Puslabfor Polri Selidiki Kebakaran Smelter Nikel di Kutai Kartanegara
Korban meninggal akibat kebakaran di smelter atau pengolahan nikel di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, akan diotopsi. Korban luka bakar masih menjalani perawatan intensif.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Setelah kebakaran terjadi di pabrik pengolahan nikel PT Kalimantan Ferro Industry di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, polisi melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Selain itu, saat ini kepolisian fokus terhadap penanganan satu korban luka bakar dan satu korban meninggal.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Kalimantan Timur Komisaris Besar Yusuf Sutejo mengatakan, Pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Polri dari Surabaya sedang memeriksa tempat kejadian di PT Kalimantan Ferro Industry (KFI). Tim tersebut akan mencari tahu penyebab kebakaran yang terjadi pada 11 Oktober 2023 di area yang terbakar PT KFI.
Selagi tim tersebut bekerja, saat ini kepolisian fokus terhadap penanganan dua korban kebakaran. Korban tersebut adalah pekerja asal China, Cui Weiqiang (41), yang mengalami luka bakar sekitar 75 persen di tubuhnya. Informasi terakhir, Cui masih hidup dan dirawat intensif di Rumah Sakit AWS Syahranie, Samarinda.
Selain itu, terdapat korban meninggal, yakni Ji Ler (49), yang juga pekerja asal China. ”Korban yang meninggal dunia ini akan kami lakukan otopsi di RS Bhayangkara. Itu merupakan standar prosedur. Jika ada suatu kejadian, akan dilakukan otopsi kalau ada mayat,” kata Yusuf di Balikpapan, Jumat (13/10/2023).
Yusuf mengatakan, kepolisian juga akan berkoordinasi dengan kantor imigrasi untuk penanganan lebih lanjut korban meninggal. Keimigrasian akan berkoordinasi dengan keluarga korban untuk mengetahui keinginan keluarga apakah korban Ji Ler akan dimakamkan di Indonesia atau dikembalikan ke China, negara asalnya.
Polisi juga secara bertahap melakukan pemeriksaan saksi-saksi untuk menggali kronologi guna melengkapi data olah tempat kejadian perkara. Hal itu akan dilakukan setelah para pekerja menjalani penyembuhan trauma (trauma healing).
”Total saksi (yang sudah dimintai keterangan) sekitar empat orang. Nanti kalau sudah banyak orang (yang siap secara mental), akan banyak pemeriksaan saksi berikutnya,” katanya.
Kronologi
Dari keterangan yang dihimpun Polres Kutai Kartanegara, kebakaran terjadi pada Rabu (11/10/2023) sekitar pukul 17.30. Kejadian bermula saat empat pekerja sedang menjalankan tugas di sekitar cerobong pabrik yang berfungsi untuk mengalirkan batubara ke tungku pembakaran.
Pada 19 September 2023, Isran Noor yang saat itu masih menjabat Gubernur Kaltim meresmikan selesainya pembangunan pabrik pengolahan nikel PT KFI tahap pertama. Artinya, insiden kebakaran tempo hari terjadi kurang dari sebulan setelah diresmikan.
Beberapa saat kemudian, muncul api dari cerobong pabrik. Cui Weiqiang ingin memadamkan api tersebut dengan cara mencolok sumber api menggunakan besi.
”Pada saat itulah terjadi ledakan sehingga menyebabkan pabrik tungku batubara milik PT KFI tersebut terbakar,” kata Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Kutai Kartanegara Inspektur Satu Slamet Rijadi (Kompas, 12/10/2023).
Setelah itu, kebakaran terjadi dan tim pemadam dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kutai Kartanegara dikerahkan dengan dibantu pemadam dari perusahaan di sekitar lokasi. Api mulai padam sekitar pukul 18.30 atau satu jam setelah kejadian.
Dalam catatan Pemerintah Provinsi Kaltim, PT KFI mulai dibangun pada 22 Januari 2022 dengan investasi tahap awal tidak kurang dari Rp 5 triliun. Pabrik pengolahan nikel itu diklaim menyerap 1.700 tenaga kerja lokal dan 250 tenaga kerja asing.
Pada 19 September 2023, Isran Noor yang saat itu masih menjabat Gubernur Kaltim meresmikan selesainya pembangunan pabrik pengolahan nikel PT KFI tahap pertama. Artinya, insiden kebakaran tempo hari terjadi kurang dari sebulan setelah diresmikan.
Pada tahap pertama ini, terbangun dua line dari total 18 line pengolahan nikel yang ditargetkan terbangun di PT KFI. Pabrik itu diproyeksikan bisa memproduksi sekitar 5 juta ton nikel dengan 18 line pengolahan nikel yang berlokasi di Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sangasanga, Kutai Kartanegara.