Bus Sugeng Rahayu dan Eka Bertabrakan di Ngawi, 3 Orang Tewas dan 14 Luka
Bus Sugeng Rahayu dan Eka bertabrakan di Jalan Raya Magetan-Ngawi, Jawa Timur, Kamis (31/8/2023). Akibat kecelakaan itu, tiga orang meninggal dan 14 orang lainnya luka-luka.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
NGAWI, KOMPAS — Dua bus antarkota antarprovinsi mengalami adu banteng atau bertabrakan secara langsung di Jalan Raya Magetan-Ngawi, Jawa Timur, Kamis (31/8/2023). Akibat kecelakaan itu, sebanyak 3 orang meninggal dan 14 lainnya luka-luka.
Selain itu, akses jalan nasional di Ngawi tertutup total sekitar 8 jam. Hal itu terjadi karena proses evakuasi korban dan evakuasi kendaraan yang cukup sulit.
Tabrakan adu banteng itu terjadi antara Bus Sugeng Rahayu W 7572 UY dan Bus Eka S 7551 US. Kedua kendaraan tersebut melaju dari arah berlawanan. Bus Sugeng Rahayu dalam perjalanan dari arah Surabaya menuju Yogyakarta, sedangkan Bus Eka dalam perjalanan sebaliknya, dari Yogyakarta menuju Surabaya.
Kedua kendaraan berpenumpang umum yang sama-sama melayani rute Surabaya-Yogyakarta itu terlibat kecelakaan di Jalan Raya Magetan-Ngawi, tepatnya di Desa Tambakromo, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi. Tabrakan diperkirakan terjadi pukul 05.00.
Akibat kecelakaan itu, tiga orang meninggal, termasuk dua sopir bus tersebut. Pengemudi Bus Eka diketahui bernama Catur, warga Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Sementara itu, pengemudi Bus Sugeng Rahayu atas nama Agus Susanto (28), warga Blitar, Jatim.
Satu korban lainnya adalah seorang warga yang tengah menyeberang jalan di lokasi kejadian. Korban bernama Atik Sujiati (57) itu merupakan warga Desa Tambakromo.
Sementara itu, para korban luka masih dirawat di rumah sakit setempat. Dari 14 korban luka, tujuh korban merupakan penumpang Bus Sugeng Rahayu dan tujuh lainnya penumpang Bus Eka.
Kepala Polres Ngawi Ajun Komisaris Besar Argo Wiyono mengatakan, polisi telah mengevakuasi para korban ke Rumah Sakit Widodo, Ngawi, dan rumah sakit terdekat di Kecamatan Geneng. Korban terakhir yang dievakuasi adalah pengemudi Bus Eka karena kondisinya terjepit.
”Pada penanganan awal, polisi fokus mengevakuasi korban kecelakaan, terutama pengemudi Bus Eka yang terjepit badan kendaraan,” ujar Argo.
Argo menambahkan, proses evakuasi pengemudi bus awalnya dilakukan manual. Namun, karena kesulitan, polisi mendatangkan bantuan alat, termasuk alat berat. Setelah polisi lebih dari dua jam berupaya, pengemudi Bus Eka akhirnya berhasil dikeluarkan dari kendaraan dan langsung dibawa ke rumah sakit.
Berdasarkan informasi masyarakat, kecelakaan berawal saat pengemudi Bus Sugeng Rahayu berupaya menghindari seorang warga yang hendak menyeberang jalan. Pengemudi membanting kendaraannya ke lajur kanan sehingga menabrak Bus Eka yang melaju dari arah berlawanan.
Argo mengatakan, penyidik masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan tersebut. Penyelidikan itu dilakukan dengan memeriksa kondisi tempat kejadian kecelakaan dan memeriksa sejumlah saksi yang berada di lokasi. Selain itu, Polres Ngawi juga bekerja sama dengan Direktoral Lalu Lintas Polda Jatim untuk menggelar olah tempat kejadian perkara.
”Belum bisa menyimpulkan apakah kedua bus melaju dalam kecepatan tinggi saat kejadian berlangsung. Penyidik juga masih mendalami faktor kelalaian manusia sebagai penyebab kecelakaan,” kata Argo.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Ngawi Ajun Komisaris Achmad Fahmi Adiatma mengatakan, kecelakaan yang melibatkan dua bus itu menyebabkan seluruh lajur jalan tertutup total oleh badan kendaraan. Akibatnya, jalan nasional di Ngawi sempat tidak bisa dilalui kendaraan kecil ataupun besar.
”Seluruh kendaraan yang melintas dialihkan melalui jalan alternatif dan jalan tol. Polisi melakukan rekayasa lalu lintas di berbagai jalur alternatif,” ucap Fahmi.
Dia menambahkan, kondisi jalan di lokasi kejadian itu cukup baik. Di jalur tersebut pernah terjadi kecelakaan lalu lintas, tetapi frekuensinya tidak sering. Kecelakaan sebelumnya juga tidak terjadi dalam waktu dekat ini. Oleh karena itu, polisi mengingatkan masyarakat agar berhati-hati dan waspada saat berkendara.
Penyidik juga masih mendalami faktor kelalaian manusia sebagai penyebab kecelakaan.
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, kecelakaan bus yang melibatkan Perusahaan Otobus (PO) Sugeng Rahayu bukan kali pertama di Jawa Timur. Karena itu, menurut dia, sudah waktunya pemerintah mengevaluasi perusahaan otobus tersebut agar mereka lebih peduli tentang keselamatan dalam berlalu lintas di jalan raya.
”Perusahaan otobus juga memiliki tanggung jawab untuk menciptakan keselamatan berlalu lintas di jalan raya. Harus diusut tuntas penyebab kecelakaannya, jangan hanya menyalahkan pengemudi,” ungkap Djoko.
Djoko menambahkan, secara umum, kondisi jalan di Jalan Raya Magetan-Ngawi cukup bagus. Kondisi aspalnya mulus dan jalannya lurus. Karena itu, dia menduga kecelakaan tersebut disebabkan kesalahan manusia.