Sepekan Langka, Harga Elpiji 3 Kg Melambung Empat Kali Lipat di Kendari
Harga elpiji 3 kg melambung empat kali lipat di Kendari. Harus ada upaya cepat tangani kelangkaan dan kenaikan harga.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Harga elpiji 3 kilogram di Kendari, Sulawesi Tenggara, melambung tinggi seiring minimnya ketersediaan dalam sepekan terakhir. Pemerintah dituntut cepat mengantisipasi karena di sejumlah lokasi harga satuannya mencapai Rp 70.000 hingga Rp 90.000.
Pedagang gorengan di Kendari, Nur (57), sampai harus mencari ke penjuru wilayah kota agar bisa mendapatkan satu tabung elpiji. Itu pun ia beli dengan harga Rp 75.000 per tabung.
”Sudah dua hari cari akhirnya dapat di wilayah Anduonohu. Mau tidak mau dibeli meski harganya tinggi,” kata Nur, Rabu (25/10/2023).
Kesulitan mendapatkan elpiji ia rasakan dalam sepekan terakhir. Di beberapa pangkalan langganannya, stok elpiji 3 kg benar-benar kosong. Pekan sebelumnya, peredaran elpiji masih bisa ditemukan tetapi harganya telah naik.
Padahal, ia sangat membutuhkan bahan bakar itu agar bisa tetap berjualan. Untuk membeli elpiji 12 kg butuh modal besar. Oleh karena itu, ibu empat anak ini berharap agar harga elpiji bisa kembali normal.
Kepala Dinas Perdagangan dan Koperasi Kendari Alda Lapae menuturkan, selama beberapa hari terakhir terjadi kenaikan harga elpiji 3 kg di wilayah Kendari. Kenaikan itu terjadi di tingkat pengecer di sejumlah lokasi.
”Berdasarkan laporan, rata-rata harganya itu Rp 70.000-an. bahkan ada yang sampai Rp 90.000 per tabung. Ini sudah jauh di atas harga eceran yang di angka Rp 20.000,” kata Alda.
Kondisi ini terjadi karena stok elpiji langka di pasar. Sejumlah pangkalan juga tidak memiliki stok selama tiga hari terakhir. Masyarakat akhirnya mencari di tingkat pengecer meski dengan harga melambung tinggi.
Hingga saat ini, pihaknya masih menurunkan tim untuk memantau di lapangan. Hal itu untuk mencari tahu secara lengkap permasalahan yang terjadi. Permasalahan itu akan dibahas pada pertemuan antarinstansi.
”Kami juga akan koordinasi dengan pihak PT Pertamina terkait kejadian ini dan sejumlah lembaga terkait. Karena kondisinya sangat sulit, warga mulai kembali ke minyak tanah dan kayu bakar,” ujarnya.
Sementara itu, Fahrougi Andriani Sumampouw, Area Manager Communication, Relation, and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak melakukan pembelian berlebihan. Sebab, Pertamina menjamin ketersediaan elpiji 3 kg di pangkalan terdekat.
”Di Sulawesi Tenggara terdapat 3 stasiun pengisian dan pengangkutan bulk elpiji (SPPBE), 2 di kota Kendari dan 1 di Kolaka. Dengan beroperasinya 1 SPPBE di Kolaka ini merupakan recovery produksi LPG 3 kg dari SPPBE sebelumnya yang terkena musibah kebakaran,” kata Fahrougi dalam rilis resminya, Selasa (24/10/2023).
Sebelumnya, pada Minggu (8/10/2023), insiden letupan api terjadi di salah satu SPBE di Kabupaten Konawe. Atas kejadian itu, Pertamina melakukan alih suplai dari SPPBE lainnya untuk memenuhi kebutuhan elpiji bagi masyarakat Kota Kendari.
Menurut Fahrougi, Pertamina juga telah melakukan monitoring secara berkala di beberapa pangkalan yang tersebar di wilayah Kota Kendari guna memastikan harga jual di pangkalan sesuai harga eceran tertinggi. Seperti diketahui, elpiji 3 kg merupakan barang subsidi yang diperuntukkan bagi konsumen rumah tangga, usaha mikro, petani sasaran, dan nelayan sehingga perlu pengawasan dari banyak pihak dalam pendistribusiannya.