Jaring Talenta Pelari Muda lewat Bank Jateng Young Talent Program
Demi mendorong regenerasi pelari, Borobudur Marathon menginisiasi program baru bernama Bank Jateng Young Talent Program. Hendaknya inisiatif tersebut mampu memunculkan talenta-talenta baru pelari muda.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS —Demi mendorong regenerasi pelari, Borobudur Marathon menginisiasi program baru bernama Bank Jateng Young Talent Program. Hendaknya inisiatif tersebut mampu memunculkan talenta-talenta baru pelari muda, mengingat usia peserta dibatasi dari 15 tahun hingga 18 tahun. Pasalnya, mereka akan melewati proses seleksi ketat sebelum nantinya berlaga di ajang tahunan tersebut.
Hal itu terungkap dari ajang pembuka Borobudur Marathon 2022 bertajuk ”The Tour” yang digelar di Stadion Sriwedari, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (28/8/2022). Ada lebih dari 100 orang yang ikut serta dalam ajang tersebut. Mereka terdiri dari komunitas hingga klub lari di wilayah Surakarta dan sekitarnya. Sebelumnya, ajang yang sama sudah digelar di dua kota lainnya, yakni Surabaya dan Purwokerto.
”Yang penting dari Borobudur Marathon kali ini, kami membuat program young talent. Itu untuk adik-adik pelari muda yang kita coba dorong buat tampil. Berawal dari keresahan kita akan banyaknya race, tetapi sulit mencari generasi penerus pelari. Akhirnya, lahirlah program young talent ini,” kata Manajer Event Harian Kompas Aswito di sela-sela pelaksanaan kegiatan.
Pendaftaran program tersebut dilakukan melalui aplikasi Borobudur Marathon. Hingga pekan lalu, sudah ada lebih dari 90 pelari muda yang mendaftarkan diri. Dari semua yang mendaftar, nantinya akan diseleksi menjadi 30 pelari. Hanya pendaftar yang lolos sampai seleksi akhir yang kelak dipersilakan berlomba. Adapun panjang rute lombanya sejauh 10 kilometer.
Aswito menjelaskan, para pelari yang mendaftarkan diri harus memiliki pelatih. Itu menjadi salah satu persyaratan yang mesti dipenuhi. Sebab, mekanisme seleksi termasuk mempertimbangkan apakah materi perencanaan latihan benar-benar berjalan. Indikator lolos atau tidaknya seorang peserta tergantung dari kemampuan para pelari melahap menu-menu latihan yang nantinya diberikan.
”Yang nantinya berlaga adalah orang-orang yang terbaik. Training plan-nya harus benar dan disiplin. Punya atittude yang baik juga. Di sini, adik-adik pelari akan dikenalkan pentingnya perencanaan latihan. Bahwa mengikuti lomba itu tidak gampang dan sembarangan,” kata Aswito.
Proses seleksi juga memperhatikan aspek kebugaran para pelari muda. Bleep Test menjadi salah satu metode termudah yang bisa digunakan untuk mengetahui kondisi kebugaran. Caranya, seorang pelari akan lari dari satu titik ke titik lain yang berjarak 20 meter. Mereka diharuskan mencapai jarak 20 meter sebelum berbunyi suara beep. Mereka juga diminta berlari ke arah sebaliknya sebelum bunyi yang sama terdengar. Metode itu coba dikenalkan lewat The Tour yang telah digelar di tiga kota.
”Ini salah satu modal dasar. Lewat cara ini, kita bisa melihat kebugaran seseorang dari VO2max-nya atau cara mereka menggunakan oksigen secara efektif. Ini termasuk metode untuk menilai kemampuan seseorang,” kata Ketua Komisi Medis dan Anti Doping PB PASI dr Wawan Budisusilo.
Wawan menambahkan, rekor bleep test dari The Tour dipecahkan di Kota Surakarta. Ada seorang pelari muda yang bisa mencapai ke level 13 dengan balikan delapan kali. Sebelumnya, di Surabaya, paling tinggi peserta juga bisa mencapai ke level 13, tetapi angka balikannya rendah. Hanya satu atau dua kali balikan. Adapun rata-rata skor yang dicapai pelari muda baru mencapai level 5 hingga level 7 sepanjang rangkaian ajang pembuka tersebut.
Kami ingin memancing mereka untuk merencanakan latihan sebaik-baiknya. Tidak hanya yang instan-instan.
Menurut rencana, jelas Wawan, 30 nama pelari muda ditargetkan sudah dikantongi pada September. Setelahnya, ia akan memberikan program-program latihan bagi mereka. Kondisi mereka juga akan dipantau ketat selama dua bulan sampai waktunya lomba tiba. Mereka bakal diberikan edukasi mengenai berbagai hal terkait lomba, seperti nutrisi, teknik, dan optimalisasi performa.
”Kami pantau ketat persiapan mereka. Jadi, harapannya waktu lomba nanti sudah benar-benar siap. Kami ingin memancing mereka untuk merencanakan latihan sebaik-baiknya. Tidak hanya yang instan-instan,” kata Wawan.
Betmen Manurung, pelari asal Sumatera Utara, mengapresiasi dibuatnya program penjaringan pelari muda pada gelaran Borobudur Marathon. Menurut dia, tak mudah melahirkan pelari muda. Terlebih jika panggung bagi pelari muda sangat terbatas. Dengan berlomba, para pelari muda memupuk rasa percaya dirinya sehingga nanti bisa menggantikan generasi sebelumnya.
”Orang-orang muda akan semakin termotivasi, apalagi event sebesar Borobudur Marathon. Mudah-mudahan memang lahir nama-nama baru. Kan, nanti di sana bisa fight dan tambah lagi kepercayaan dirinya,” kata Betmen yang juga menjuarai Borobudur Marathon 2020.
Kepala Subdivisi Komunikasi Korporat Sekretaris Perusahaan Bank Jateng Arief Nugroho menyatakan dukungan besar yang diberikan perusahaannya bagi kemunculan atlet-atlet muda. Menurut dia, ajang semacam Borobudur Marathon semestinya punya dampak yang besar. Tidak hanya sebatas menggeliatkan wisata olahraga, tetapi juga melahirkan bibit-bibit baru pelari masa depan.