Pelajar SMK di Lampung Tewas, Diduga Dikeroyok Saat Tawuran
Polisi masih mengejar para pelaku dan mendalami motif penganiayaan yang menewaskan Gilang, siswa SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung, dalam tawuran antarpelajar. Tawuran tersebut diduga imbas saling ejek di media sosial.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Gilang Ihsan Zikri (18), siswa SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung, ditemukan tewas dengan sejumlah luka sabetan senjata tajam, Senin (30/10/2023) malam. Korban diduga dikeroyok oleh sejumlah pelajar saat terlibat tawuran. Hingga kini, polisi masih mengejar para pelaku dan mendalami motif penganiayaan yang menewaskan Gilang.
”Korban tewas dengan luka akibat senjata tajam pada bagian punggung. Ada beberapa luka tusuk dan bacok,” kata Kepala Polsek Sukarame Komisaris Warsito saat dikonfirmasi, Selasa (31/10/2023).
Saat ditemukan tergeletak di pinggir jalan, korban sempat dibawa ke RS Immanuel Bandar Lampung. Akan tetapi, nyawa pelajar kelas XII itu tidak tertolong. Jenazah korban dimakamkan oleh keluarga di Tempat Pemakaman Umum Sabah Balau, Kabupaten Lampung Selatan.
Menurut Warsito, polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara yang berada di sebuah lahan kosong di Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Way Dadi, Kecamatan Sukarame, Kota Bandar Lampung. Saat ini, polisi juga tengah memeriksa tiga pelajar sebagai saksi.
Dari lokasi kejadian, polisi menemukan sejumlah barang bukti berupa ikat pinggang dan topi milik korban. Namun, polisi tidak menemukan senjata tajam yang digunakan para pelaku untuk melukai korban.
Tawuran antarpelajar di Kota Bandar Lampung itu terjadi pada Senin (30/10/2023) sekitar pukul 18.00. Diperkirakan, ada sekitar 20 pelajar yang terlibat tawuran tersebut. Hingga kini, polisi masih melakukan penyelidikan terkait identitas para pelajar yang terlibat tawuran.
Bahtiar (50), ayah korban, menuturkan, Gilang pamit keluar rumah pada Senin siang. Kepada ayahnya, Gilang mengaku pergi ke rumah temannya. ”Katanya sebentar, tapi, kok, sampai jam enam sore enggak ada kabar. Nah, malamnya itu ada kabar dari Rumah Sakit Imanuel (bahwa Gilang) telah meninggal dunia,” kata Bahtiar saat ditemui di rumah duka.
Menurut Bahtiar, sebelum meninggal, anaknya sedang menjalani praktik kerja lapangan di salah satu perusahaan jaringan internet di Bandar Lampung. Selama ini, Gilang tidak pernah bercerita ada masalah dengan teman sekolah atau pelajar lain.
Bahtiar berharap polisi bisa segera menangkap pelaku yang menganiaya anaknya hingga tewas. Ia juga meminta para pelaku dihukum setimpal.
Kepala SMK BLK Bandar Lampung Riyanto mengatakan, tawuran antarpelajar di Bandar Lampung yang menewaskan Gilang terjadi di luar jam sekolah. Saat ini, sebenarnya, Gilang sedang menjalani praktik kerja lapangan di luar sekolah.
Menurut Riyanto, tawuran antarpelajar tersebut diduga terjadi akibat saling ejek di media sosial. Namun, penyebab pasti tawuran itu masih dalam penyelidikan kepolisian. Pihak sekolah juga menyerahkan penyelidikan kasus ini kepada Polsek Sukarame.
Riyanto menambahkan, pihak sekolah pernah memanggil orangtua Gilang saat anak itu terlibat perkelahian antarpemuda di Sabah Balau. Saat itu, Gilang bersedia membuat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya. Orangtua Gilang juga meminta agar anaknya tetap dibina di sekolah karena hampir lulus.
Menurut dia, kasus tawuran yang menewaskan Gilang ini dapat menjadi pembelajaran sekolah di Bandar Lampung. Ke depan, pihaknya akan berusaha untuk melakukan pembinaan agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.