Kunjungan Mahfud MD ke Cirebon dan Sinyal Menjadi Cawapres
Teka-teki pendamping Ganjar Pranowo terjawab sudah. Meski baru diumumkan, sinyal Mahfud menjadi calon wakil presiden sudah tersiar dalam kunjungannya ke wilayah Cirebon, Jawa Barat.
Teka-teki pendamping Ganjar Pranowo, calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, terjawab sudah. Ia adalah Mahfud MD. Keduanya resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum hari ini sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dalam pemilihan presiden 2024 nanti.
Sinyal Mahfud menjadi calon wakil presiden untuk calon presiden Ganjar sudah tersiar dalam kunjungannya ke wilayah Cirebon, Jawa Barat.
Mahfud diumumkan langsung sebagai bakal cawapres Ganjar oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Rabu (18/10/2023). Ketua umum partai politik lain pengusung Ganjar dari PPP, Partai Perindo, dan Hanura turut hadir dalam acara itu.
Meski deklarasi itu terjadi setelah hampir enam bulan Ganjar menjadi bakal capres, nama Mahfud sudah kerap terdengar akan mendampingi mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut. Sinyal itu pun sudah tersiar dalam beberapa kali kunjungan Mahfud ke Cirebon dan sekitarnya.
Baca juga: Mahfud MD Jadi Bakal Cawapres, Ganjar: Mungkin, Kami Sangat Dekat
Potret kedekatan Ganjar dan Mahfud tampak saat acara pernikahan anak KH Musthofa Aqil Siroj, Pengasuh Pondok Pesantren Kiai Haji Aqil Siroj (KHAS) Kempek, Cirebon, Minggu (8/10/2023). Keakraban keduanya pun terlihat ketika mereka duduk berdampingan dan bercengkrama.
”Dekat tadi, dekat banget saya. Duduknya aja sebelahan,” ujar Ganjar. Ia juga mengatakan sudah lama berteman dengan Mahfud. Sejak tinggal di Yogyakarta, ketika menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat 2004, hingga Mahfud masuk dalam anggota kabinet Presiden Joko Widodo.
Saat ditanya kemungkinan Mahfud mendampinginya pada Pemilihan Presiden 2024 nanti, Ganjar mengatakan, ”Lah, semuanya mungkin (Mahfud jadi cawapres). Apa yang tidak mungkin? Kemarin dengan Kiai Said (Aqil Siroj) dekat banget saya. Pokoknya dekat (dengan) semua.”
Menanggapi isu menjadi bakal cawapres Ganjar, Mahfud menjawab singkat, ”Pak Ganjar teman saya sejak tahun 2004. Satu kantor terus.” Ia tidak mengatakan, ”Biar rakyat yang memutuskan” atau ”Saya tegak lurus pada keputusan partai” seperti jawaban elite biasanya.
Spanduk bergambar Mahfud dengan Ganjar pun belum terlihat di jalan protokol di Cirebon. Ini berbeda dengan spanduk bergambar Prabowo Subianto dan Erick Thohir yang tersebar di jalan. Ada juga foto Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming yang ”mejeng” di kaca belakang angkot.
Meski demikian, dukungan terhadap Mahfud untuk menjadi pemimpin nasional datang dari sejumlah ulama di Cirebon. Awal Agustus lalu, misalnya, KH Musthofa terang-terangan mendoakan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan itu sebagai pemimpin.
”Kita juga wajib mendoakan Pak Mahfud menjadi pemimpin nasional. Minimal dalam memberantas korupsi. Kalau pemimpin tingkat daerah, tidak ada perubahan nanti,” ucapnya di hadapan Mahfud di Ponpes KHAS Kempek. Namun, ia menampik doanya terkait Pilpres 2024.
Malaikat Izrail
Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan ini mengagumi Mahfud yang teguh memberantas korupsi. Sosok berani seperti beliau, katanya, termasuk jarang di negeri ini. ”Bahkan, mungkin satu-satunya. Beliau ini malaikat izrail (pencabut nyawa) koruptor,” ucapnya.
Jejak keteguhan Mahfud memberantas korupsi terekam dalam kasus Nurhayati, mantan bendahara Desa Citemu, Cirebon. Ia ditetapkan tersangka oleh Kepolisian Resor Cirebon Kota pada 30 November 2021. Aparat menudingnya ikut memperkaya eks kuwu (kepala desa) berinisial S.
Baca juga: Mahfud MD Minta Masyarakat Berani Laporkan Dugaan Korupsi
Adapun S saat itu diduga menyelewengkan anggaran desa lebih dari Rp 818 juta pada 2018-2020. Padahal, Nurhayati yang pertama kali melaporkan tindakan atasannya itu. Kasus ini pun viral di media massa serta media sosial dan menjadi perhatian publik, termasuk Mahfud.
Status tersangka Nurhayati pun dicabut setelah Mahfud memastikan perkara itu tidak dilanjutkan. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini juga meminta masyarakat agar tidak takut melaporkan kasus dugaan korupsi. Pekan lalu, Mahfud bertemu dengan Nurhayati di Kuningan.
Atas keteguhan Mahfud memberantas korupsi, KH Musthofa berdoa agar Allah SWT memberikan umur panjang kepada Mahfud. ”Bagaimana negara aman kalau (pemberantasan) korupsinya angel (tidak jelas). Kedatangan beliau (Mahfud) ke sini luar biasa baik,” ucapnya.
Menanggapi doa agar dirinya jadi pemimpin nasional, Mahfud meluruskannya. ”Doanya saya betulkan. Mudah-mudahan Indonesia mendapatkan pemimpin yang baik. Tidak harus Mahfud MD. Banyak (tokoh) di negeri ini. Pilih yang baik. Jangan fanatik ke orang,” ujarnya.
Mahfud pun menolak berbicara tentang politik. Ia justru berpesan agar masyarakat, termasuk santri, menjunjung tinggi kejujuran dan memberantas korupsi. Ia mendapatkan pelajaran tentang integritas itu semasa menjadi santri di Ponpes Al Mardliyyah, Madura, pada 1968-1969.
Kala itu, ketika pondoknya masih belum teraliri listrik, ia diajak makan satu meja dengan KH Mardliyyah. Uniknya, saat nasi di piringnya habis, sang kiai kembali menambah nasi beberapa kali. Hingga akhirnya, Mahfud kecil memohon berhenti karena perutnya terlampau kenyang.
”Kiai saya lalu bilang, kebutuhan kamu untuk makan itu cuma segitu. Enggak lebih dari itu. Lebih dari itu, kamu mau muntah. Sebab itu, nanti kalau kamu besar jangan tamak. Jangan menumpuk makanan dan harta. Bagi ke orang lainnya,” kata Mahfud mengenang soal pesan kiainya itu.
Koruptor-koruptor itu umumnya (lulusan) pendidikan tinggi, sarjana. Jumlahnya 87 persen dari sekitar 1.200 koruptor sesuai data KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Ini akan bertambah terus setiap hari. (Mahmud MD)
Oleh karena itu, Mahfud tidak ingin tamak. Ia mengaku pernah ditawari mobil hingga uang ratusan juta rupiah. Namun, ia menolaknya. ”Gaji saya itu cukup. Kalau saya dikasih mobil lagi, enggak ada garasinya. Koruptor itu mobilnya banyak, tapi dititip di mana-mana,” ujarnya.
Ia pun berpesan kepada santri dan siapa pun yang kelak menjadi calon pemimpin agar memperjuangkan kejujuran. ”Godaan itu banyak sekali. Banyak para pejuang itu kuat miskin, militan. Tetapi, begitu jadi pejabat, enggak kuat kaya. Semakin kaya, semakin korupsi,” ucapnya.
Ketika menghadiri Rapat Kerja Nasional Persatuan Guru Nahdlatul Ulama di Kabupaten Majalengka, tetangga Cirebon, Mahfud juga mengingatkan ancaman korupsi di sektor pendidikan. Menurut dia, korupsi melunturkan nilai-nilai pendidikan serta akhlak seseorang.
”Koruptor-koruptor itu umumnya (lulusan) pendidikan tinggi, sarjana. Jumlahnya 87 persen dari sekitar 1.200 koruptor sesuai data KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Ini akan bertambah terus setiap hari,” katanya. Artinya, jumlah koruptor yang sarjana tercatat sekitar 1.044 orang.
Setelah berbagai kunjungannya ke wilayah Cirebon, termasuk mendapat dukungan menjadi pemimpin nasional, kini Mahfud berstatus bakal cawapres Ganjar. Gagasan dan implementasinya terhadap pemberantasan korupsi kembali dinanti.
Baca juga: Mahfud: Pembenahan Hukum dari Aparat Selesaikan Setengah Persoalan Bangsa