Pekan Pelayanan KB Jangkau 1,6 Juta Akseptor, Jabar Terbanyak
Sebanyak 1,6 juta orang berhasil diajak menjadi akseptor keluarga berencana dalam Pekan Pelayanan Keluarga Berencana di Indonesia. Jabar menjadi provinsi dengan akseptor terbanyak.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
CIMAHI, KOMPAS — Program Pekan Pelayanan Keluarga Berencana 2023 berhasil menjangkau 1.693.520 akseptor keluarga berencana (KB) di seluruh Indonesia. Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah akseptor tertinggi dalam program ini, yakni 288.267 orang.
Pekan Pelayanan KB merupakan salah satu rangkaian kegiatan peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia yang jatuh pada 26 September 2023. Kegiatan itu mulai terlaksana dari 26 September hingga 11 Oktober 2023.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pun menggelar kegiatan puncak peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia di Kota Cimahi, Jabar, Senin (23/10/2023). Dalam acara itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo secara langsung memasang alat kontrasepsi implan kepada salah seorang ibu di Klinik Siliwangi, Cimahi.
Hasto yang ditemui seusai kegiatan tersebut mengatakan, capaian pelaksanaan Pekan Pelayanan KB telah mencapai 114,06 persen atau 1,6 juta akseptor. Capaian ini melebihi target yang hendak dicapai dalam program tersebut, yakni 1.484.747 akseptor. Akseptor merupakan warga yang mengikuti program KB melalui pemakaian alat kontrasepsi.
Dalam Pekan Pelayanan KB 2023, sebanyak 25 provinsi memiliki capaian melebihi 100 persen. Sementara itu, masih terdapat sejumlah provinsi dengan capaian di bawah 70 persen, antara lain Maluku, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Nusa Tenggara Timur.
”Strategi kami dalam program Pekan Pelayanan KB dengan melibatkan TNI, Polri, dan sejumlah pihak terkait di 82.000 desa. Minimal ada 20 akseptor di setiap desa,” ujar Hasto.
Hasto memaparkan, Pekan Pelayanan KB berperan penting untuk mengendalikan pertumbuhan anak yang seimbang. Program ini juga merupakan salah satu upaya pencegahan stunting atau tengkes, seperti yang terlaksana di Jabar.
Ia mengungkapkan, Jabar memiliki angka kehamilan tertinggi per tahun di Indonesia, yakni sekitar 800.000 ibu hamil. Namun, Jabar berhasil menurunkan angka tengkes hingga 4 persen pada 2022.
”Melalui program ini, kita dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dan edukasi bagi masyarakat. Upaya ini menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat dan cerdas serta bebas tengkes,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan TNI Angkatan Darat Mayor Jenderal Sukirman mengatakan, pihaknya telah bersinergi dengan BKKBN dalam pelaksanaan program kontrasepsi di seluruh Indonesia. Ia menyebut, TNI AD memiliki 437 klinik dan 70 rumah sakit yang telah menyiapkan layanan kontrasepsi.
”Fasilitas kesehatan TNI AD menyediakan seluruh metode KB yang ingin digunakan akseptor. Tenaga kesehatan kami juga telah mencapai target program KB yang dicanangkan BKKBN,” ucap Sukirman.
Upaya ini menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat dan cerdas serta bebas tengkes.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Jabar Siska Gerfianti mengapresiasi semua tenaga pendamping dan kader sehingga Jabar meraih prestasi capaian akseptor KB terbanyak. Hal ini menunjukkan tingginya semangat warga untuk mengakses layanan kesehatan reproduksi.
”Pencapaian ini merupakan bukti komitmen bersama dalam meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi di Jawa Barat. Diperlukan upaya sosialisasi secara kontinu karena pelayanan KB sangat penting untuk menekan angka tengkes baru,” ujarnya.