Tawuran di Lampung Dipicu Saling Tantang di Media Sosial, Satu Remaja Ditangkap
Tawuran yang menewaskan seorang pelajar di Bandar Lampung diduga dipicu saling tantang di media sosial. Polisi telah menangkap satu remaja yang diduga terlibat mengeroyok korban.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS – Tawuran pelajar yang menewaskan Gilang Ihsan Zikri (18), siswa SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung, Provinsi Lampung, diduga dipicu saling tantang di media sosial. Polisi telah menangkap satu remaja yang diduga terlibat pengeroyokan terhadap Gilang.
”Kami mengungkap kasus tindak pidana kekerasan terhadap anak yang baru-baru ini terjadi,” kata Kepala Bidang Humas Polda Lampung Komisaris Besar Umi Fadilah Astutik, Rabu (1/11/2023).
Satu remaja yang ditangkap itu adalah BA (15), warga Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan. Kepada polisi, BA mengaku membantu membonceng rekannya berinisial R untuk bertemu dengan korban. Saat tiba di lokasi kejadian, R memukul korban hingga terjatuh.
Selain itu, dua rekannya yang lain, yakni GS dan YS, juga membantu menganiaya korban hingga tewas. GS berperan menabrak sepeda motor korban, sementara YS membacok korban dengan celurit. Saat ini, ketiga remaja tersebut masih dalam pengejaran polisi.
Tawuran pelajar di Bandar Lampung itu terjadi pada Senin (30/10/2023) sekitar pukul 18.00 WIB. Perkelahian tersebut terjadi di sebuah lahan kosong di pinggir Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Way Dadi Baru, Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung.
Dari hasil penyelidikan, tawuran yang menewaskan Gilang itu dipicu cuitan saling tantang di media sosial. Kedua kelompok pelajar itu sepakat untuk bertemu di Jalan Soekarno-Hatta.
Tawuran itu sebelumnya disepakati hanya menggunakan tangan kosong. Namun, ternyata ada beberapa orang yang membawa senjata tajam, seperti celurit dan parang. Saat perkelahiran terjadi, korban terjatuh, lalu dikeroyok.
Akibatnya, Gilang tewas dengan sejumlah luka akibat senjata tajam di bagian punggung. Diperkirakan ada sekitar 20-30 remaja yang terlibat dalam tawuran tersebut. Saat ini, polisi masih mendata identitas para pelajar yang terlibat.
Umi menyatakan, Polda Lampung berkomitmen mengusut kasus ini dengan cepat. Selain itu, Polda Lampung juga meminta jajaran polres dan polsek untuk meningkatkan pengamanan untuk mencegah terulangnya aksi serupa.
Kepala Polsek Sukarame Komisaris Polisi Warsito menyampaikan, polisi terus melakukan penyelidikan untuk mencari para pelaku lain yang terlibat dalam aksi tawuran dan pengeroyokan terhadap Gilang. Saat ini, polisi telah meminta keterangan 12 orang yang mengetahui peristiwa itu. Polisi juga akan memeriksa 18 saksi lain dalam kasus itu.
”Ini masih terus kami dalami. Sudah ada satu orang yang didalami dan akan mengarah kepada pelaku lain. Saat ini masih dalam pengejaran,” katanya.
Polda Lampung juga meminta jajaran polres dan polsek untuk meningkatkan pengamanan untuk mencegah terulangnya aksi serupa.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung Tommy E Handarta menyampaikan, pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan polisi terkait kasus tawuran yang menewaskan Gilang. Setelah penyelidikan itu tuntas, dinas akan mengkaji apakah ada unsur kelalaian dari pihak sekolah dalam insiden tersebut.
Tommy juga mengaku belum dapat memutuskan apakah akan memberi sanksi kepada para pelajar atau pihak sekolah terkait kasus itu. Namun, dia mengaku telah menginstruksikan pihak sekolah untuk meningkatkan pembinaan kepada para siswa melalui berbagai kegiatan. Dengan mengikuti kegiatan positif di sekolah, para siswa diharapkan tidak terlibat dalam tindakan negatif, termasuk tawuran.