Listrik Tenaga Surya untuk Warga di Enam Pulau Kecil Kepri
Warga di enam pulau kecil di Kepri dapat menikmati terang selama 24 jam berkat listrik tenaga surya.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Sepanjang 2023, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah membangun jaringan listrik tenaga surya di enam pulau kecil. Pemerintah berkomitmen memperbanyak pembangkit listrik energi bersih untuk memenuhi kebutuhan warga dan keperluan ekspor.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad, Rabu (1/11/2023), mengatakan, listrik tenaga surya di enam pulau kecil itu dibangun lewat program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL). Tujuan program itu adalah mempercepat elektrifikasi di pulau-pulau terdepan dan terluar.
Enam pulau yang telah dialiri listrik tenaga surya adalah Pulau Panjang, Geranting, dan Akar di Kota Batam, Pulau Sebong dan Nuja di Kabupaten Lingga, serta Pulau di Kabupaten Karimun. Lebih kurang ada 3.248 keluarga yang tinggal di enam pulau tersebut.
”Dengan beroperasinya PLTS diharapkan kebutuhan listrik warga di pulau-pulau kecil dapat terpenuhi. Tahun depan, kami menargetkan pembangunan jaringan listrik di 24 pulau,” kata Ansar.
Ansar berjanji semua warga di pulau-pulau kecil di Kepri nantinya bisa menikmati listrik 24 jam. Pemprov akan menggandeng perusahaan-perusahaan swasta untuk menyalurkan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) mereka dengan membangun infrastruktur listrik di pulau-pulau kecil.
Dengan beroperasinya PLTS diharapkan kebutuhan listrik warga di pulau-pulau kecil dapat terpenuhi.
Sejak 2020, Dinas Sumber Energi dan Sumber Daya Mineral Kepri telah membangun jaringan listrik di 24 pulau kecil dan terluar. Program BPBL telah membantu 11.898 keluarga di pulau-pulau kecil dapat menikmati listrik 24 jam.
Selain membangun instalasi listrik tenaga surya untuk warga di pulau-pulau kecil, pemerintah saat ini juga tengah mendorong pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Kepri untuk ekspor listrik ke Singapura. Proyek ini digarap oleh PT Marubeni Global Indonesia (MGI).
Pada 27 Oktober 2023, Managing Director PT Marubeni Global Indonesia (MGI) Tjaw Hioeng mengatakan, untuk tahap pertama pada 2024, pembangunan PLTS akan difokuskan di Pulau Galang untuk menghasilkan listrik 2,5 GW. Ekspor listrik ke Singapura ditargetkan dimulai pada 2027.
”Proyek ini dikerjakan PT MGI bekerja sama dengan perusahaan Singapura, Tuas Power. Kolaborasi dua perusahaan ini juga akan membuka peluang investasi di bidang manufaktur yang memproduksi barang pendukung industri energi terbarukan,” ujar Tjaw.
Adapun Ansar menyatakan, investasi pembangunan PLTS di 10 pulau di Batam mencapai 9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 143,5 triliun. Hal itu diharapkan akan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian daerah.