Puluhan Karyawan Perusahaan Ikan di Bitung Diduga Keracunan Gas Saat Bekerja
42 karyawan perusahaan pengolahan ikan di Bitung, Sulawesi Utara, diduga keracunan gas hingga harus dirawat di rumah sakit. Meski tak ada korban jiwa, kepolisian akan melaksanakan pemeriksaan forensik.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
BITUNG, KOMPAS — Sebanyak 42 karyawan perusahaan pengolahan ikan di Bitung, Sulawesi Utara, diduga keracunan gas hingga harus dirawat di rumah sakit. Meski tak ada korban jiwa, kepolisian akan melaksanakan pemeriksaan forensik untuk mengidentifikasi penyebabnya.
Kepala Seksi (Kasi) Hubungan Masyarakat Polres Bitung Inspektur Dua Iwan Setia Budi, Minggu (10/9/2023), dugaan keracunan gas tersebut terjadi pada Sabtu (9/9) siang di pabrik PT Samudera Ulam Nusantara di bilangan Sagerat. Sekitar pukul 11.33 Wita, para karyawan yang semuanya perempuan merasa pusing, mual, dan lemas.
Mereka segera dilarikan ke beberapa rumah sakit di Bitung, termasuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bitung serta RS Budi Mulia Bitung. ”Tetapi hari ini, semua sudah sehat, sudah bisa jalan lagi (pulang). Terakhir tadi pagi satu orang,” kata Iwan.
Kendati begitu, hingga kini Iwan belum dapat mengonfirmasikan penyebab insiden tersebut. Berbagai pemberitaan lokal menyebutkan itu diakibatkan oleh kebocoran pipa gas sehingga para karyawan menghirup gas yang diduga karbon dioksida. ”Untuk sekarang masih pemeriksaan, jadi belum bisa diutarakan,” tambah Iwan.
Sebelumnya, Kepala RSUD Bitung dr Nicolas Chally Tirayoh menyatakan ada 21 karyawan yang diterima dan ditangani di instalasi gawat darurat. Akan tetapi, ia tidak menjelaskan hasil diagnosis terhadap para pasien, apakah akibat keracunan atau bukan.
”Mungkin nanti dari pihak kepolisian yang menyimpulkan itu (penyebab gejala yang dirasakan para karyawan). Yang jelas gejala yang dirasakan 21 orang ini adalah pusing dan mual,” katanya.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Bitung Rahmat Dunggio melalui telepon mengatakan, pihaknya tidak berwenang mengawasi dan menegakkan aspek keamanan dan keselamatan kerja (K3). ”Kami fokus di hubungan industrial. Jadi, soal K3 langsung tanya ke pemprov,” ujarnya.
Kepala Disnakertrans Sulut Rahel Rotinsulu telah dihubungi untuk dimintai tanggapan, tetapi belum merespons.
Hingga Minggu malam, kepolisian masih mempersiapkan pemeriksaan forensik di pabrik. Petugas laboratorium forensik dari Manado akan bekerja sama dengan petugas dari Makassar, yang hingga pukul 19.10 Wita belum tiba.
Ipda Iwan, Kasi Humas Polres Bitung, menyatakan, kedua tim harus turun bersama-sama sehingga penyelidikan bisa terlaksana. Ia belum mengetahui tindak lanjut pascapengambilan sampel. ”Pak Wakapolda (Brigadir Jenderal Jan Leonard de Fretes) sudah meninjau lokasi tadi pagi. Nanti prosesnya di Manado atau di Makassar, kami belum tahu,” ujarnya.
Karena itu, hingga kini belum ada penetapan tersangka. Namun, pemeriksaan saksi telah dimulai. Satu per satu dari karyawan PT Samudera Ulam Nusantara yang menjadi korban berdatangan pada Minggu malam untuk dimintai keterangan. Semuanya sudah dalam keadaan sehat.
Sementara pihak perusahaan menolak memberi keterangan. Dua karyawati bagian binatu atau laundry yang turut mengantarkan kawan-kawannya untuk pemeriksaan mengatakan, mereka tidak mengetahui bagaimana insiden yang diduga kontaminasi gas itu berlangsung.
”Yang kami tahu, di halaman perusahaan tiba-tiba sudah banyak sekali orang. Ada yang pingsan, ada yang bersandar karena lemas,” kata salah satu dari karyawati yang menolak memberi tahu namanya itu.