Puluhan Pelari Muda Dilatih untuk Berlomba di Borobudur Marathon
Atlet-atlet muda ikut serta dalam Boot Camp Bank Jateng Young Talent sebagai seleksi sekaligus persiapan menuju Bank Jateng Young Talent November mendatang. Para atlet muda dibekali ilmu dan keterampilan penunjang.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sebanyak 25 pelari muda dari sejumlah wilayah di Indonesia terpilih mengikuti Boot Camp Bank Jateng Young Talent di Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis-Jumat (19-20/10/2023). Kegiatan itu untuk membantu para atlet mempersiapkan diri dalam menghadapi perlombaan Bank Jateng Young Talent di Borobudur Marathon Powered by Bank Jateng 2023, bulan depan.
Bank Jateng Young Talent yang tahun ini diselenggarakan pada Minggu (19/11/2023) tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Borobudur Marathon untuk menjaring dan mengembangkan potensi para atlet muda. Kegiatan itu juga sebagai wadah regenerasi atlet lari berprestasi.
Sebelum berlomba di Bank Jateng Young Talent 2023, para atlet muda berusia 15-18 tahun tahun itu harus melalui sejumlah rangkaian seleksi. Vanya Valeria, anggota tim kreatif Borobudur Marathon, mengatakan, pada seleksi tahap pertama, 65 peserta mendaftarkan diri.
Dalam tahap itu, para peserta diminta mengirimkan sebuah video berisi tentang perkenalan diri para atlet dan pelatihnya, kekurangan dan kelebihan kelebihan atlet, proses latihan para atlet, hingga harapan atlet setelah mengikuti boot camp.
”Pada tahap pertama, ada 25 atlet yang lolos. Mereka semua berhak mengikuti boot camp. Dalam boot camp ini, mereka disaring lagi menjadi 10-15 orang untuk selanjutnya diikutkan dalam perlombaan di Borobudur Marathon, bulan depan,” kata Vanya, Kamis, di Semarang.
Selama mengikuti boot camp, para atlet dites ketahanan fisiknya. Selain itu, mereka juga diberi materi terkait strategi menjaga kesehatan tubuh dan psikologis. Para peserta juga dibekali dengan keterampilan public speaking. Sehingga, mereka bisa berkomunikasi dengan baik dan bisa menginspirasi atlet-atlet muda lain.
Pada Kamis pagi, para peserta boot camp mengikuti tes ketahanan fisik di Stadion Jatidiri, Kota Semarang. Pada sesi itu, mereka diminta menjalani dua tes yakni, lari dengan jarak 300 meter dan lari selama 15 menit atau balke test.
”Dua tes itu untuk melihat kapasitas aerobik dan anaerobik para atlet. Selain sebagai bahan pertimbangan untuk lolos ke tahap selanjutnya, hasil tes ini akan kami sampaikan kepada atlet dan pelatihnya sebagai pertimbangan dalam menyempurnakan program latihannya,” ucap Aditya Madya Pamungkas, pelatih dalam Komite Borobudur Marathon.
Menurut Aditya, lomba lari dengan jarak 10 kilometer terbilang berat bagi anak dengan usia 15-18. Untuk itu, para atlet dan pelatihnya perlu menjaga kondisi fisik dan psikologi atlet tetap prima sehingga bisa mendapatkan hasil lomba yang memuaskan dalam gelaran Bank Jateng Young Talent, November mendatang.
Muhammad Ikra (18), peserta asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, senang bisa lolos pada tahap pertama dan mengikuti boot camp. Dalam balke test, Kamis, Ikra berlari 11 putaran dan 300 meter.
”Hasil ini sangat memuaskan. Saya berharap (hasilnya) bisa membuat saya lolos ke tahap selanjutnya," ujar Ikra yang pernah menjadi peserta Bank Jateng Young Talent di Borobudur Marathon 2022.
Peserta lain, Mutiara Karani (17), juga senang bisa mengikuti boot camp. Keterampilan dan pengetahuan yang ia dapatkan dalam acara itu diharapkan bisa menjadi bekal baginya mewujudkan cita-citanya menjadi atlet berprestasi.
”Untuk mengikuti boot camp ini dan Bank Jateng Young Talent mendatang, saya menambah latihan, terutama long run atau lari jarak panjang. Selain itu, saya juga menambah intensitas lari interval dan renang,” kata atlet muda asal DI Yogyakarta tersebut.
Cedera
Selain menjaga tubuh dan mental tetap prima, para atlet juga perlu memastikan dirinya bisa terhindari dari cedera. Salah satu cara menghindari cedera adalah mengetahui batasan kemampuan diri sendiri. Jika batas kemampuan sudah diketahui, pelari bisa berlari sesuai kemampuannya, tidak melebihi kemampuannya saat latihan.
Usahakan juga mengonsumsi makanan ringan yang tinggi karbohidrat dan rendah serat satu jam atau satu setengah jam sebelum lomba.
Medical Director Borobudur Marathon Wawan Budisusilo menuturkan, kecukupan nutrisi dan hidrasi juga mesti dipastikan agar kesehatan atlet tidak terganggu, sebelum, selama, dan sesudah perlombaan.
”Sebelum perlombaan harus tidur cukup. Usahakan juga mengonsumsi makanan ringan yang tinggi karbohidrat dan rendah serat satu jam atau satu setengah jam sebelum lomba. Hindari minuman yang menyebabkan dehidrasi, seperti minuman bersoda,” tutur Wawan.
Saat ini, Indonesia sedang dilanda kemarau dengan suhu dan kelembaban udara yang tinggi. Kondisi itu disebut Wawan rawan menyebabkan dehidrasi. Untuk itu, sebelum lomba, para atlet diminta memastikan dirinya sudah minum air mineral dengan cukup.
”Pada saat lomba, setiap 15-20 menit, perlu juga minum air mineral 150-200 mililiter supaya tidak dehidrasi. Penyelenggara lomba juga perlu menyiapkan water station, sprayer, dan kompres es. Selain itu, siapkan juga tim medis yang sesuai dengan kualifikasi,” kata Wawan.
Sementara itu, Handi Wijaya (25), pelatih dari Holspec Runners, Jawa Barat, juga antusias mengikuti boot camp. Pada kegiatan itu, ia mendampingi satu atlet muda asal Bandung, Rangga Alfian. Menurut dia, hasil tes kebugaran dan materi yang ia dapatkan selama boot camp bakal dijadikan pertimbangan untuk mengembangkan program latihan anak-anak didiknya.
”Tadi ada materi terkait strategi mengembangkan kemampuan atlet. Saat cedera bagaimana, persiapan sebelum, selama, dan setelah lari itu bagaimana. Dari materi itu, kami sebagai pelatih jadi tahu strategi yang dibutuhkan saat berlomba sehingga hasil lomba bisa maksimal,” ujar Handi.