Harga Naik, Bulog Lampung Salurkan Cadangan Beras untuk Bansos dan Operasi Pasar
Pada awal September ini, lonjakan harga beras mulai terjadi di Lampung. Untuk mengendalikan harga, Bulog Lampung siap menyalurkan cadangan beras pemerintah untuk bantuan sosial dan operasi pasar.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Perum Bulog Kantor Wilayah Lampung siap menyalurkan cadangan beras pemerintah sebesar 2.000 ton per bulan untuk mengantisipasi gejolak harga beras di pasaran. Saat ini, Bulog Kanwil Lampung juga tengah menyiapkan beras untuk penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat.
Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas Kepala Perum Bulog Kanwil Lampung Nurman Susilo seusai mengikuti rapat membahas antisipasi dampak El Nino, Senin (4/9/2023), di Kantor Gubernur Lampung. Rapat tersebut dihadiri oleh kepala dinas dan instansi terkait.
”Kami sudah masuk ke 79 pasar yang ada di Lampung. Saat ini, stok yang sudah dikeluarkan sebanyak 2.000-2.200 ton per bulan,” kata Nurman.
Menurut Nurman, pada bulan ini, pemerintah juga akan menyalurkan 8.300 ton beras untuk program bantuan sosial pada masyarakat. Penyaluran bantuan akan dilakukan selama tiga bulan sehingga stok beras cadangan pemerintah yang akan dikeluarkan untuk bansos tersebut sebanyak 24.900 ton.
Jumlah penerima manfaat program bansos tersebut di Lampung sebanyak 830.000 keluarga. Setiap keluarga akan mendapat jatah 10 kg beras.
Semula, kata Nurman, penyaluran bantuan beras itu dijadwalkan pada Oktober-Desember 2023. Namun, karena saat ini harga jual beras di pasaran sudah merangkak naik, pemerintah memajukan jadwal penyaluran bansos untuk masyarakat.
”Harapan kami, dengan adanya bantuan pangan selama tiga bulan ini, bisa menurunkan permintaan ke pasar. Mudah-mudahan harga beras juga akan turun,” kata Nurman.
Dia menambahkan, saat ini, stok beras yang ada di gudang Bulog sebanyak 28.000 ton. Stok tersebut cukup untuk memenuhi cadangan beras hingga Desember 2023. Bulog Kanwil Lampung juga terus melakukan penyerapan gabah petani untuk meningkatkan cadangan beras.
Di Bandar Lampung, harga beras di pasar telah mengalami kenaikan sekitar Rp 1.000-Rp 2.000 per kilogram. Harga beras medium naik dari Rp 12.000 menjadi Rp 13.000 per kg. Sementara itu, harga beras premium naik dari Rp 13.000 menjadi Rp 15.000 per kg.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung Elvira Umi Hani menuturkan, berdasarkan pantauan tim satgas pangan, harga komoditas pangan lainnya di Lampung relatif stabil. Oleh karena itu, pemerintah daerah belum akan menggelar operasi pasar.
Menurut Elvira, pengendalian harga beras di daerah saat ini menjadi kewenangan Bulog. Sementara itu, pemerintah daerah bertugas mengendalikan harga komoditas pangan lain, seperti telur, gula, dan minyak.
Harapan kami, dengan adanya bantuan pangan selama tiga bulan ini, bisa menurunkan permintaan ke pasar. Mudah-mudahan harga beras juga akan turun.
Sebelumnya, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Lampung Kusnardi mengaku telah menginstruksikan dinas terkait untuk mengantisipasi dampak El Nino di sektor pertanian. Salah satu upaya antisipasi itu dengan mengoptimalkan irigasi tanah atau sumur bor untuk mengairi persawahan tadah hujan selama musim kemarau.
Kusnardi menjelaskan, Pemprov Lampung telah melakukan percepatan tanam seluas 1.000 hektar di 15 kabupaten/kota di Lampung sejak Juli 2023. Program percepatan tanam kembali dilakukan sejak Agustus 2023 dengan target area tanam seluas 36.000 hektar di sembilan kabupaten di Lampung.
Sembilan daerah yang menjadi sasaran percepatan tanam adalah Lampung Selatan, Lampung Timur, Tanggamus, Lampung Tengah, Tulang Bawang, Lampung Utara, Way Kanan, Mesuji, dan Pesisir Barat.
Kusnardi menambahkan, program percepatan tanam itu menggunakan bibit padi yang toleran dengan kekeringan dan tahan dari hama penyakit. Pemerintah kabupaten di Lampung juga diminta menyiapkan sarana dan prasarana yang menunjang pertanian, seperti mesin pompa air dan peralatan untuk pengendalian hama.
Dari pengamatan, hujan masih turun di sejumlah daerah di Lampung. Daerah yang masih terjadi hujan selama musim kemarau, antara lain, Lampung Timur, Tanggamus, dan Lampung Barat.
Pemerintah kabupaten di Lampung juga telah diminta untuk menyiapkan cadangan beras sebanyak 100 ton. Beras tersebut dapat disalurkan sebagai program bantuan pemerintah jika terjadi bencana di daerah.