalam konservasi badak di Indonesia,” ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar melalui keterangan resminya, Minggu (26/11/2023).
Menurut Siti, tiga di antaranya Andatu (2012), Delilah (2016), dan Sedah Mirah (2022). Selanjutnya, pada 30 September 2023, satu bayi badak betina lahir lagi.
Badak tersebut anak ketiga hasil perkawinan antara betina Ratu dan jantan Andalas. Anak dari betina Delilah dan jantan Harapan sejauh ini menjadi perkawinan terakhir.
Delilah, berumur 7 tahun, adalah anak betina Ratu dan jantan Andalas di SRS pada 2016. Adapun Harapan lahir dari pasangan Emi dan Ipuh di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat, pada 2007. Badak Harapan dirawat di SRS TN Way Kambas pada tahun 2015.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Satyawan Pudyatmoko menuturkan, badak Delilah melahirkan di luar waktu perkiraan, Sabtu sekitar pukul 04.00. Delilah melahirkan di hari kebuntingan ke-460 atau 10 hari lebih cepat dari perkiraan.
”Pada pukul 08.19, badak Delilah ditemukan sudah bersama anaknya di hutan oleh penjaga satwa SRS TNWK,” jelas Satyawan.
Menurut dia, saat ini, induk dan anak badak masih berada dalam kandang perawatan (boma). Selama ini, SRS yang dikelola Balai TNWK bersama Yayasan Badak Indonesia (Yabi), berlokasi di zona khusus TNWK.
”Tujuan utamanya menghasilkan anak badak sumatera untuk mempertahankan keberlangsungan hidup spesies badak sumatera yang kini terancam punah. Anak-anak badak sumatera hasil program pengembangbiakan di SRS TNWK ke depannya dapat dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya,” kata Satyawan.
Dihubungi secara terpisah, Koordinator Tim Dokter Hewan SRS Zulfi Arsan mengatakan, kondisi induk dan anak badak terpantau baik. Anak badak sudah dapat berdiri tegak dan berjalan.
Tak lama setelah ditemukan sudah bisa menyusu dalam posisi berdiri. Berat badan anak badak tersebut tercatat 25 kilogram.
”Alhamdulillah sehat. Anak badak sering menyusu dengan induknya dan gerakannya juga aktif,” kata Zulfi.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Yabi Jansen Manansang menambahkan, badak Delilah yang melahirkan anak pertamanya merupakan hasil dari proses perkawinan alami di SRS TNWK. Yabi terus berkomitmen membantu dan mendukung konservasi badak di Indonesia.
SRS mulai beroperasi pada 1998. Saat itu, hanya tiga badak yang dirawat di SRS, yakni Torgamba, Dusun, dan Bina. Populasinya berkurang menjadi dua setelah Dusun mati pada 2001.
Harapan untuk keberlanjutan program breeding badak di SRS kembali muncul setelah dua ekor badak betina, yakni Ratu dan Rosa ditranslokasi ke sana.
Ratu merupakan badak asli TNWK yang keluar ke permukiman warga pada 2005. Adapun Rosa adalah badak asal Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Untuk mendukung program pembiakan badak di SRS, Andalas, badak sumatera kelahiran Cincinnati Zoo, AS, dipulangkan ke Indonesia pada tahun 2007.
Di SRS, Andalas dikawinkan dengan Ratu hingga beranak Andatu yang sangat dinanti banyak pihak. Kelahiran Andatu pada 23 Juni 2012 menjadi penanda keberhasilan konservasi badak pertama di Asia setelah 124 tahun lamanya. Sebelumnya, kelahiran badak sumatera di penangkaran yang terakhir terjadi di Calcutta Zoo, India, pada 1889.
Kelahiran badak sumatera kedua di SRS terjadi pada 12 Mei 2016. Perkawinan badak Ratu dan Andalas kembali menghasilkan keturunan seekor badak betina yang diberi nama Delilah.
Andatu yang mulai dewasa lalu dikawinkan dengan Rosa. Proses perkawinan badak itu dilakukan berulang kali karena Rosa mengalami delapan kali keguguran. Rosa akhirnya hamil dan melahirkan anak pertamanya pada 24 Maret 2022. Badak betina itu diberi nama Sedah Mirah.
Kabar baik bagi dunia konservasi badak kembali terdengar ketika Ratu melahirkan anak ketiganya pada 30 September 2023. Kini, hasil perkawinan antara badak betina Delilah dan badak jantan Harapan kembali menghasilkan seekor badak jantan. Dengan kelahiran anak badak jantan tersebut, sampai November 2023, total ada sepuluh ekor badak yang dirawat di SRS.