Seniman dari 20 Negara Meriahkan Kiram Arts Festival di Kalsel
Kiram Arts Festival di Kalimantan Selatan bakal dimeriahkan seniman dari sejumlah daerah di Indonesia dan juga seniman dari beberapa negara di dunia.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJAR, KOMPAS — Untuk pertama kalinya, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Kiram Arts Festival. Festival seni dan budaya tersebut bakal dimeriahkan seniman dari sejumlah daerah di Indonesia dan juga seniman dari beberapa negara di dunia.
Festival seni dan budaya bertajuk ”Kiram Arts Festival-Kalsel Babussalam” diselenggarakan di Bukit Kiram, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, pada 8-12 November 2023. Para seniman dari sejumlah provinsi di Indonesia dan sedikitnya dari 20 negara Asia, Eropa, hingga Afrika dipastikan hadir untuk memeriahkan festival itu.
Ketua Panitia Penyelenggaraan Kiram Arts Festival sekaligus Pendiri Teater Kita Banjarmasin Yadi Muryadi mengatakan, Kiram Arts Festival dimaknai sebagai ruang berbagai ragam seni yang lahir dan tumbuh di lingkungan masyarakat Kalimantan Selatan, khususnya yang berpadu dengan seni dari berbagai pulau di Indonesia bahkan berbagai belahan dunia.
”Para seniman dari berbagai pulau di Indonesia dan dari berbagai belahan dunia akan berkumpul bersama menampilkan pementasan seni dan memberikan kemungkinan-kemungkinan kreatif yang nyata, baik di masa kini maupun di masa mendatang,” kata Yadi di Banjarmasin, Selasa (7/11/2023).
Kiram Arts Festival menghadirkan 15 seniman nasional dari berbagai pulau di Indonesia dan banyak seniman lokal Kalimantan. Selain itu, hadir pula seniman dari 20 negara, yakni dari Malaysia, Filipina, Kamboja, Hong Kong, Jepang, Taiwan, India, Bangladesh, Thailand, Ghana, Zimbabwe, Swiss, Belanda, Maroko, Italia, Inggris, Jerman, Australia, Selandia Baru, dan Kaledonia Baru.
Sejumlah seniman nasional yang bakal hadir di antaranya Tanto Mendut (Jawa Tengah), Gang Sadewa (Yogyakarta), Cak Rina (Bali), Riyanto (Banyumas), DIMAR (Surabaya), Bongkeng Arts (Bandung), Nini Gondrong (Aceh), Syafmanefi Alamanda M.Sn (Riau), Jujuk Prabowo (Yogyakarta), Surya M (Nusa Tenggara Barat), Mugiyono (Solo), dan Irwan Siregar (Jakarta).
”Kiram Arts Festival adalah sebuah ruang perayaan kreativitas, keragaman budaya, dan ekspresi artistik yang dinamis, yang menampilkan seniman-seniman internasional, nasional, dan lokal dari seniman senior hingga seniman-seniman muda berbakat,” ujarnya.
Sebagai tuan rumah, menurut Yadi, Kalimantan Selatan juga akan menampilkan berbagai kesenian khas Kalsel, di antaranya Arum Banua Etnika, Cacatuk Musik Perkusi, Posko La Bastari, Pusaka Saijaan, Sanggar Seni Nuansa, Madihinesia, Sinar Pusaka, Ading Bastari, dan persembahan istimewa Macan Halimau.
Kiram Arts Festival adalah sebuah ruang perayaan kreativitas, keragaman budaya, dan ekspresi artistik yang dinamis, yang menampilkan seniman-seniman internasional, nasional, dan lokal dari seniman senior hingga seniman-seniman muda berbakat.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel Muhammadun mengatakan, Kiram Arts Festival merupakan festival perdana yang menampilkan pementasan seni dan memberikan ruang kreatif yang nyata bagi para seniman senior dan juga seniman-seniman muda berbakat dari sejumlah daerah dan negara di belahan dunia.
”Kiram sebagai panggung alam menawarkan sarana ekspresi unik yang memungkinkan kita menyampaikan emosi dan gagasan kompleks yang berbeda, menghubungkan kita dengan perasaan masa lalu, dan merefleksikan masa kini,” katanya.
Panggung seniman
Menurut Muhammadun, Kiram Arts Festival kali ini menyediakan panggung (platform) bagi para seniman dan penggemar seni untuk berkumpul dan merasakan beragam media artistik dalam balutan eksotisme Bukit Kiram.
”Besar harapan festival ini dapat membantu menjelaskan dunia tempat kita hidup melalui eksplorasi kreativitas, menjadi sumber inspirasi, refleksi, interaksi, dan kegembiraan,” ujarnya.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mendukung penuh pelaksanaan kegiatan akbar ini. Melalui kegiatan Kiram Arts Festival, ia berharap seni budaya Kalsel bisa terus eksis. Selain itu, kegiatan ini juga jadi kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia betapa kayanya khazanah seni budaya Kalsel sebagai Babussalam atau pintu keselamatan.
Pada hakikatnya, seni adalah kemakmuran dan kebahagiaan hidup, memiliki ekspresi yang indah tentang bagaimana mendorong setiap pencinta dan umat manusia dengan dipenuhi rasa hormat, saling menghargai kebudayaan, dan menjaga kelestarian lingkungan.
”Festival ini juga sebagai bentuk pertukaran pengetahuan seni budaya antarprovinsi hingga antarnegara. Untuk itu, kami berharap dukungan masyarakat luas agar penyelenggaraan ini bisa sukses karena ini membawa nama baik daerah dan negara,” katanya.