Dikritik soal Infrastruktur, Gubernur Lampung Dapat Doktor Kehormatan
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menerima gelar kehormatan ”doctor honoris causa” dalam ilmu ekonomi dari Universitas Lampung. Dia dianggap berkontribusi untuk petani Lampung.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menerima gelar kehormatan doctorhonoris causa dalam ilmu ekonomi dari Universitas Lampung. Sempat dikritik karena buruknya infrastruktur di Lampung, Arinal kali ini dinilai berkontribusi melalui program Kartu Petani Berjaya.
Sidang promosi pemberian gelar itu digelar di Gedung Serbaguna Universitas Lampung (Unila), Kamis (26/10/2023). Sebelumnya, Arinal menyampaikan persentasi karya ilmiah berjudul ”Program Kartu Petani Berjaya dalam Membangun Ekonomi Masyarakat Berbasis Pertanian di Lampung” di hadapan delapan dewan penguji.
Anggota dewan penguji, antara lain, Rektor Unila Lusmeilia Afriani, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila Nairobi, serta Dekan Fakultas Pertanian Unila Irwan Sukri Banuwa. Selain itu, ada Guru Besar dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila Satria Bangsawan dan Guru Besar dari Institut Pertanian Bogor Hermanto Siregar.
”Ini merupakan momen bersejarah bagi Unila memberikan penghargaan doctorhonoris causa kepada Arinal Djunaidi dari Program Doktor Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila,” kata Lusmeilia.
Menurut Lusmeilia, pemberian gelar sesuai Peraturan Menristek Dikti Nomor 6 Tahun 2015 tentang Statuta Unila dan Prosedur Pemberian Dr (HC) yang diatur dalam Peraturan Menristekdikti Nomor 65 Tahun 2016 tentang Gelar Doktor Kehormatan. Ia berharap, gelar kehormatan itu akan memacu inovasi kepala daerah membuat berbagai program untuk pembangunan daerah.
Arinal menyebut, gelar kehormatan menjadi bukti keberhasilan kolaborasi antara Pemprov Lampung, pemerintah kabupaten/kota, dan sejumlah instansi lain. ”Semua ini adalah milik semua yang ikut serta dalam perjalanan perekonomian sektor pertanian di Lampung,” kata Arinal, yang juga alumnus Fakultas Pertanian Unila.
Dalam kesempatan itu, Arinal juga menyampaikan, Unila adalah perguruan tinggi yang tepat untuk mendalami ilmu pertanian. Program Kartu Petani Berjaya (KPB) menjadi salah satu bukti pengaplikasian ilmu yang dia dapat di bangku kuliah.
Arinal menyampaikan, saat ini, ada lebih kurang 900.000 petani dalam KBP. Program ini digagasnya sejak tiga tahun lalu.
Sejauh ini, program itu berdampak. Salah satu capaiannya transaksi penebusan pupuk bersubsidi melalui elektronik senilai Rp 56,04 miliar. Selain itu, ada penyaluran kredit usaha rakyat mencapai Rp 1 triliun. Dengan program ini, petani mendapat kemudahan mengajukan kredit untuk usaha pertanian tanpa agunan.
Selain itu, program itu juga memberikan dukungan asuransi usaha hingga beasiswa untuk anak-anak petani hingga memasarkan produk pertanian. ”Petani juga mendapat informasi dan pelatihan tentang teknologi terbaru dalam pertanian, perkebunan, dan perikanan,” kata Arinal.
Ke depan, dia menyebut, Pemprov Lampung akan mempercepat sosialisasi e-KPB. Caranya dengan mendorong pemerataan internet di pelosok Lampung. Harapannya, petani bisa menggunakan aplikasi ini cukup dengan gawai.