Terseret Arus Batanghari, Satu Warga Tewas dan Dua Lainnya Hilang
Kondisi Sungai Batanghari yang semakin rusak akibat penggalian pasir dan tambang emas masif telah berulang kali membahayakan manusia. Kejadian warga tenggelam dan terseret arus di jalur timbulan pasir makin sering.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Lima warga tenggelam sewaktu mandi di Sungai Batanghari di Desa Teluk Rendah, Kecamatan Tebo Ilir, Kabupaten Tebo, Jambi, Minggu (1/10/2023) sore. Hingga pukul 19.00, dua korban ditemukan selamat, satu tewas, dan dua lainnya belum ditemukan.
Humas Kantor Basarnas Jambi M Lutfi mengatakan, musibah itu terjadi di lokasi sungai yang berpasir timbul. Dari informasi sementara yang dikumpulkan, kelima warga bernama Lasmini, Ratna, Ali, Afif, dan Sumiati.
Sekitar pukul 15.30, mereka mandi bersama-sama di Sungai Batanghari. ”Kondisi sungai itu berpasir timbul, diduga bekas area penggalian pasir atau tambang emas,” kata Lutfi.
Dari informasi warga setempat, kelima warga diduga terbawa arus sungai. Saat kejadian, para korban berteriak meminta pertolongan. Warga pun berupaya menolong.
Namun, baru dua orang yang berhasil diselamatkan, yakni Lasmini dan Ratna. Tiga orang lainnya, yakni Ali, Afif, dan Sumiati, belum ditemukan. Tak berapa lama kemudian, salah satu korban hilang ditemukan tewas.
Tim Pos SAR Bungo langsung bergerak menuju lokasi kejadian untuk membantu pencarian. Tim membawa peralatan berupa peralatan selam, perahu karet, serta peralatan evakuasi. ”Tim masih dalam perjalanan menuju desa, diperkirakan baru akan sampai menjelang malam,” kata Lutfi.
Ia menjelaskan, di lokasi warga yang tenggelam itu kondisi sungainya berpasir dan berlumpur. Arusnya sulit diprediksi. Itu diduga akibat perubahan dasar sungai yang telah rusak akibat aktivitas-aktivitas penggalian pasir dan tambang emas liar di sungai.
”Sungai jadi banyak timbulan pasir yang rentan terkikis. Kalau salah menginjak, warga rentan terpeleset masuk ke dalam arus di bawah,” ujarnya.
Lutfi melanjutkan, kejadian musibah warga tenggelam di sungai dalam kondisi berpasir timbul makin sering terjadi. Dalam tiga bulan terakhir ada setidaknya lima kali kejadian dengan jumlah korban sembilan orang.
Sebelumnya terjadi pula seorang warga tenggelam di Sungai Batanghari di Kabupaten Muaro Jambi. Korban akhirnya berhasil ditemukan dalam kedalaman hampir 10 meter di sungai itu, tetapi sudah dalam kondisi tak bernyawa.
”Ditemukan dalam kondisi dasar sungai membentuk palung karena diperkirakan bekas lokasi pengerukan pasir sungai,” tuturnya. Ia pun mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam beraktivitas di sungai.
Warga Tebo, Rusdi, membenarkan kondisi arus sungai belakangan ini semakin membahayakan warga. Itu disebabkan alurnya tak lagi alami. Dasar dan dinding sungai telah habis-habisan dikeruk untuk aktivitas penggalian pasir dan pertambangan emas.
Belum lagi pasang surutnya air sungai begitu cepat terjadi. Pada musim kemarau seperti sekarang, kondisi air sungai cenderung surut. Namun, arusnya di bawahnya terbilang keras dan membahayakan warga.
Ia berharap pemerintah daerah dapat tegas mengatur pemanfaatan sungai. Jangan sampai semakin banyak korban berjatuhan akibat kerusakan alam.