Ada aspirasi dan pesan tersirat mengalir saat Ganjar Pranowo bertemu seniman, budayawan, dan akademisi di DI Yogyakarta.
Oleh
MOHAMAD FINAL DAENG
·4 menit baca
Bakal calon presiden Ganjar Pranowo bertemu dengan sejumlah seniman, budayawan, dan akademisi di rumah pribadi seniman Butet Kertaradjasa di Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (16/10/2023) malam. Dalam acara santai selama 2,5 jam itu, banyak aspirasi dan kode-kode yang terlontar terkait bakal calon wakil presiden yang akan menjadi pasangan Ganjar.
Ganjar tiba di rumah Butet pada Senin pukul 20.31 WIB. Butet menyambut di halaman bersama puluhan wartawan yang sudah tak sabar ingin meminta komentar Ganjar soal putusan Mahkamah Konstitusi yang menghebohkan publik beberapa jam sebelumnya.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Namun, pertanyaan itu masih harus disimpan. Sang tamu baru saja tiba dari perjalanan jauh. Apalagi, makan malam sudah menunggu disantap sejak pukul 19.00.
Malam itu Ganjar mengenakan jaket jin biru melapisi kaos polo putih bergaris hitam. Sambil berjalan memasuki rumah, Ganjar melihat-lihat berbagai lukisan dan instalasi seni di selasar. Rumah Butet bak “kantong semar”, tampak kecil di depan, tapi melebar dan memanjang di dalam sehingga bisa menampung banyak barang estetik itu.
Di ruang tengah, telah menunggu sejumlah seniman, budayawan, dan akademisi di Yogyakarta. Ganjar pun menyalami mereka satu per satu, diselingi candaan akrab pada orang-orang yang dikenalnya. Setelah selesai, Butet pun langsung mempersilakan semua hadirin untuk makan.
Ganjar mengambil sepiring nasi dengan lauk ikan, sayur, dan sambal ati, tak lupa kerupuk. Dia menyantap lahap hidangan itu dengan tangan sambil sesekali menanggapi obrolan dari Butet yang duduk di sebelahnya serta aktor dan sutradara Slamet Rahardjo di seberang meja.
Urusan perut selesai, obrolan pun berlanjut. Melalui mikrofon, Butet mengajak teman-teman seniman lainnya untuk duduk mendekat. Dia lalu mempersilakan Ganjar untuk menyampaikan sepatah dua patah kata terkait kunjungannya malam itu.
“Kalau saya ke sini, kangen makannya. Masakan paling wuenak kalau kita ke sini itu sambalnya. Ono pete ne (ada petainya),” ujar Ganjar singkat.
Butet lalu menyerahkan mikrofon ke pelawak dan pemain teater Susilo Nugroho alias Den Baguse Ngarso. Lelaki berambut putih itu langsung menohok dengan leluconnya bahwa dia sering dibilang orang mirip Ganjar.
“Saya beli lauk di warung, ada ibu-ibu yang bilang, ‘Pak Ganjar, Pak Ganjar’. Terus ada orang satu lagi bilang, ‘Tadi ada di TV, berarti yang di TV itu Ganjar KW (palsu) ya?' Malah jadi (Ganjar) yang asli aku toh,” ujar Susilo, yang membuat semua orang terbahak.
Selanjutnya, Susilo mulai mencoba agak filosofis. “Di Jawa itu ada istilah ilmu otak atik gatuk. Beda dengan cocokologi tapi ini. Saya melihat, kok, Presiden Indonesia semua ada kaitannya sama Jogja, ya,” ucapnya.
Harapan saya juga begitu. Sosok yang lama di Jogja, tapi juga tidak lahir di Jogja.
Teman-temannya pun langsung senyam-senyum karena menangkap maksud tersirat Susilo. Dia melanjutkan, “Sepertinya yang cocok, yang lama di Jogja, tapi tidak lahir di Jogja. Syukur-syukur istrinya juga lama di Jogja. Saya mengidentifikasi saja ini, bukan menunjuk orang,” katanya.
Kode yang kian mengerucut itu sontak disambut teriakan “Eaa” oleh hadirin. Ganjar dan istrinya, Siti Atikoh, merupakan alumnus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Tak berhenti di situ, Susilo juga menyinggung soal potensi calon pasangan Ganjar dalam pilpres nanti. “Harapan saya juga begitu. Sosok yang lama di Jogja, tapi juga tidak lahir di Jogja. Kelihatannya menurut penerawangan saya, kok, laki-laki. Arahnya dari sini, timur ini, Pak. Luar pulau, pulau kecil, dekat Bali. Sudah, langsung saja, Madura, begitu lho,” ujar Susilo yang langsung disambut tawa hadirin.
Hadirin pun kembali mafhum yang dimaksud Susilo adalah Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM. Nama Mahfud memang akhir-akhir ini santer dibicarakan sebagai kandidat calon wakil presiden mendampingi Ganjar.
Sebelum itu, aspirasi soal Mahfud agar menjadi cawapres Ganjar juga disiratkan oleh Butet. Dia merujuk pada Mahfud saat beberapa waktu lalu juga berkunjung ke rumahnya itu.
“Semoga yang seminggu lalu duduk di kursi yang sama itu (menunjuk kursi yang diduduki Ganjar) bisa mendampingi mas Ganjar,” ujar Butet, tanpa menyebut nama.
Aspirasi serupa juga datang dari Slamet Rahardjo. Bahkan, Slamet yang pertama terang-terangan menyebut nama Mahfud malam itu. “Rasaku adalah Ganjar akan sangat kuat jika ada Mahfud MD di sampingnya. Ini keinginan yang harus disampaikan, supaya bisa didoakan,” katanya.
Menanggapi aspirasi dan kode-kode tersirat itu, Ganjar hanya melempar senyum. Dia lebih sering mendengarkan daripada berbicara malam itu. Bahkan, isu cawapres ini jauh lebih mengemuka ketimbang isu yang sedang hangat hari itu, yakni putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal syarat capres-cawapres.
Saat Butet melemparkan pertanyaan terkait putusan MK, Ganjar hanya berujar singkat, “Lha wong tugas MK itu final and binding (final dan mengikat). Sudah putus, ya sudah.”
Waktu akan meninggalkan rumah Butet, Ganjar yang ditanyai wartawan menanggapi aspirasi para seniman terkait cawapres itu juga hanya menjawab diplomatis. “Ya itu aspirasi. Tunggu sampai nanti waktunya (soal cawapres) diumumkan,” ucapnya.