Pengiriman Sampah Kota Bandung ke Sarimukti Belum Normal
Volume sampah dari Kota Bandung yang dikirim ke TPA Sarimukti terus meningkat. Namun, jumlah sampah yang dikirim itu belum sama dengan kondisi normal karena kebakaran di TPA Sarimukti belum sepenuhnya padam.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Volume sampah dari Kota Bandung, Jawa Barat, yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, terus meningkat. Penyimpanan sampah sementara pun disiapkan untuk mengantisipasi kelebihan beban tempat pembuangan di Kota Bandung karena TPA Sarimukti belum beroperasi normal setelah dilanda kebakaran.
Pelaksana Harian Wali Kota Bandung Ema Sumarna menyebut, jumlah sampah dari kota itu yang dibuang ke TPA Sarimukti terus meningkat. Pada Sabtu (16/9/2023), total ritase truk pengangkut sampah dari Kota Bandung ke TPA Sarimukti mencapai 185 ritase. Satu ritase setara dengan sekitar 4,2 ton.
Jumlah ritase itu meningkat dibandingkan dengan sebelumnya, tetapi belum sepenuhnya normal setelah terjadinya kebakaran TPA Sarimukti. Dalam kondisi normal, total ritase truk pengangkut sampah dari Kota Bandung ke TPA Sarimukti mencapai 241 ritase.
”Ada kemajuan, tetapi belum bisa normal seperti biasa sebanyak 241 ritase. Awalnya (setelah kebakaran) itu 89 ritase, lalu naik 95 ritase, 120 ritase, dan sekarang sudah 185 ritase,” ujar Ema di Bandung, Minggu (17/9/2023).
Kebakaran di TPA Sarimukti terjadi sejak 19 Agustus 2023 dengan area terdampak seluas 16 hektar. Hingga Senin (18/9/2023) kebakaran tersebut belum sepenuhnya padam. Penanganan kebakaran itu telah dilakukan hingga hampir sebulan, tetapi petugas masih kesulitan memadamkan api sepenuhnya.
Oleh karena itu, pembatasan terhadap pengiriman sampah menuju TPA Sarimukti terus dilakukan. Selama ini, TPA tersebut digunakan untuk pembuangan sampah dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat.
Meski saat ini jumlah ritase terus meningkat, hal itu belum bisa mengatasi masalah penumpukan sampah di Kota Bandung. Apalagi, ibu kota Jabar itu menghasilkan sampah lebih dari 1.000 ton dalam sehari. Bahkan, Ema sempat menyebut produksi sampah kota ini bisa mencapai 1.400 ton per hari.
Ema memaparkan, hingga pertengahan September ini sebanyak 80 tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Bandung sudah mengalami kelebihan muatan. Adapun 20 TPS lain sedang dalam penanganan.
”Sekitar 40 TPS sisanya sudah normal. Kami juga sudah menyiapkan lahan 2 hektar sebagai tempat penyimpanan sampah sementara sembari menunggu TPA Sarimukti normal. Namun, kami berharap Sarimukti segera kembali normal sehingga lahan ini jangan sampai terpakai,” paparnya.
Setelah terjadinya kebakaran, Pemerintah Provinsi Jabar membuka 0,6 hektar lahan darurat di zona 1 TPA Sarimukti yang jauh dari titik api. Lahan tersebut digunakan untuk menampung 2.069 ritase truk sampah di wilayah Bandung Raya. Dari jumlah tersebut, Kota Bandung mendapatkan 1.140 ritase. Namun, saat ini, lahan tersebut telah penuh.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar Prima Mayaningtyas menyatakan, Pemprov Jabar telah membuka lahan darurat baru di dekat zona sebelumnya. Luas lahan tersebut mencapai 0,7 hektar dengan kapasitas hingga 5.833 ritase atau setara 23.000 ton sampah.
Ada kemajuan, tetapi belum bisa normal seperti biasa sebanyak 241 ritase.
Dari jumlah tersebut, Kota Bandung mendapatkan kuota 4.000 ritase, Kabupaten Bandung 770 ritase, Kota Cimahi 608 ritase, dan Kabupaten Bandung Barat 455 ritase. Prima pun berharap pemerintah kabupaten/kota melakukan penanganan sampah di daerah masing-masing karena TPA Sarimukti belum beroperasi penuh.
”Kuota telah kami hitung secara proporsional. Setiap daerah diharapkan memiliki solusi penanganan sampah karena lahan yang terbatas ini. Sejumlah titik di TPA Sarimukti masih mengeluarkan asap dan penanganan terus dilakukan hingga TPA itu bisa dibuka kembali,” ujarnya.