Satu Pasien Cacar Monyet di Cirebon Diisolasi, Fasilitas Kesehatan Disiapkan
Seorang pasien kasus cacar monyet masih menjalani isolasi di RSD Gunung Jati, Kota Cirebon, Jawa Barat. Selain menggencarkan sosialisasi pencegahan, Pemkot Cirebon juga menyiapkan fasilitas kesehatan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Seorang pasien kasus cacar monyet masih menjalani isolasi di Rumah Sakit Daerah Gunung Jati, Kota Cirebon, Jawa Barat. Selain menggencarkan sosialisasi pencegahan, Pemerintah Kota Cirebon juga menyiapkan fasilitas kesehatan untuk mengantisipasi penyakit itu.
Pada Kamis (9/11/2023), Pemkot Cirebon menggelar rapat terkait dengan langkah pencegahan penularan cacar monyet. Pertemuan yang dipimpin Sekretaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi itu diikuti dinas kesehatan, dinas pendidikan, perwakilan RSD Gunung Jati, hingga sejumlah lurah.
Rapat itu menindaklanjuti temuan satu kasus positif cacar monyet. Penyakit zoonosis ini disebabkan virus Monkeypox (MPXV). Gejalanya, muncul lesi atau luka, demam, ruam, pembesaran kelenjar getah bening (limfadenopati), sakit tenggorokan, hingga nyeri pada lesi.
Kasus cacar monyet yang pertama dilaporkan di Kota Cirebon itu terjadi pada seorang laki-laki berusia 54 tahun. Ia menjalani isolasi di RSD Gunung Jati sejak Rabu (8/11). ”Kondisi (pasien) baik, tidak ada keluhan apa-apa,” ucap Kepala Bagian Pelayanan RSD Gunung Jati Toat Makruf.
Menurut Toat, pasien itu merasakan gejala cacar monyet sejak 23 Oktober 2023 atau lebih dari dua pekan lalu. Gejala itu berupa demam serta lesi dan ruam di kulit. Pada 1 November, yang bersangkutan melapor ke puskesmas. Keesokan harinya, petugas mengambil sampel swab pasien.
Pada Sabtu (4/11/2023), petugas mengirimkan sampel itu ke Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Jakarta. Kemarin, Dinkes Kota Cirebon menerima hasil tes yang menyatakan pasien itu positif cacar monyet. Petugas pun membawa pasien ke RSD Gunung Jati karena kesulitan isolasi di rumah.
Di tempat tinggal pasien terdapat tiga anggota keluarga yang rentan tertular penyakit itu. ”Masa isolasinya 21 hari dari sejak gejala awal. Kenapa baru ketemu (kasusnya)? Karena warga belum teredukasi soal penyakit ini. Kami menjalankan isolasi sesuai arahan pemerintah,” ucap Toat.
Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan RSD Gunung Jati Nurhidayat menambahkan, ruangan isolasi di rumah sakit itu terpisah dengan perawatan pasien lainnya. Rumah sakit itu menyiapkan enam tempat tidur untuk pasien cacar monyet. ”APD (alat pelindung diri) juga sudah kami siapkan,” ucapnya.
Kontak erat
Sekretaris Dinkes Kota Cirebon Trimulyaningsih mengatakan, berdasarkan penelusuran kasus, ditemukan empat anggota keluarga yang kontak erat dengan pasien tersebut. Salah satu anggota keluarga itu mengalami gejala seperti lesi berisi cairan bening. Keempat kontak erat itu juga telah menjalani pengambilan sampel swab.
Dinkes Kota Cirebon pun telah menerjunkan petugas surveilans untuk menelusuri penyebab warga tertular cacar monyet. ”Pasien tidak ada riwayat perjalanan ke luar kota, hanya di Cirebon saja. Pasien juga tidak ada indikasi perilaku seksual yang berisiko,” ucap Trimulyaningsih.
Terkait temuan satu kasus cacar monyet itu, Sekretaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi telah menginstruksikan sejumlah satuan kerja perangkat daerah dan lurah untuk menyosialisasikan pencegahan penyakit tersebut. Apalagi, penularan penyakit itu bisa melalui droplet, kontak fisik, dan hubungan seksual.
Sejumlah langkah pencegahannya adalah menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta menjalankan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker dan rajin cuci tangan. Agus mengimbau warga segera melapor ke puskesmas jika merasakan gejala penyakit itu.
Pemkot Cirebon juga segera mengumpulkan penyelenggara pelayanan kesehatan untuk menangani penyakit cacar monyet. ”Sementara ini, kami menugaskan RSD Gunung Jati menyiapkan ruang isolasi. Kami juga bisa menyiapkan rumah sakit lainnya untuk mengantisipasi kenaikan kasus,” ujar Agus.
Data Kementerian Kesehatan per 6 November 2023 menunjukkan, total kasus cacar monyet di Indonesia sebanyak 35 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 11 kasus di antaranya dinyatakan telah sembuh.
Kasus itu tersebar di DKI Jakarta dengan 28 kasus, di Bandung, Bekasi, dan Tangerang masing-masing satu kasus, serta Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan masing-masing dua kasus (Kompas.id, 7/11/2023).
Pasien tidak ada riwayat perjalanan ke luar kota, hanya di Cirebon saja. Pasien juga tidak ada indikasi perilaku seksual yang berisiko.