PLN Maksimalkan Pemanfaatan Energi Terbarukan untuk Pembangkit Listrik di IKN
Sistem kelistrikan di Ibu Kota Nusantara akan memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan. PLN membangun PLTS berkapasitas 50 MW.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
BADUNG, KOMPAS — PT PLN (Persero) memastikan sistem kelistrikan di kawasan Ibu Kota Nusantara atau IKN di Kalimantan Timur akan memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan dan menggunakan teknologi maju. Pemanfaatan energi terbarukan dalam pembangkit tenaga listrik di kawasan IKN juga menjadi komitmen PLN dalam mengakselerasi transisi energi sekaligus mendukung target ambisius penurunan emisi karbon dan emisi nol bersih.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN memanfaatkan potensi energi bersih dan energi terbarukan dalam menyiapkan sistem kelistrikan di kawasan IKN. Hal itu disampaikan Darmawan dalam jumpa pers seusai acara pembukaan Kongres Tenaga Air Dunia (World Hydropower Congress) 2023 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Badung, Selasa (31/10/2023). Darmawan menyatakan, komitmen PLN mendukung percepatan transisi energi ditandai dengan pembangunan pembangkit tenaga listrik surya (PLTS) berkapasitas 50 megawatt di IKN.
”Peresmian pembangunan PLTS 50 megawatt ini sebagai langkah awal membangun ekosistem kelistrikan di IKN dengan menggunakan energi bersih, yakni renewable energy,” kata Darmawan. Dia menambahkan, PLN juga menerapkan teknologi tercanggih, termasuk penggunaan sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Dalam kesempatan itu, Darmawan mengatakan, wilayah Kalimantan memiliki sumber-sumber energi terbarukan yang potensial dikembangkan sebagai sumber energi bersih. Kalimantan memiliki sumber energi terbarukan dari potensi tenaga surya dan potensi sumber daya air. Potensi sumber daya air di Kalimantan sudah masuk perencanaan sebagai potensi pembangkit tenaga listrik.
Keberadaan sumber daya air yang potensial dikelola dan dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik juga disampaikan Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat acara pembukaan Kongres Tenaga Air Dunia (World Hydropower Congress) 2023. Sebelum membuka kongres, Joko Widodo mengatakan, Indonesia memiliki lebih dari 4.000 sungai yang potensial sebagai pembangkit dan sebanyak 128 sungai di antaranya adalah sungai besar.
Presiden menyebutkan, sungai besar seperti Sungai Mamberamo di Papua diperkirakan memiliki potensi mencapai 24.000 megawatt. Begitu juga Sungai Kayan di Kalimantan Utara dinyatakan berpotensi hingga 13.000 megawatt. Potensi sumber daya air di Sungai Kayan, Kalimantan Utara, direncanakan nantinya sebagai sumber listrik untuk kawasan industri Green Industrial Park di Kalimantan.
Potensi Indonesia
Adapun Kongres Tenaga Air Dunia membahas, antara lain, pengembangan interkonektivitas kelistrikan di regional Asia Tenggara; pemanfaatan sumber daya air dengan memadukan pemanfaatan surya dan angin serta air sebagai pembangkit tenaga listrik; dan kerja sama dalam pengembangan energi bersih dalam upaya menangani dampak perubahan iklim dan sekaligus mengurangi kesenjangan antara produksi dan kebutuhan listrik.
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyatakan, Indonesia berkomitmen penuh mempercepat transisi energi melalui pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dalam skala besar. Komitmen Indonesia itu didukung potensi EBT Indonesia yang besar, yang diperkirakan mencapai 3.600 gigawatt, yang bersumber dari surya atau matahari, angin, panas bumi, arus laut dan ombak, dan bioenergi, serta tenaga air.
Percepatan transisi ke energi bersih dan hijau itu juga menjadi upaya bersama mengatasi dampak perubahan iklim dan pemanasan global. Joko Widodo mengutip pernyataan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menyatakan dunia bukan lagi mengalami global warming, melainkan sudah masuk keadaan global boiling, dengan meningkatnya suhu bumi.
Joko Widodo menyebutkan dampak global boiling akan ekstrem. Jikalau kenaikan suhu bumi terus mencapai lebih 1,5 derajat celsius, maka 14 persen populasi terancam akan terpapar gelombang panas, sekitar 210 juta orang terancam akan mengalami kekurangan air, dan sekitar 600 juta orang terancam akan mengalami malanutrisi akibat gagal panen.
Presiden Asosiasi Tenaga Air Internasional (International Hydropower Association/IHA) Malcolm Turnbull menyatakan, tenaga air sebagai sumber listrik sudah dikembangkan sejak lama. IHA berkomitmen meningkatkan kapasitas pembangkit listrik dari sumber daya air untuk mendukung target dunia menuju emisi nol bersih (net zero emissions).
Langkah itu didukung dengan pengembangan teknologi, yang lebih efisien, sehingga harga listrik dari pemanfaatan energi bersih lebih terjangkau. ”Potensi sumber daya air dipadukan dengan potensi dari surya dan dari angin,” kata Malcolm.
Dalam sambutannya menjelang pembukaan Kongres Tenaga Air Dunia (World Hydropower Congress) 2023, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menyatakan, kegiatan kongres, yang diikuti para pemangku kepentingan dan pihak pengambil kebijakan terkait pengembangan energi bersih, menjadi pertemuan penting.
Arifin mengatakan, Indonesia bersama negara-negara anggota ASEAN sudah bersepakat bekerja sama dan memperkuat kemitraan guna mendorong interkonektivitas dan keberlanjutan energi melalui pengembangan dan pemanfaatan energi bersih. Arifin juga menyatakan Indonesia berkolaborasi dan bermitra dengan IHA serta pihak-pihak lain dalam mengembangkan interkonektivitas energi sebagai upaya membangun ketahanan energi.