Pj Gubernur Minta Dukungan Masyarakat untuk Memimpin
Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake meminta dukungan masyarakat dan semua pihak untuk memimpin NTT. Kerja kolaborasi dibutuhkan selama memimpin NTT. Sejumlah hasil pembangunan dilanjutkan saja.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur meminta dukungan masyarakat dan semua unsur lain untuk melanjutkan pembangunan yang ditinggalkan Viktor-Jos per 5 September 2023. Kerja kolaborasi sangat penting membangun daerah ini.
Acara Sambut Pisah Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berlangsung di Kupang, Jumat (8/9/2023). Dihadiri Penjabat (Pj) Gubernur NTT Ayodhia Kalake, mantan pasangan Gubernur NTT Viktor Laiskodat-Joseph Nae Soi, Ketua DPRD NTT BupatiEmilia Nomleni, Bupati Ende Achmat Djafar, Penjabat Wali Kota Kupang Fahrensy Funay, pimpinan Forkopimda, dan undangan.
Ayodhia mengatakan, penunjukan dirinya menjadi Pj Gubernur NTT sebagai suatu kehormatan mengemban amanah pembangunan selama satu tahun ke depan. Selama NTT dibawah kepemimpinan Viktor-Jos telah mencapai target yang tepat. Kemajuan ini harus dipertahankan dan ditingkatkan.
”Saya minta dukungan masyarakat dan semua unsur lain untuk mempertahankan dan meningkatkan pembangunan itu. Mari bekerja bersama di bidang masing-masing,” katanya.
Iamengatakan, sejak kecil ayahnya selalu bercerita tentang NTT, tentang keindahan alam serta adat istiadat dan budaya yang luar biasa sebagai destinasi pariwisata yang sangat menarik. Toleransi hidup yang tinggi di tengah keberagaman sebagai nusa tertinggi toleransi.
Ayodhia memilih slogan pembangunan 1 tahun ke depan, ”NTT maju dan sejahtera”. Sektor ekonomi, pariwisata, kesehatan, pendidikan, serta sektor lain perlu dipertahankan dan dilanjutkan. Ini, memang tidak mudah, tetapi harus dikerjakan.
Selain itu, dalam pelaksanaan Pemilu 2024, semua pihak harus mematuhi aturan-aturan yang berlaku. NTT yang terkenal dengan nusa terindah toleransi ini tetap terjaga. Tentu, ASN, TNI dan Polri pun paham soal ini sehingga tetap menjaga netralitas yang ada.
Setelah ini, saya akan kembali ke tugas lama yakni Kemenkumham. (Yoseph)
Mantan Gubernur NTT Viktor Laiskodat mengatakan, tidak mudah bekerja di lingkungan dengan tingkat pendidikan dan pemahaman penduduk beraneka ragam. Apalagi masih terkotak pada ego sektoral masing-masing lembaga, agama, suku, dan asal usul.
”Selama memimpin NTT, tentu ada kekurangan dan kelebihan. Ini bukan pembenaran diri. Tetapi tidak ada manusia yang tidak salah. Kalau tidak ada kekurangan, dia bukan manusia. Sudah banyak hal yang kami buat bagi NTT, tetapi juga masih ada kekurangan yang perlu dilanjutkan,” kata Laiskodat.
Selama 5 tahun memimpin, ASN bekerja di bawah tekanan dan tuntutan tinggi, termasuk Sekretaris Daerah. Namun, semua upaya itu demi kemajuan NTT. Apa yang kita kerjakan selama 5 tahun, semata-mata demi kebaikan masyarakat.
Ia mengatakan, Pj Gubernur NTT pasti cukup kesulitan menyesuaikan diri memimpin daerah ini. Dia bisa turun sampai level 4. Sumber daya masyarakat termasuk ASN dan pimpinan OPD belum tentu dengan mudah menerjemahkan kebijakan yang dimaksud.
Kolaborasi
Dalam keterbatasan itu, harus bekerja kolaborasi. Tidak mudah bekerja sendiri atau kelompok. Saat bekerja dalam tim akan muncul keberanian untuk mengambil keputusan. Tantangan demi tantangan akan terus menghadang. Kerja kolaborasi menjadi penting.
”Saya sebenarnya tidak mau menerima penghargaan dari presiden pada akhir masa jabatan ini. Yang bekerja menurunkan stunting itu tim. Bukan saya saja. Jadi, saya ingatkan lagi, kerja tim itu sangat penting. Ini, daerah kepulauan dengan keberagaman suku, agama, dan pulau-pulau. Tetap koordinasi dengan 21 bupati dan satu wali kota yang ada,” kata Laiskodat.
Ia menitipkan NTT kepada Pj Gubernur, Ayodhia. Meski hanya 1 tahun memimpin harus diupayakan secara maksimal. Fokus menangani satu atau dua sektor pembangunan saja. Upayakan agar birokrasi dan pelayanan publik tetap jalan. Tugasmenyukseskan Pemilu 2024 pun tidak mudah.
Laiskodat memaparkan hal-hal yang sudah dikerjakan, antara lain, usaha garam di Teluk Kupang. Peternakan sapi dan kuda, budidaya lobster di Mulut Seribu Rote Ndao, dan Waekelambu antara Manggarai Timur dan Ngada, dan pelayanan publik. ”Semua itu sudah dikerjakan, tinggal dilanjutkan,” katanya.
Demikian juga kerja sama bidang ekonomi di perbatasan R-Timor Leste. Pembangunan energi matahari di Pulau Sumba, pembangunan jembatan Palmerah antara Larantuka dan Adonara. Kabupaten Alor, Lembata dan Flores Timur punya sumber daya alam bawah laut yang luar biasa dan perlu dikembangkan.
”Ini semua tolong jaga. Kita di sini sering berpikir buruk tentang sesuatu berdasarkan agama dan suku. Agama Katolik dan Kristen Protestan sering diperdebatkan di kalangan masyarakat sehingga terkadang mengganggu pembangunan,” katanya.
Utang Rp 1 triliun lebih yang dipinjam Pemprov NTT dari PT SMI untuk membangun infrastruktur jalan. ”Utang saya Rp 1 triliun lebih, itu dipakai dengan baik, dan saya dapat hadiah dari presiden,” katanya.
Ia menyebutkan manajemen perbankan berbeda dengan mengelola perusahaan lain.Karena itu, Dirut Bank NTT tidak boleh dipanggil rapat atau pertemuan dengan DPRD. Rahasia perbankan harus dijaga.
Bank NTT sudah masuk menjadi bank devisa bersama tujuh bank daerah lain di Indonesia. Itu suatu prestasi yang luar biasa. Menjadi pemimpin yang sukses, tentu mendapat tantangan yang tidak mudah pula.
Mantan Wakil Gubernur NTT Joseph Nae Soibersama keluarga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat NTT yang telah berpartisipasi dalam pembangunan selama 5 tahun di bidang tugas masing-masing.
”Mohon maaf kalau Saya bersama Pak Viktor memiliki kekurangan-kekurangan selama memimpin. Setelah ini, Saya akan kembali ke tugas lama , yakni Kemenkumham,” katanya.